Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melontarkan kritik terhadap Pemkot Bandung dalam urusan pengelolaan sampah. Dedi Mulyadi menyatakan, wilayah Ibu Kota Jabar itu seharusnya mengucurkan anggaran yang sepadan karena memiliki APBD yang begitu besar.
Dalam pernyataannya saat itu, Dedi Mulyadi menyebut bahwa APBD Kota Bandung mencapai sekitar Rp 7,8 triliun. Seharusnya, kata dia, anggaran yang disiapkan untuk pengelolaan sampah setidaknya mencapai Rp200 miliar hingga Rp300 miliar.
Setelah dikritik, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan merespons pernyataan Dedi Mulyadi. Farhan memastikan Kota Bandung sudah mengucurkan anggaran yang besar untuk penanganan sampah yaitu sekitar Rp 300 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mengikuti arahan Pak Gubernur, ya memang sudah tugas kami untuk melaksanakannya. Dari hari Kamis malam kita sudah melakukan pengangkutan-pengangkutan," kata Farhan saat ditemui di GOR Bandung, Sabtu (15/11/2025).
"Keberpihakan anggaran kita sudah sangat besar, dari total anggaran itu untuk sampah sudah Rp 300 miliar," ucap Farhan melanjutkan.
Meski demikian, Farhan menyadari bahwa kemampuan Kota Bandung untuk mengolah sampahnya secara mandiri belum begitu optimal. Dari 1.500 timbulan sampah dalam sehari, ia menyatakan, bahwa Kota Bandung baru bisa mengolah persoalan tersebut seperenamnya.
"Tantangan terbesarnya adalah bahwa kemampuan kita mengolah sampah, jadi memilah, mengolah, memanfaatkan sampai memusnahkan, itu baru sepernam dari total timbulan sampah baru setiap hari. Jadi, yang perlu kita lakukan adalah menambah kapasitas (pengolahan sampah)," ungkapnya.
Selain itu, Farhan menghargai upaya warga Kota Bandung yang sudah punya kesadaran untuk mengelola sampah rumah tangganya secara mandiri. Pemkot Bandung pun kata dia, terus berupaya menangani masalah tersebut dengan turun langsung ke lapangan.
"Saya secara pribadi, maupun sebagai wali kota, menghargai upaya-upaya dari warga yang sudah memiliki inisiatif untuk melakukan pemilahan, pengolahan dan pemanfaatan sampah bahkan dari sejak di rumah, di lingkungan RW sampai kelurahan. Alhamdulillah dari di upaya kami selama berminggu-minggu ini keliling ke seluruh kelurahan, sudah terlihat ada beberapa champion. Dan saya kira itu memang menunjukkan bahwa saudara-saudara kita ini merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari solusi sampah," katanya.
Baca juga: Kota Bandung Masih Berjibaku dengan Sampah |
Sebelum mengakhiri perbincangannya, Farhan sempat ditanya soal proyek TPPAS Legok Nangka yang seharusnya bisa jadi solusi untuk penanganan sampah yang sudah overload di TPA Sarimukti. Farhan pun mengaku, akan mengikuti arahan apapun dari pemerintah selama itu bisa menangani permasalahan sampah, terutama di Kota Bandung.
"Itu mah, abdi mah ngiring kumaha penguasa aja. Itu kan punya perintah pusat ya. Abdi mah ngiring, mana yang terbaik, pokoknya kalau kita masih bisa melakukan perbaikan, kita akan melakukan perbaikan," pungkasnya.
(ral/mso)











































