Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Jumat (31/10/2025) beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca detikJabar. Dua orang diperiksa di kasus yang seret wawalkot Bandung Erwin, longsor di 2 kecamatan Bandung Barat dan kuota haji Jabar berkurang 9000 jemaah. Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini:
2 Orang Diperiksa di Kasus yang Seret Wawalkot Erwin
Kejari Kota Bandung terus mendalami kasus dugaan penyalahgunaan wewenang. Setelah memeriksa Wakil Wali Kota Bandung Erwin, Kamis (30/10) kemarin, pemeriksaan kembali dilanjutkan dengan memanggil dua orang untuk dimintai keterangan.
"Hari ini ada sejumlah saksi yang sedang diperiksa. Nanti kami informasikan resminya lagi, karena sekarang masih dalam tahap pendalaman," kata Plt Kasi Intel Kejari Kota Bandung Tumpal H Sitompul, Jumat (31/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tumpal mengatakan, dua orang yang diperiksa itu berasal dari unsur ASN Pemkot Bandung. Pemeriksaan keduanya berlangsung sejak pukul 09.00 WIB. "Dari PNS. Ini jadi bagian dari upaya kita mengungkap, itu kan kita dibutuhkan guna membuat terang itu kan tentunya alat bukti ya," ungkapnya.
"Sepanjang kemudian masih kita perlukan keterangan-keterangan saksi untuk memenuhi alat bukti tadi, ya kita pastikan itu terus berjalan," pungkasnya.
Sebelumnya, Kejari Kota Bandung telah memeriksa Erwin soal perkara dugaan penyalahgunaan wewenang. Erwin masih berstatus sebagai saksi dalam pemeriksaan tersebut. Dalam kasus ini, Kejari Kota Bandung total memeriksa saksi lebih dari 3 orang. Kemudian, kejaksaan turut menggeledah dua kantor organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Bandung dan menyita sejumlah barang bukti di antaranya dokumen, HP hingga laptop.
"Proses sedang berjalan, dan kami sangat optimis perkara ini segera selesai dan dapat kami limpahkan ke pengadilan. Kami yakin demikian, demi Bandung yang jauh lebih baik lagi dengan melaksanakan prinsip good governance," kata Kajari Kota Bandung Irfan Wibowo.
Longsor di 2 Kecamatan Bandung Barat
Peristiwa longsor melanda wilayah Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Sebanyak empat rumah warga dikabarkan mengalami rusak berat. Bencana itu terjadi saat hujan dengan intensitas tinggi melanda Kamis (30/10/2025). Hal tersebut membuat pergeseran tanah dan material tanah mengenai beberapa rumah.
"Iya kejadian longsor di Kampung Cisuruli, Pangalengan, kejadiannya kemarin sekitar jam 3 sore," ujar Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bandung, Iyan Mulyana, saat dikonfirmasi, Jumat (31/10/2025).
Hujan dengan intensitas tinggi membuat areal tanah mengalami pergeseran. Kemudian material tanah langsung menimpa rumah warga. "Pergeseran tanah itu diakibatkan intensitas curah hujan yang tinggi beberapa minggu terakhir," katanya.
Area yang mengalami longsor itu memiliki ketinggian sekitar tujuh meter dan lebar 20 meter. Kata Iyan, empat rumah mengalami kerusakan adanya peristiwa tersebut. "Lima KK dan 20 jiwa terdampak. Tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut," jelasnya.
Empat rumah tersebut milik saudara Jumara dengan jumlah tiga jiwa, milik saudara Wawan dengan jumlah tujuh orang, milik saudara Osin dengan jumlah tiga orang. Kemudian, rumah warga atas nama Abdul Rohman Al Ghifari itu ada lima jiwa, jadi posisi rumahnya di atas mushola yang terdampak. "Satu mushola terancam rubuh dan menimpa bangunan di bawah, apabila terjadi longsor susulan," ungkapnya.
