Ketua Fraksi PPP DPRD Jawa Barat Zaini Sofhari menyayangkan statmen Kadiskomonfo Jabar Mas Adi Komar terkait diksi candi bentar untuk gapura Gedung Sate yang saat ini sedang direvitalisasi Pemprov Jabar.
"Saya mau komentar terkait dengan diksi, namanya Candi Bentar yang dilontarkan Ade Komar Kepala Diskominfo, yang disebut Candi Bentar itu adalah nama sansekerta, artinya terbelah, ketika sudah terbelah kiri-kanannya akan lurus, artinya gerbang yang suci dan tidak, di luar dan di dalam," kata Zaini kepada awak media, Jumat (21/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zaini mencontohkan, seperti di Cirebon bentuk candi bentar itu memisah, sementara yang di Gedung Sate tidak.
"Di pintu masuk Gedung Sate itu kan bentuknya utuh, candi. Tapi tidak dibelah, sehingga itu bukan candi bentar namanya, dari diksi saja sudah tidak pas menempatkan nama candi bentar itu," kritik Zaini.
Zaini sebut, jika bentuk bangunan Gedung Sate mengusung bentuk artdeco, seperti bangunan gedung bersejarah lainnya yang ada di Kota Bandung.
"Di filosofis historis itu kan cagar budaya yang memiliki kekuatan luar bisa, bangunan pertama di Bandung 1900, harus senada dan seirama, benteng pagar hadir di lingkungan pemerintaha Kota Bandung, jangan asal comot, tapi harus bernafaskan bangunan utamanya, sehingga memadu," jelas Zaini.
Zaini menyebut, bangunan bersejarah di Kota Bandung khususnya yang dibuat Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker seperti Gereja Katedral, masjid di Jalan Cipaganti, Isola UPI, Majestic, hingga Gedung Merdeka temanya artdeco.
Selain itu, Zaini bandingkan dana revitalisasi gapura Gedung Sate yang mencapai Rp3,9 miliar dan beasiswa santri di Jabar Rp5,1 miliar.
"Mari kita bandingkan Rp3,9 miliar, hanya berselisih Rp1,2 miliar (dari Rp5,1 miliar) dengan beasiswa santri," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Jawa Barat, Mas Adi Komar mngatakan, revitalisasi gapura dilakukan sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter visual Gedung Sate.
"Memang secara umum kota pemerintah terus berbenah kaitan dengan lingkungan dan sarana prasarana di Gedung Sate karena sebagai ikon Jawa Barat dan perlu representasi visual yang lebih kuat terkait kekhasan Jawa Barat," ujarnya, Kamis (20/11).
Konsep arsitektur gapura baru menggabungkan unsur tradisi dan modernitas. Menurut Adi, desainnya mengangkat elemen candi bentar, yang sebenarnya sudah lama menjadi bagian dari lanskap bangunan Gedung Sate.
"Itu desainnya mengangkat elemen arsitektur candi bentar, itu memang sudah menjadi bagian dari Gedung Sate yang sudah lama dibangun jadi ada unsur candi bentar di area kompleks Gedung Sate," jelasnya.
Elemen candi bentar bukan sekadar ornamen, tetapi simbol historis yang hidup di berbagai keraton di Jawa Barat.
"Dan candi bentar merupakan warisan budaya lokal yang masih hidup di beberapa keraton di Jawa Barat. Jadi harapannya memang penggabungan dari unsur tradisi dan modernitas menegaskan bahwa Jawa Barat provinsi yang maju, inovatif, tapi juga menjunjung budaya yang berakar kuat yang ditonjolkan melalui desain bangunan," paparnya.
(wip/mso)











































