Suasana khidmat menyelimuti Aula Ditlantas Polda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung. Ratusan anggota polisi, organisasi masyarakat (ormas), mahasiswa, dan lainnya berdoa khusyuk untuk mendoakan saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana banjir bandang di Aceh, Sumatra Barat, serta Sumatra Utara.
Para pemuka dari berbagai agama di Indonesia turut memanjatkan doa. Agama Islam diwakili Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Barat (FKUB Jabar) Rafani Akhyar; Agama Kristen diwakili Pdt Paulus Wijono dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doa Agama Katolik dipimpin oleh Pastor RP Yohanes Surono, OSC; Agama Hindu oleh Pandita I Gusti Made Arya; Agama Buddha oleh Pandita Satirman; serta Konghucu oleh Js Sukotjo Sostro Negoro.
Dalam sambutannya, Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan mengatakan, di tengah duka yang dirasakan saudara-saudara kita di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara, ia mengajak seluruh pihak untuk memanjatkan doa, memohon pertolongan dan kekuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Segala yang terjadi di dunia ini adalah bagian dari kehendak dan kebijaksanaan yang sering kali tidak mampu kita pahami sepenuhnya. Kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang lemah. Dengan segala kecanggihan teknologi, ilmu, dan kemampuan yang kita banggakan, pada akhirnya kita tetap tidak berdaya ketika berhadapan dengan kekuatan alam ciptaan-Nya," kata Rudi, Kamis (4/12/2025).
Menurut Rudi, bencana yang menimpa saudara-saudara kita mengingatkan bahwa manusia tidak memiliki kuasa apa-apa tanpa pertolongan Tuhan. Namun justru dalam kelemahan itulah kita menemukan makna persaudaraan.
"Ketika manusia sadar bahwa ia kecil, maka ia semakin dekat kepada Sang Pencipta, dan semakin dekat kepada sesamanya. Hadirin sekalian yang saya banggakan, dalam setiap cobaan, kita memiliki satu kekuatan yang tidak pernah padam," ujar Rudi.
"Doa adalah senjata orang beriman, cahaya dalam gelapnya duka, dan jembatan antara kelemahan manusia dan kekuatan Tuhan. Melalui doa lintas agama ini, kita bukan hanya memohon, tetapi juga meneguhkan bahwa kita merendahkan hati di hadapan Tuhan Yang Mahakuasa, sambil meninggikan semangat untuk saling membantu sesama manusia," tambahnya.
Rudi menyebut, doa dapat menyatukan, meneguhkan bangsa, dan memberikan ketenangan meski badai kehidupan menerpa. "Mari kita doakan korban bencana agar mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan. Mari kita doakan keluarga yang ditinggalkan agar diberi kekuatan, ketabahan, dan harapan untuk bangkit," ucap Rudi.
Rudi juga mengajak para hadirin untuk mendoakan para petugas, relawan, serta seluruh unsur pemerintah yang sedang bekerja keras, agar selalu diberi perlindungan dan pertolongan. Ia juga memohon keselamatan untuk bangsa dan negara Indonesia, agar selalu berada dalam naungan Tuhan, dijauhkan dari marabahaya, serta dipersatukan oleh kasih sayang dan persaudaraan.
"Semoga pertemuan pagi ini menjadi pengingat bahwa kita hanyalah hamba yang lemah. Namun, akan menjadi kuat bila bersatu dan memohon pada Yang Mahaperkasa. Semoga doa kita hari ini menjadi cahaya yang menerangi jalan bangsa dan menjadi penyejuk bagi saudara-saudara kita yang sedang berduka," pungkasnya.
(wip/sud)










