Adanya peristiwa itu ada beberapa warga yang mengungsi. Mereka membutuhkan makanan siap saji, air mineral, alat kebersihan, family kit, sembako serta obat-obatan. Kemudian membutuhkan beberapa logistik seperti terpal, cangkul, gacok, sekop, karung. "Sekarang lagi tahap pembersihan material," ujarnya.
Peristiwa longsor juga terjadi di Kampung Paderek, Desa Drawati, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung. Satu benteng lapangan bola rubuh dan material tanahnya mengalami longsor.
"Panjang material longsor 28 meter dan tinggi 10 meter. Akibatnya, dua rumah milik Agus Liman dan Nani rusak," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung, Wahyudin.
Sebanyak 22 jiwa dari enam KK terpaksa mengungsi di Posyandu Campaka 4. Adanya kejadian itu satu orang anak atas nama Kania mengakami luka di bagian kepala. "Itu terkena reruntuhan sudah ditangani oleh puskesmas dan sudah kembali ke pengungsian," bebernya.
Kuota Haji Jabar Berkurang 9000 Jemaah
Harapan ribuan calon jemaah haji asal Jawa Barat untuk berangkat ke Tanah Suci tahun depan harus sedikit tertunda. Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) memastikan bahwa kuota haji Jawa Barat untuk musim haji 2026 mengalami pengurangan 9.080 orang, dari sebelumnya 38.723 jemaah pada tahun 2025 menjadi 29.643 jemaah.
Kepastian itu disampaikan Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jawa Barat, Boy Hari Novrian, usai keluarnya kebijakan baru dari Kementerian Haji dan Umrah yang memberlakukan sistem waiting list dengan masa tunggu rata-rata 26,4 tahun.
"Sesuai yang sudah ditetapkan serta persetujuan antara Kementerian Haji dan Komisi VIII DPR untuk kuota berdasarkan waiting list, Jawa Barat kebagian sebanyak 29.643 dari total 39.723, jadi sekitar 9.080 berkurangnya," ujar Boy, Jumat (31/10/2025).
Boy menjelaskan, kebijakan daftar tunggu yang disamaratakan di seluruh provinsi ini memang membuat kuota Jawa Barat menurun signifikan. Namun di sisi lain, sistem ini dianggap lebih adil bagi seluruh calon jemaah haji di Indonesia.
"Kebijakan daftar tunggu keberangkatan haji memang memberi dampak terhadap jumlah kuota haji Jabar, namun di sisi lain juga memberikan keadilan bagi seluruh jemaah di Indonesia," katanya.
Untuk menyikapi perubahan ini, pihaknya segera melakukan sosialisasi ke seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat. Langkah itu dilakukan agar para calon jemaah memahami adanya penyesuaian kuota sekaligus memastikan proses pemberangkatan tetap berjalan sesuai urutan pendaftaran.
"Tapi sebelumnya kita sudah menginformasikan kepada kabupaten/kota soal adanya kemungkinan penyesuaian kuota Jawa Barat menjadi 29.643 ini," imbuhnya.
Boy menegaskan, para calon jemaah yang telah terdaftar sebelumnya tidak perlu khawatir akan kehilangan hak berangkat. Mereka tetap akan diberangkatkan sesuai nomor antrean, tanpa terpengaruh masa tunggu baru 26,4 tahun.
"Jadi memang terobosan ini untuk memberikan keadilan bagi masyarakat, khususnya yang beragama Islam untuk melakukan ibadah haji" ujarnya.
Bagi jemaah yang sudah lolos verifikasi namun terdampak pengurangan kuota, Kemenhaj memastikan mereka akan dimasukkan ke dalam daftar cadangan. Dengan begitu, jika ada jemaah yang batal berangkat tahun 2026, posisi mereka bisa segera digantikan.
"Ini yang kita harus antisipasi, mereka yang sudah kita verifikasi tapi ternyata terdampak, insyaallah akan berangkat karena masuk dalam nomor cadangan pada tahun ini. Yang pasti semua dipastikan berjalan transparan," tegasnya.
