Ancaman Baru dari China yang Bikin Senator AS Ketar-ketir

Kabar Internasional

Ancaman Baru dari China yang Bikin Senator AS Ketar-ketir

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Selasa, 09 Des 2025 23:00 WIB
Ancaman Baru dari China yang Bikin Senator AS Ketar-ketir
Ilustrasi (Foto: BBC Magazine)
Jakarta -

Satu dekade lalu, sebagian besar warga Amerika Serikat hampir tidak mengenal Huawei. Kini, raksasa telekomunikasi asal China itu menjadi simbol betapa cepat Beijing dapat mendominasi teknologi strategis.

Namun, sebagaimana dilansir dari detikInet, menurut Senator Mark Warner, salah satu anggota senior Komite Intelijen Senat AS, ada perusahaan China lain yang patut diwaspadai dan berpotensi menandingi pengaruh Huawei. Perusahaan itu adalah BGI.

Warner menilai skala dan potensi dampak BGI justru lebih besar. "Jika Huawei itu besar, BGI akan jauh lebih besar," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Raksasa Genomika dengan Jejak Global

BGI dikenal sebagai salah satu perusahaan genomika terbesar di dunia. Perusahaan ini mengoperasikan laboratorium pengurutan DNA di China dan berbagai negara lain. BGI memproses data genetik untuk rumah sakit, perusahaan farmasi, hingga lembaga penelitian di puluhan negara.

ADVERTISEMENT

Perusahaan ini bermula sebagai lembaga riset bernama Beijing Genomics Institute, yang terlibat dalam proyek genom nasional China. Dalam perkembangannya, BGI berubah menjadi pemain komersial global yang menyediakan layanan pengurutan DNA, tes pralahir, pemeriksaan kanker, dan analisis genetik populasi dalam skala besar.

Melalui anak perusahaannya, BGI memiliki operasi di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Di sejumlah negara, mereka bahkan membantu membangun basis data genetik nasional serta sistem pengujian selama pandemi.

Menurut pejabat intelijen AS, jangkauan global tersebut memberikan BGI akses terhadap salah satu koleksi data genetik terbesar di dunia. Data genetik, dalam skala besar, dianggap sebagai aset strategis karena dapat mengungkap asal-usul leluhur, ciri fisik, risiko kesehatan, hingga hubungan kekerabatan. Jika dikombinasikan dengan kecerdasan buatan, data tersebut berpotensi digunakan untuk pengawasan, pelacakan, maupun penelitian biologis jangka panjang.

Warner mendesak agar perhatian terhadap BGI ditingkatkan. "Mereka menyedot data DNA. Tingkat eksperimen pada manusia dan pencurian kekayaan intelektual ini, kita semua harus mengkhawatirkannya," ujarnya.

Penyelidik Kongres sebelumnya juga memperingatkan adanya hubungan erat BGI dengan Partai Komunis China dan institusi militer.

Kekhawatiran soal 'Tentara Super'

Salah satu ketakutan terbesar yang muncul terkait aktivitas genomika China adalah kemungkinan pengembangan prajurit yang ditingkatkan secara genetik. Pejabat AS mengklaim China telah mengeksplorasi bioteknologi militer dan peningkatan kinerja manusia. "Itu mengerikan," kata Warner.

Sebagai mantan eksekutif di sektor telekomunikasi, Warner mengingatkan bahwa apa yang dilakukan Huawei, menciptakan produk berkualitas dengan harga lebih murah sebelum para pesaing Barat siap, seharusnya menjadi peringatan. Menurut Warner, pola tersebut terlihat kembali pada BGI, dan membuatnya semakin waspada.

Huawei dimasukkan ke daftar hitam perdagangan AS pada 2019 karena isu keamanan nasional, yang mencegah perusahaan Amerika menjual teknologi tertentu kepada Huawei. Pembatasan terhadap akses chip untuk Huawei pun makin ketat dalam beberapa tahun terakhir. Meski demikian, teknologi asal China tetap mendominasi infrastruktur 5G di banyak negara.

Melihat pengalaman serupa, lembaga Foundation for Defense of Democracies pada awal tahun ini menyerukan agar pembuat undang-undang dari kedua partai membatasi akses BGI ke institusi AS. Warner menambahkan bahwa aparat intelijen AS masih bergerak terlalu lambat dalam memahami ancaman bioteknologi.

Artikel ini sudah tayang di detikInet




(fyk/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads