Hujan yang hampir setiap hari mengguyur Kabupaten Ciamis sejak awal November 2025 memicu pergerakan tanah di tiga lokasi. Pergeseran tanah yang terus terjadi membuat puluhan rumah mengalami kerusakan berat dan memaksa warga mulai mempertimbangkan relokasi ke tempat yang lebih aman.
Tiga titik terdampak berada di Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan; Desa Margajaya, Kecamatan Pamarican; serta Desa Sukajaya, Kecamatan Rajadesa. Berdasarkan hasil kajian Badan Geologi, kondisi di ketiga lokasi tersebut sudah tidak layak lagi untuk dijadikan permukiman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Pelaksana BPBD Ciamis, Ani Supiani, menyebutkan sedikitnya 25 rumah mengalami kerusakan berat dan seluruhnya direkomendasikan untuk direlokasi.
"Di Rajadesa ada 11 rumah yang terpaksa harus dipindahkan, di Panumbangan juga 11 rumah, dan tiga rumah di Margajaya," ujar Ani, Jumat (21/11/2025).
Ia menegaskan proses relokasi harus segera dilakukan demi keselamatan warga. Khusus untuk Payungagung, sebagian warga disebut telah menyatakan kesediaannya untuk pindah.
"Kami meminta surat pernyataan dari warga sebagai pegangan. Rumah yang rusak nantinya akan dibongkar agar tidak kembali ditempati," jelasnya.
BPBD bersama pemerintah desa telah menyiapkan lahan yang potensial dijadikan lokasi relokasi. Tanah bengkok di Rajadesa dan Panumbangan disiapkan untuk hunian baru, namun harus melalui kajian geologi lanjutan.
"Jangan sampai lahan relokasi justru berada di zona rawan. Kita ingin semuanya benar-benar aman," tegas Ani.
Sambil menunggu seluruh proses berjalan, aktivitas warga masih berlangsung seperti biasa. Hanya saja, saat hujan deras turun, mereka memilih bermalam di rumah keluarga karena kondisi di titik rawan sangat berbahaya.
Dalam rapat lintas instansi, pemerintah daerah merencanakan pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak. Namun prosesnya tidak dapat dilakukan segera karena anggaran tahun ini tidak berada dalam status tanggap darurat.
"Semua kebijakan pembiayaan ada di Pak Bupati. Namun rencana relokasi 25 rumah ini sudah disiapkan," kata Ani.
Untuk Rajadesa yang mengalami kerusakan paling parah, pemerintah mempertimbangkan pembangunan hunian sementara agar warga tidak terlalu lama tinggal di rumah keluarga.
Ani menegaskan bahwa relokasi merupakan langkah paling aman bagi warga di tiga titik pergerakan tanah tersebut.
"Intinya, relokasi sudah siap dilaksanakan. Tinggal menunggu keputusan final mengenai proses dan anggarannya," ujarnya.
(dir/dir)











































