Jawa Barat seringkali disebut sebagai provinsi intoleran karena kerap terjadi konflik sosial. Namun Kantor Wilayah Kementerian HAM Jawa Barat menepis stigma itu dan menyebut Jabar adalah provinsi yang toleran.
Hal itu disampaikan Kepala Kanwil Kemenham Jabar Hasbullah dalam peluncuran logo kampanye "Jawa Barat Toleran". Logo itu mempresentasikan tiga nilai utama yaitu kesetaraan, keharmonisan, dan keterbukaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain peluncuran logo, turut dilakukan pembacaan deklarasi Jabar toleran oleh perwakilan seluruh agama, aliran kepercayaan, organisasi masyarakat, serta unsur masyarakat sipil.
Dalam sambutannya, Hasbullah mengatakan jika Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang paling menjunjung tinggi nilai toleransi.
"Masyarakat Sunda sejak lama hidup dengan nilai 'silih asah, silih asih, silih asuh' yang mencerminkan budaya saling menghormati, mengasihi, dan menjaga sesama," ucap Hasbullah dalam keterangannya, Selasa (18/11/2025).
Hasbullah juga meluruskan berbagai stigma negatif terkait intoleransi di Jawa Barat. Menurutnya, sejumlah gesekan sosial yang pernah muncul lebih banyak dipengaruhi konflik dari luar daerah.
"Sebenarnya masyarakat asli Jawa Barat itu rukun, damai, dan sangat menerima keberagaman," tegasnya.
"Beberapa konflik yang kemudian menimbulkan stigma kata dia justru merupakan dinamika sosial yang dibawa oleh kelompok radikal, bukan berasal dari masyarakat Sunda itu sendiri," lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa kampanye Jawa Barat Toleran merupakan langkah strategis untuk mengembalikan citra provinsi sebagai daerah yang hangat dan inklusif.
"Kami ingin dunia melihat bahwa Jawa Barat adalah rumah toleransi. Tugas kita bersama menjaga agar ruang sosial kita tetap harmonis," tandasnya.
(bba/sud)










































