Seorang pedagang bensin eceran di Kota Tasikmalaya nyaris saja menjadi korban penipuan yang mengatasnamakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Beruntung perempuan bernama Yati (44) warga Jalan Empang, Kelurahan Empangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya itu segera tersadar, sehingga dia tak sampai mengirimkan uang kepada pelaku penipuan tersebut.
"Bagaimana tidak terkecoh, si pelaku itu sempat video call dengan saya, yang muncul wajah Pak Dedi, dia berbicara, suaranya mirip," kata Yati, Kamis (20/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yati menjelaskan, aksi penipuan itu bermula ketika dirinya usai siaran langsung di aplikasi TikTok, Rabu (19/11/2025) siang. Kemudian dia dihubungi atau dikirim pesan oleh akun TikTok "kang Dedi Mulyadi".
"Ya intinya dia mau ngasih bantuan Rp50 juta, saya lalu diminta nomor Whatsapp. Kemudian obrolan lanjut di WA," kata Yati.
Dalam obrolan itu, pelaku sempat berkomunikasi dengan pesan suara. Selain itu menyertakan juga video teller bank sedang menghitung uang.
"Suara di voice note mirip Pak Dedi, saya mulai percaya. Dia juga ngirim video pegawai bank sedang menghitung uang. Yang semakin membuat saya sempat percaya adalah ketika video call. Itu Pak Dedi, pakai iket putih biasa," kata Yati.
Namun ketika pelaku meminta transfer uang Rp500 ribu dengan dalih untuk administrasi, Yati mulai curiga.
Dia kemudian berkonsultasi dengan Kepler Sianturi, salah seorang anggota DPRD Kota Tasikmalaya.
"Bang Kepler bilang katanya awas penipuan, jangan transfer. Ya memang saya nggak akan transfer, soalnya nggak punya uang," kata Yati.
Anggota DPRD Kota Tasikmalaya, Kepler Sianturi meminta masyarakat waspada dengan aksi penipuan yang memanfaatkan kemajuan teknologi.
"Pesan suara, video dan video call yang dilakukan oleh penipu itu sepertinya menggunakan teknologi AI. Sehingga bagi orang awam itu bisa mengecoh, disangka benar-benar Pak KDM. Makanya masyarakat harus lebih waspada, jangan mudah tertipu," kata Kepler.
detikJabar sempat mendengarkan pesan suara yang dikirimkan oleh pelaku kepada Yati. Sepintas suaranya mirip dengan suara Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Namun ketika volume suara diperbesar, dialek dan suaranya terdengar tak natural. Terdengar kaku, mirip suara robot.
Sementara untuk video yang dikirimkan, diduga video itu merupakan potongan dari video lain yang dinarasikan seolah-olah video Dedi Mulyadi.
Kemudian untuk panggilan video, Yati menyesal dia tak sempat melakukan tangkapan layar. Tapi menurut Yati, panggilan video berlangsung singkat, hanya 9 detik. Sehingga dia pun tak sempat interaksi dengan sosok tersebut.
"Karena korban tidak mengalami kerugian jadi tidak dilaporkan ke polisi. Tapi ini harus menjadi pelajaran agar masyarakat semakin waspada. Teknologi AI dipakai juga untuk menipu rakyat," kata Kepler.
(yum/yum)










































