Aksi Semarak Gamelan Kontemporer Meriahkan West Java Festival 2025

West Java Festival 2025

Aksi Semarak Gamelan Kontemporer Meriahkan West Java Festival 2025

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Sabtu, 08 Nov 2025 10:08 WIB
Aksi gamelan kontemporer di WJF 2025.
Aksi gamelan kontemporer di WJF 2025. Foto: Nur Khansa Ranawati
Bandung -

Belasan pemuda berbaju merah dengan iket putih khas Sunda mencuri perhatian pengunjung West Java Festival 2025 hari pertama di Kiara Artha Park Bandung, Sabtu (8/11/2025). Para pemuda tersebut naik pentas di area Baleriung Space dengan membawa alat musik tradisional.

Uniknya, terdapat satu set drum dan bass di antara deretan kendang, degung dan saron yang akan mereka mainkan. Usut punya usut, para pemuda yang tergabung ke dalam Purbaning Laras Studio ini tampil membawakan musik gamelan yang dimodifikasi dengan paduan musik kontemporer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam aksi panggung singkatnya, para pemuda tersebut berhasil membuat suasana festival tahunan ini menjadi ceria dan semarak. Dengan semangat, mereka membuka penampilan dengan musik instrumental Sunda yang diaransemen dengan gaya baru.

Di antara para pemain musik, terdapat pula tiga orang vokalis yang menambah sentuhan unik penampilan mereka. Pasanya, tak hanya menyinden, mereka juga melakukan aksi rap dalam lagu tradisional "Cingcakeling" yang disambut tepuk tangan pengunjung.

ADVERTISEMENT

Petikan bass dalam lagu-lagu yang dibawakan pun berhasil menciptakan nuansa musik tradisional menjadi unik dan kaya. Selain itu, terdapat pula aksi drum solo yang mencuri perhatian.

Sepanjang penampilan, para pemain gamelan kontemporer tersebut tampil dengan sumringah dan penuh semangat, sambil sesekali menyelipkan unsur humor dalam penampilan mereka.

Salah satu pemain kendang, Dewan Fadillah mengatakan mereka merupakan siswa-siswi SMKN 10 Kota Bandung yang tengah belajar gamelan di Purbaning Laras Studio. Ia mengaku tertarik untuk mempelajari gamelan dengan cara yang unik dan kekinian.

"Gamelan kontemporer itu gamelan yang dikreasikan, bisa dengan alat musik modern seperti gitar dan drum, juga gending-nya (aransemennya) tidak umum," ungkap Dewan saat ditemui selepas tampil.

Ia mengatakan, mempelajari gamelan kontemporer cukup sulit di awal. Pasalnya, mereka harus mempelajari aransmen yang berbeda dari musik yang biasa dibawakan di atas gamelan.

"Kalau disebut susah ya pasti susah di awalnya. Tapi karena selalu dilatih dan dibiasakan, lama-lama jadi bisa. Kita harus bisa menyesiakan," jelasnya.

Sebelumnya, para siswa tersebut juga sempat mempelajari gamelan konvensional di sekolah. Untuk dapat memainkan musik dengan gaya kontemporer, perlu persiapan tak kurang dari satu bulan lamanya.

"Persiapannya sekitar satu bulan, dan di bulan ini juga ada beberapa acara. Sebelum tampil di satu acara, perlu satu minggu latihan intens," katanya.

Di panggung West Java Festival 2025, Dewan mengatakan kelompok gamelan kontemporernya membawakan tiga lagu. Yakni "Gerong Deui", "Walet dalam Terompet" yang kerap menjadi musik pengiring pencak silat, hingga "Cingcangkeling" versi rap.

"Musik-musik itu aransemennya dibuat dan disesuaikan oleh instruktur kita di sanggar Purbaning Laras," jelasnya.

West Java Festival 2025 didukung oleh Bank BJB (Official Banking Partner), Le Minerale (Official Mineral Water), serta sejumlah sponsor lain yang turut berpartisipasi dalam kemeriahan acara ini diantaranya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan Tolak Angin.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads