Muncul Kasus HIV Pelajar di Pangandaran, Penggunaan Medsos Disorot

Muncul Kasus HIV Pelajar di Pangandaran, Penggunaan Medsos Disorot

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Senin, 24 Nov 2025 17:00 WIB
Ilustrasi HIV
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/InspirationGP)
Pangandaran -

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran menyatakan kesiagaan setelah menerima laporan adanya seorang siswa yang terjangkit HIV/AIDS. Temuan tersebut menimbulkan kekhawatiran di lingkungan pendidikan, terlebih kasus itu dikaitkan dengan perilaku menyimpang laki suka laki (LSL).

Sebagai langkah antisipasi, Disdikpora mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam memberikan pemahaman dan pendampingan kepada anak-anak. Selain itu, mereka juga menekankan perlunya kewaspadaan terhadap perilaku LSL dan LGBT di lingkungan pelajar.

"Kami tentunya ingin mengantisipasi hal ini dan siap memerangi, manakala benar terjadi ada kasus itu," ucap Kadisdikpora Pangandaran Soleh Supriadi, Senin (24/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soleh menambahkan, generasi muda Pangandaran tidak boleh sampai terbawa arus menuju hal-hal negatif. Untuk itu, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi terkait di Kabupaten Pangandaran.

ADVERTISEMENT

"Kita juga perintahkan kepada semua stakeholder yang berada di pendidikan baik kepala sekolah ataupun pejabat," ujarnya.

Ia juga meminta agar sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terus diperkuat, terutama terkait fenomena LSL dan LGBT. Menurutnya, orang tua perlu lebih cermat memperhatikan paparan konten yang dikonsumsi anak-anak.

"Nanti ke depan fenomena hal tersebut tidak terjadi kepada pelajar di Kabupaten Pangandaran," ucapnya.

"Saya harap masyarakat khususnya orang tua siswa atau pelajar, mari kita bersama-sama untuk menjaga, membimbing, juga mengedukasi anak-anak kita," sambungnya.

Soleh menjelaskan bahwa terbatasnya waktu interaksi antara orang tua dan anak menjadi tantangan tersendiri, sehingga perlu kerja sama untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di lingkungan pelajar. Perhatian khusus juga perlu diberikan pada penggunaan media sosial.

Di era digital, katanya, peserta didik dituntut untuk memahami teknologi informasi dan komunikasi. Namun, pengawasan dari orang tua dan masyarakat tetap sangat diperlukan.

"Tapi, sisi lain ITE juga ada hal yang harus adanya pengawasan ketat dari orang tua dan masyarakat pada umumnya. Agar, penggunaan Medsos di kalangan pelajar itu bisa bijak dan ada batas-batasnya," katanya.

Ia menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai stakeholder seperti MKKS, Korwil, K3S, PGRI, puskesmas, dan lembaga lainnya untuk memperkuat upaya pencegahan perilaku yang dikhawatirkan tersebut.

"Agar, ke depan ada langkah nyata di masing-masing kecamatan, kolaborasi antara Dinkes dan Disdik serta stakeholder yang ada di kecamatan untuk bisa mengedukasi di setiap sekolah-sekolah khususnya SMP untuk mengantisipasi hal tersebut," ungkapnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads