Hadir di WJF 2025, KDM: Ekonomi Harus Tumbuh, Rakyat Harus Kreatif

Bima Bagaskara - detikJabar
Minggu, 09 Nov 2025 12:22 WIB
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di West Java Festival 2025 (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi hadir langsung di hari kedua pelaksanaan West Java Festival (WJF) 2025 yang digelar di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Minggu (9/11/2025).

Dedi yang tiba di lokasi acara didampingi sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terlebih dahulu meninjau berbagai stan pameran dan panggung pertunjukan di area festival.

Ia menyapa pelaku UMKM, pegiat seni, hingga komunitas kreatif yang memamerkan hasil karya mereka. Senyum dan sapaan khasnya membuat suasana di area pameran terasa akrab dan hangat.

Usai berkeliling, Dedi menyampaikan kesan sekaligus pesan mendalam mengenai makna pelaksanaan WJF yang menurutnya bukan sekadar ajang hiburan, melainkan juga momentum untuk menumbuhkan ekonomi rakyat berbasis kreativitas dan kerja keras.

"Pesannya, ekonomi harus tumbuh, rakyat harus kreatif. Dan yang paling utama adalah setiap orang harus mau bekerja, apapun pekerjaan itu, tanpa harus bicara persoalan pekerjaannya apa," ujar Dedi.

Dedi juga menyoroti pandangan sempit sebagian masyarakat yang menganggap pekerjaan hanya sebatas profesi formal seperti ASN, TNI, Polri, atau karyawan perusahaan. Ia menilai pola pikir semacam itu harus diubah agar masyarakat lebih terbuka terhadap berbagai peluang penghasilan baru, terutama di sektor ekonomi kreatif.

"Hari ini ada kontroversi, orang tidak memiliki pekerjaan bisa memahami pekerjaan. Jangan memahami pekerjaan itu hanya ASN, TNI, Polri, kerja di perusahaan. Kan bukan seperti itu. Yang harus didorong adalah orang berpenghasilan. Bisa jadi orang santai di rumah tapi penghasilannya tinggi, lewat industri kreatif yang dibangun. Dari situ lahir produktivitas," ucapnya.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di West Java Festival 2025 Foto: Bima Bagaskara/detikJabar

Dedi juga mencontohkan berbagai bentuk pekerjaan produktif yang ditemuinya selama kunjungan ke daerah-daerah di Jawa Barat. Ia menyebut anak muda di Tasikmalaya dan Majalengka yang bekerja membersihkan sungai dengan cangkul atau menjadi ojek daring sebagai bagian penting dari perputaran ekonomi rakyat.

"Saya setiap hari bertemu anak muda di Tasik, Majalengka, bawa cangkul, bersihkan sungai, dapat Rp100-150 ribu. Ada juga yang di jalan jadi ojek online, ada di warung. Siklus ekonomi itulah yang harus tumbuh," kata Dedi.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi rakyat akan memberi dampak langsung bagi negara melalui peningkatan penerimaan pajak. Karena itu, ia menekankan pentingnya penggunaan uang pajak secara transparan dan tepat sasaran.

"Akhirnya negara dapat duit dari pajak. Pajaknya harus bermanfaat, jangan dibawa ke luar negeri duitnya. Infrastruktur penuhi: jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit," tegasnya.

Selama sembilan bulan memimpin Jawa Barat, Dedi mengaku tidak ingin sekadar berbicara mengenai peningkatan industri atau pariwisata, melainkan berfokus pada bagaimana anggaran daerah benar-benar dibelanjakan dengan baik untuk kepentingan rakyat.

"Saya memimpin Jawa Barat sembilan bulan, nggak pernah bicara peningkatan industri atau pariwisata. Yang saya lakukan, uang belanja kita belanjakan dengan baik. Dari situ terlihat kepercayaan masyarakat meningkat. Meski pembelian kendaraan turun, tapi orang bayar pajak naik. Ini yang harus dilakukan," ungkapnya.

Selain itu, Dedi juga menyinggung pentingnya kejujuran dalam berdagang sebagai fondasi tumbuhnya kepercayaan dalam ekosistem ekonomi.

"Pedagang harus jujur. Sampaikan barang dagangan sesuai kualitas, jangan dilebihkan atau dikurangi agar lahir kepercayaan," tandasnya.

West Java Festival 2025 didukung oleh Bank BJB (Official Banking Partner), Le Minerale (Official Mineral Water), serta sejumlah sponsor lain yang turut berpartisipasi dalam kemeriahan acara ini diantaranya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan Tolak Angin.




(yum/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork