Warga Keluhkan Kerusakan Jalan di Depan RSUD Palabuhanratu

Kabupaten Sukabumi

Warga Keluhkan Kerusakan Jalan di Depan RSUD Palabuhanratu

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 13 Nov 2025 16:30 WIB
Kondisi Jalan Ahmad Yani di depan RSUD Palabuhanratu tampak rusak parah, dengan lubang dan genangan air yang membuat kendaraan melintas perlahan. Warga menyebut ruas ini sering menjadi langganan perbaikan setiap tahun.
Kondisi Jalan Ahmad Yani di depan RSUD Palabuhanratu tampak rusak parah, dengan lubang dan genangan air yang membuat kendaraan melintas perlahan. Warga menyebut ruas ini sering menjadi langganan perbaikan setiap tahun. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

'Brak-brak' Setiap kendaraan yang melintas di Jalan Ahmad Yani, tepat di depan RSUD Palabuhanratu, terdengar memantul keras saat roda mereka masuk ke lubang jalan.

Suara benturan ban dengan bibir aspal yang terkelupas membuat pengendara otomatis mengurangi kecepatan. Motor yang melintas tampak oleng kecil ketika melewati genangan air yang menutupi cekungan-cekungan dalam di badan jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruas ini kembali jadi titik yang paling banyak dikeluhkan warga. Setiap kali selesai diperbaiki hanya bertahan beberapa bulan. Karena seringnya kerusakan lalu perbaikan warga menyebut ruas itu kerap jadi langganan proyek.

"Kondisi jalan Ahmad Yani di depan RSUD ini mah bikin kesal, tiap tahun aja kayaknya ada pekerjaan terus," ujar Iwan, warga yang kerap melintas jalan tersebut kepada detikJabar, Kamis (13/11/2025).

ADVERTISEMENT

"Belum lama ditambal, kena hujan sedikit juga sudah rontok lagi. Pernah sampai polisi turun ikut nambal, warga juga pada gotong royong nutup lubang. Tapi ujung-ujungnya ya rusak lagi," tuturnya menambahkan.

Keluhan itu bukan tanpa alasan. Jalan ini merupakan akses utama menuju rumah sakit. Arus ambulans, pasien, hingga keluarga pendamping setiap hari melewati titik tersebut. Kerusakan yang tak kunjung tuntas membuat warga khawatir.

"Ini kan akses utama ke rumah sakit, masa kualitasnya begini terus. Kalau hujan, air ngumpul, jalannya makin cepat hancur. Kita sebagai warga cuma ingin jalan yang beneran awet, bukan jadi langganan proyek tiap tahun," kata Supendi warga lainnya.

Dari pemerintah, persoalan drainase disebut menjadi akar masalah. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi Uus Firdaus memastikan kondisi lokasi sudah ia cek langsung.

"Barusan saya udah ke unit pogram, betul katanya (sering) ada penanganan, betul cenah (katanya) ada penanganan, cuma memang kondisi jalan kurang drainasenya harus ada penanganan dulu. Kata saya kenapa enggak ditangani, karena memang persoalan di ruas jalan itu harus tuntas," tegas Uus.

Uus menduga saluran drainase di kawasan itu bermasalah. Rencananya ke depan ia akan melakukan perbaikan berikut drainase di ruas jalan tersebut.

"Drainasenya saluran air dari itu memang tersumbat di situ, sementara kalau aspal itu perlu paling rentan kena air, dia sangat takut kerusakan, kerusakannya umur rencananya lebih pendek, sehingga pastilah 6 bulan sudah rusak lagi. Jadi kesimpulan saya itu harus ditangani menggunakan teknologi penanganan rigit atau menggunakan beton, tidak pakai aspal," ujarnya.

Uus menilai betonisasi harus menjadi prioritas pada titik ini. "Tahun depan ditangani, karena tidak mungkin semua karena costnya tinggi, paling tidak cukup di situ aja supaya tidak terkesan semacam ada kesalahan teknis lah yang dilakukan sehingga merugikan pengguna jalan, sementara saya barusan gitu," jelas Uus.

Sambil menunggu anggaran, perbaikan darurat dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan.

"Sekarang ada penanganan besok lah saya udah beli cold mix, ditangani oleh UPT supaya tidak terganggu pengguna jalan, hanya kalau untuk untuk jangka panjang itu harus menggunakan beton, dan drainasenya harus dibenarkan itu, karena air bah dari rumah sakit tidak tertampung tidak tersalurkan sehingga menggenang di situ, berarti sementara pakai cold mix dulu supaya pengguna jalan tidak ada terganggu, supaya pengguna jalan tidak terganggu, karena itu membahayakan," tuturnya.

Ia berharap titik tersebut masuk prioritas anggaran khusus. "Mudah mudahan dalam waktu dekat sudah ada gambaran supaya itu dialokasikan minimal spot itu aja dulu, supaya di daerah genangan air itu dibeton, harus dibeton itu, kalau gak dibeton seperti itu terus, enam bulan harus dikerjakan lagi, enam bulan harus dikerjakan lagi," imbuhnya.

(sya/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads