Pemkab Karawang terus berupaya mengatasi banjir yang terjadi setiap tahunnya. Bahkan upayan penanganan bencana musiman itu, mendapat dukungan dari semua pihak.
Wakil Bupati Karawang Maslani menuturkan, pihaknya mengapresiasi dukungan pemerintah pusat dan DPR RI, terkait penanganan banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang yang biasanya rutin terjadi.
"Kawasan Karangligar yang berada pada jalur strategis Sungai Citarum membutuhkan penanganan terpadu agar aman dari banjir, saya sangat mengapresiasi pemerintah pusat dan DPR RI, yang sudah mau membantu kami untuk menangani banjir di sini," kata Maslani, saat diwawancara detikJabar, Jumat (21/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berkomitmen, menyelesaikan pembebasan lahan sebagai bagian tugas dari Pemkab Karawang, agar proyek berjalan sesuai target. "Kami bagian untuk membebaskan lahan, dan ini kami komitmen agar segera dilakukan dan berjalan lancar supaya proyeknya sesuai target," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Asep Aang Rahmatullah menjelaskan, banjir di Karangligar terjadi karena beragam faktor, mulai dari penurunan muka tanah (land subsidence) hingga 2 meter sejak 2007-2015.
"Selain penurunan tanah, kapasitas Sungai Cibeet yang menyusut, serta alih fungsi lahan di hulu juga meningkatkan debit sungai. Ketika muka air Sungai Cibeet naik, air balik (backwater) masuk ke pemukiman warga," kata Aang.
Aang juga menjelaskan, pada bulan Maret 2025 tercatat 160 hektare sawah terendam dan hampir 1.700 rumah terdampak. Untuk mengatasi persoalan itu, BBWS akan membangun dua pintu air dan rumah pompa di titik-titik yang selama ini menjadi jalur masuk aliran balik Sungai Cibeet.
"Normalisasi dan penanggulangan dilakukan pada saluran pembuang Cidawolong dan Kedunghurang agar air dapat mengalir secara gravitasi saat curah hujan normal. Namun ketika hujan terjadi secara merata di hulu dan muka air Cibeet meningkat, pintu air akan ditutup dan seluruh genangan dialirkan dengan pompa, Sistem ini ditargetkan mampu mereduksi genangan air secara signifikan," ujarnya.
Aang mengungkap, Kementerian PU sudah menganggarkan puluhan miliar Rupiah, sejak bulan Juli. "Saluran Cidawolong dikontrak pada 10 Juli 2025 dengan nilai Rp 55,4 miliar, anggaran itu mencakup normalisasi sepanjang 1,8 kilometer, tanggul 2,7 kilometer, dan kebutuhan lahan 1,96 hektare, serta rumah pompa berkapasitas 6 meter per detik dengan kebutuhan lahan 0,87 hektare," paparnya.
Untuk saluran pembuang di Kadunghurang, Aang menceritakan, Kementerian PU telah menganggarkan Rp 44,7 miliar, untuk normalisasi sepanjang 4,67 kilometer dengan kebutuhan lahan 1,23 hektare, pembuatan tanggul 240 kilometer, dengan kebutuhan lahan 12.000 meter, serta rumah pompa berkapasitas lima meter per detik dengan kebutuhan lahan 66.000 meter.
"Proyek itu mulai dikerjakan dalam dua tahun anggaran 2025 hingga 2026, dan ditargetkan beroperasi penuh pada Juli-Agustus 2026. Tahun depan Kementerian PU akan menyelesaikan pemasangan pintu dan pompa sehingga bisa beroperasi dan ditargetkan pertengahan tahun 2026 sudah berfungsi," ucap Aang.
Atas upaya itu, Aang berharap wilayah yang sudah mengalami banjir selama hampir 20 tahun, merendam 160 hektare lahan sawah ini bisa segera tertangani dengan baik dan bebas banjir permanen.
"Karangligar kurang lebih 20 tahun tergenang banjir, 160 hektare sawah dan pemukiman tergenang. Kondisi inj tidak hanya merugikan warga, tetapi juga mengancam ketahanan pangan nasional, semoga segera diselesaikan secara permanen," pungkasnya.
(mso/mso)











































