Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menetapkan status siaga bencana Jawa Barat. Bahkan, pemprov telah menyiagakan alat di sejumlah daerah untuk mengantisipasi bencana alam akibat cuaca ekstrem.
"Kemarin kami menangani daerah terisolasi di Sukabumi, dan sekarang sudah terbuka. Petugas di lapangan sudah siap, kelengkapan juga lengkap. Dinas PU saja kini sudah punya lebih dari 10 alat berat baru dan 6 mobil angkut untuk mobilitas tinggi," ujar Dedi Mulyadi di Kantor Kejari Purwakarta, Senin (3/11/2025).
Dedi menjelaskan, ia selalu siaga setiap hari dan memberikan arahan kepada jajarannya untuk melakukan langkah-langkah antisipatif, personel tanggap darurat, hingga rencana rekayasa infrastruktur agar lebih adaptif terhadap kondisi alam.
Pemerintah provinsi bersama kabupaten/kota terus berkoordinasi untuk memperkuat sistem tanggap darurat.
"Setiap hari gubernurnya stand by, memberikan instruksi terhadap apa yang terjadi di lapangan," katanya.
Salah satu bencana yang jadi sorotan Dedi Mulyadi adalah banjir akibat luapan air di sungai, baik akibat aliran sungai tersumbat, pendangkalan hingga faktor manusia yang membuang sampah sembarang. Ia meminta agar aktivitas manusia yang berisiko terhadap lingkungan segera dihentikan.
"Misalnya nambang di lereng. Lereng itu kalau ditambang bisa menimbulkan longsor, ya mau tidak mau harus berhenti dulu. Begitu juga pembuangan material atau sampah ke sungai, nanti pasti banjir terjadi," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menguak Asal-usul Nama Daerah di Purwakarta |
Salah satu langkah strategis yang akan dilakukan Pemprov Jabar pada 2026 ialah mengubah desain jembatan di daerah rawan banjir.
"Selama ini jembatan dibuat lurus, jadi saat air membawa material atau sampah, langsung membentur dan menyebabkan luapan. Saya sudah minta Dinas PU provinsi berkoordinasi dengan kabupaten/kota agar jembatan dibuat melengkung, supaya aliran air tetap lancar," Ungkapnya.
Dinas Sumber Daya Air juga diminta terus melakukan normalisasi sungai di berbagai wilayah.
"Setiap hari dinas tersebut turun ke lapangan. Kadang kita bentrok dengan warga yang mengaku pemilik lahan, tapi kita terus maju demi kepentingan masyarakat," ujarnya.
Dedi menyebut, beberapa wilayah di selatan Jawa Barat kini menjadi fokus utama pengawasan karena tingkat kerawanannya yang meningkat.
"Sukabumi, Cianjur, Garut, dulu Garut bukan rawan banjir, sekarang sudah. Justru wilayah utara seperti Indramayu, Subang, dan Bekasi masih landai, mudah-mudahan tetap aman," pungkasnya.











































