Bangunan lawas itu kini bersolek. Ikon Jawa Barat yang selama ini lekat dengan ornamen tusuk sate di puncaknya, kini menawarkan pesona baru di bagian muka.
Deretan gapura putih bersih yang menjulang dengan struktur menyerupai candi, kini menyambut siapa saja yang melintas atau berkunjung ke kantor Gubernur Jawa Barat tersebut.
Renovasi yang hampir rampung ini mengubah drastis tampilan depan Gedung Sate. Pantauan pada Rabu (26/11/2025), gapura-gapura tersebut berdiri gagah di sisi kiri dan kanan pintu utama. Susunan bata putih yang bertingkat dan meruncing ke atas memberikan nuansa sakral namun modern.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadirannya semakin mencolok karena kontras yang elegan, putihnya gapura berpadu dengan pagar hitam bergaya kolonial yang memagari area depan. Tak hanya di gerbang utama, sentuhan "wajah baru" ini juga diterapkan di seluruh akses masuk kawasan tersebut, menciptakan focal point visual yang segar di tengah hiruk pikuk Kota Bandung.
Pesona anyar ini tak luput dari pandangan wisatawan. Zarah Salsabila Putri, pelancong asal Bogor, mengaku terkesan saat pertama kali menjejakkan kaki di sana. Baginya, gapura baru itu bukan sekadar pagar, melainkan ornamen yang menyatu harmonis dengan kemegahan gedung di belakangnya.
"Lagi liburan ke Bandung, main ke Gedung Sate lihat-lihat, ini baru pertama kali ke sini. Sudah tahu kalau ini baru direnovasi, tadi dikasih tahu teman. Tambah cantik, putih bersih bentuknya seperti candi, cocok sih," ucap Zarah saat berbincang dengan detikJabar.
Wajah Baru Gedung Sate Bandung Foto: Bima Bagaskara/detikJabar |
Kesan serupa dirasakan Nazwa Asyifa. Wisatawan asal Sulawesi ini tak henti memuji estetika gerbang tersebut yang menurutnya sangat memanjakan mata.
"Lihat gedung sate cantik ini baru pertama kali. Melihatnya bagus sih, warnanya cocok, estetik," ungkap Nazwa.
Di balik keindahannya, renovasi yang menelan anggaran APBD Perubahan 2025 sekitar Rp3,9 miliar ini memiliki alasan mendasar. Bukan sekadar mempercantik, namun juga memperbaiki sisa-sisa kerusakan akibat dinamika sosial yang kerap terjadi di depan gedung pemerintahan tersebut.
Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Jawa Barat, Mas Adi Komar menjelaskan bahwa kondisi pagar sebelumnya kerap menjadi sasaran saat aksi unjuk rasa berlangsung. Perbaikan yang selama ini dilakukan hanya bersifat sementara.
"Beberapa kali kemarin ada aktivitas unjuk rasa yang memang saat itu berlangsung berdampak pada infrastruktur pagar, jadi ada yang perlu diperkuat kembali dan sementara ini kita masih tambal sulam perbaikannya, tidak menyeluruh," tutur Mas Adi menjelaskan latar belakang renovasi.
Lebih jauh, Mas Adi menekankan bahwa revitalisasi ini adalah upaya mempertegas identitas. Gedung Sate sebagai simbol Jawa Barat membutuhkan representasi visual yang kuat dan berkarakter.
"Memang secara umum kota pemerintah terus berbenah kaitan dengan lingkungan dan sarana prasarana di Gedung Sate karena sebagai ikon Jawa Barat dan perlu representasi visual yang lebih kuat terkait kekhasan Jawa Barat," ujarnya.
Kini, dengan gapura yang telah direncanakan matang dalam revitalisasi arena muka tersebut, Gedung Sate tak hanya sekadar kantor pemerintahan, melainkan destinasi yang semakin memikat untuk dipandang.
"Jadi kantor gubernur ikon Jawa Barat perlu memiliki representasi visual yang lebih kuat sebagai identitas kekhasan Jawa Barat," pungkasnya.
(sya/dir)












































