Langit malam pada Kamis 4 Desember 2025 berpotensi berbeda. Fenomena Purnama Perige atau Supermoon diprediksi membuat Bulan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang dibandingkan purnama biasanya.
Menurut Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Supermoon terjadi ketika fase Bulan Purnama bertepatan dengan posisi terdekat Bulan terhadap Bumi (perigee) dalam orbit elipsnya. Pada momen ini, Bulan berada sekitar 357.219 kilometer dari permukaan Bumi.
"Hari ini 4 Desember 2025 bulan berjarak sekitar 357,219 km dari Bumi. Purnama Perige, atau Supermoon, terjadi ketika Bulan berada pada posisi terdekat dengan Bumi (Perige) yang bertepatan dengan sekitar fase Bulan Purnama," demikian penjelasan BMKG dalam rilis pengamatannya.
Fenomena Supermoon juga berpengaruh pada dinamika lautan. Tarikan gravitasi Bulan yang lebih besar saat perigee dapat memicu pasang air laut sedikit lebih tinggi dan surut lebih rendah dibandingkan kondisi normal.
"Fenomena ini juga bisa membuat air pasang lebih tinggi dan air surut lebih rendah dari biasanya,".
BMKG Lakukan Pengamatan Langsung
Pengamatan Supermoon dilakukan BMKG Bandung, Kamis (4/12), pukul 18.30-20.00 WIB di rooftop kantor Stasiun Geofisika Bandung. Pengamatan memanfaatkan teleskop terkomputerisasi dengan detektor cahaya yang otomatis mengikuti pergerakan Bulan.
Data visual yang ditangkap perangkat langsung dikirim ke pusat data BMKG dan disebarkan secara daring untuk keperluan observasi publik.BMKG memprakirakan kondisi cuaca di wilayah Sukajadi, Kota Bandung pada rentang waktu pengamatan berada pada status berawan dengan hujan ringan. Jika langit cukup cerah, fenomena langit ini dapat dinikmati tanpa teleskop, cukup menengadah ke arah timur ketika Bulan mulai meninggi.
Meski kerap dianggap sekadar tontonan langit, Supermoon menjadi sarana edukasi publik untuk mengenal mekanisme kerja alam semesta. BMKG menyebut fenomena ini sebagai bagian dari pelayanan informasi ilmah sesuai amanat UU No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
(yum/yum)