Jejak Iklim Kutub Ungkap Pemicu Tersembunyi Wabah Black Death

Kabar Internasional

Jejak Iklim Kutub Ungkap Pemicu Tersembunyi Wabah Black Death

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Jumat, 05 Des 2025 22:30 WIB
Jejak Iklim Kutub Ungkap Pemicu Tersembunyi Wabah Black Death
Wabah Hitam: Ilmuwan ungkap asal muasal Black Death dari potongan gigi (Foto: BBC Magazine)
Jakarta -

Jejak perubahan iklim yang terekam di kawasan kutub kembali membuka jendela sejarah. Sebuah studi terbaru mengungkap bagaimana dinamika iklim pada abad pertengahan memicu salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah manusia, yakni Black Death.

Temuan ini semakin menyoroti betapa terhubungnya dunia pada masa itu dan bagaimana globalisasi awal justru membawa konsekuensi besar.

Dalam penelitian tersebut, sebagaimana dilansir dari detikInet, para ilmuwan menelusuri lapisan es di Antartika untuk melihat perubahan lingkungan yang terjadi pada masa sebelum wabah menyebar. Mereka menemukan bukti bahwa negara-kota di Italia, yang tengah berkembang pesat, membangun jaringan perdagangan jarak jauh melintasi Mediterania hingga Laut Hitam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rantai distribusi pangan yang efisien membuat mereka mampu mencegah kelaparan. Namun, mekanisme perdagangan yang aktif itu pada akhirnya membuka jalan bagi ancaman lain.

ADVERTISEMENT

"Negara-kota Italia yang kuat ini membangun rute perdagangan jarak jauh melintasi Mediterania dan Laut Hitam, yang memungkinkan mereka mengaktifkan sistem sangat efisien untuk mencegah kelaparan. Namun akhirnya, hal ini secara tidak sengaja justru memicu bencana jauh lebih besar," kata Dr. Bauch.

Temuan tersebut juga diperkuat Profesor Ulf Buentgen dari Departemen Geografi Universitas Cambridge. Ia menilai berbagai faktor yang berpadu mulai dari iklim, pertanian, dinamika sosial, hingga aktivitas ekonomi-menciptakan situasi rapuh yang mendorong lahirnya wabah Black Death. Kombinasi faktor inilah yang ia sebut sebagai "badai sempurna".

"Meski kebetulan faktor-faktor yang berkontribusi pada Black Death tampak langka, probabilitas munculnya penyakit zoonosis akibat perubahan iklim dan berubah menjadi pandemi kemungkinan akan meningkat di dunia yang terglobalisasi. Ini sangat relevan mengingat pengalaman kita baru-baru ini dengan Covid-19," katanya.

Artikel ini sudah tayang di detikInet




(fyk/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads