Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban, di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diduga jadi korban phising atau penipuan digital. SPPG itu kehilangan saldo di rekening hingga Rp1 miliar
Hilangnya saldo di rekening itu berkaitan dengan Kepala SPPG Pangauban yang hendak melakukan persetujuan transaksi melalui aplikasi di salah satu bank pelat merah.
Kemudian saat hendak masuk ke sistem, sistem meminta agar kata sandi diganti. Ia kemudian memberikan informasi rekening yang rahasia ke pihak yang melakukan penipuan tanpa curiga sama sekali.
Sampai saat ini SPPG tersebut belum beroperasi lagi. Ada sekitar 3.500-an penerima manfaat yang terdampak. Kemudian sebanyak 53 pegawai juga turut dirumahkan imbas kasus tersebut.
"Sampai sekarang ya belum bisa beroperasi lagi, karena kan saldo kita hilang sekitar Rp1 M. Memang saya diteror sama anak sekolah, sama guru, kapan bisa dibagikan lagi MBG-nya. Saya minta maaf, belum bisa," kata Pemilik SPPG Pangauban, Hendrik Irawan saat ditemui, Rabu (5/11/2025).
Untuk itu pihaknya meminta ada solusi dari Badan Gizi Nasional (BGN) hingga Presiden RI, Prabowo Subianto agar SPPG miliknya yang baru berjalan 10 hari, bisa kembali beroperasi.
"Ya kalau bisa dari BGN itu memberikan dulu dana talang, dari BGN mengesampingkan dulu masalah yang saldo hilang. Jadi BGN bisa meng-cover dulu dana operasional SPPG," kata Hendrik.
Jika dihitung, anggaran yang dibutuhkan untuk mengoperasikan SPPG miliknya bisa mencapai Rp70 juta per hari. Rinciannya Rp35 juta untuk membeli bahan baku dan sisanya untuk membayar pekerja.
"Ya paling aman itu ada saldo sekitar Rp60 juta sampai Rp70 juta per hari, karena saya buat memenuhi porsi MBG untuk 3.400-an orang itu belanja bahan sampai Rp35 jutaan," kata Hendrik.
Hendrik berharap SPPG miliknya bisa segera beroperasi lagi. Saat ini pihaknya sudah melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim, namun belum ada tindak lanjut untuk penyelesaiannya.
"Sudah lapor ke Bareskrim, informasinya akan dilimpahkan ke Polda Jabar. Harapan saya bisa segera dioperasikan lagi, 53 pegawai saya di luar ahli gizi, juru masak, akuntan, itu semuanya merupakan warga setempat. Mereka sangat terbantu bekerja di sini," kata Hendrik.
(yum/yum)