Hingga akhir Oktober 2025, Kemenag Jabar telah memverifikasi sekitar 30.900 jemaah, sementara kuota resmi yang diterima hanya 29.643. Artinya, sekitar 1.000 calon jemaah masuk ke dalam daftar cadangan.
"Sementara kan kita sudah verifikasi sekitar 30.900-an jemaah, sekarang kuotanya di sekitar 29.000-an. Artinya, dari yang sudah diverifikasi ini ada 1.000 (lebih), itu sudah pasti masuk kuota cadangan, insyaallah masih ada kemungkinan bisa berangkat," tutur Boy.
Respons Farhan soal Wakilnya Diperiksa Kejaksaan
Wali Kota Bandung memberikan komentar setelah Wakil Wali Kota Bandung Erwin diperiksa kejaksaan. Erwin dimintai keterangan dalam kasus dugaan pelayahgunaan wewenang.
Dalam keterangan resminya, Farhan memastikan Pemkot Bandung menghormati dan mendukung langkah Kejari Kota Bandung. Pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk Erwin oleh kejari, merupakan bagian dari tahapan penyidikan umum yang sedang dijalankan oleh aparat penegak hukum.
"Sebagai Wali Kota Bandung, saya menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bandung berkomitmen penuh untuk menegakkan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Kami menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat penegak hukum, tanpa intervensi dalam bentuk apa pun," kata Farhan, Jumat (31/10/2025).
Farhan memastikan bahwa seluruh jajaran Pemkot Bandung akan bersikap kooperatif dan memberikan dukungan penuh kepada tim penyidik dalam bentuk keterbukaan data, dokumen, maupun informasi yang diperlukan guna memperlancar proses penyidikan.
"Kami memahami bahwa proses ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berintegritas. Kami percaya, langkah hukum yang diambil akan memberikan kejelasan dan kepastian, sekaligus menjadi momentum bagi seluruh aparatur di lingkungan Pemerintah Kota Bandung untuk semakin memperkuat komitmen terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi," tegasnya.
Pemkot Bandung juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk tetap menghormati asas praduga tak bersalah serta tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Farhan optimistis bahwa dengan kerja sama yang baik antara Pemerintah Kota, aparat penegak hukum, dan seluruh warga Kota Bandung, kita dapat mewujudkan Bandung yang bersih, transparan, dan berintegritas
"Mari bersama-sama menjaga suasana kondusif agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan optimal," pungkasnya.
Keinginan Eneng yang Tidak Terwujud
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Suasana duka masih menyelimuti kediaman AK (14) atau yang memiliki sapaan akrab Eneng. Siswi madrasah tsanawiyah negeri (MTsN) itu ditemukan tak bernyawa dengan kondisi yang tragis. Ia mengakhiri hidupnya sendiri dan meninggalkan surat berisi curahan hati yang mengarah pada dugaan perundungan (bullying).
"Pihak keluarga meyakini karena di situ ada surat wasiat mengarah ke bullying. Adapun ini betul atau tidaknya nanti kita lihat saja perkembangan proses hukumnya bagaimana, itu semua kita pasrahkan ke pihak yang berwajib," kata paman Eneng, Topik Walhidayat (35) di rumah duka, Jumat (31/10/2025).
Eneng yang merupakan anak bungsu dikenal sebagai anak baik, rajin dan berprestasi. Cita-citanya mulia, yakni ingin menjadi dokter. Ayah dan kakaknya bekerja di luar kota, sedangkan ia tinggal bersama nenek dan ibunya di Sukabumi. "Alhamdulillah aktif malah berprestasi juga, kemarin dari kelas 1, kelas 2 (MTsN) dia dapat juara kedua rangking," ujarnya.
Sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidup, Eneng sempat mengutarakan keinginannya kepada ibunya, tepat dua pekan sebelum peristiwa tragis itu terjadi. "Almarhumah itu inginnya pindah sekolah, cuman untuk pindah sekolah itu kan sekarang orang tua mana yang mau memindahkan sekolah anak kalau kita belum ada rencana. Kecuali kita sudah ada kesiapan, contohnya dari segi materi dulu, sedangkan kalau untuk pendaftaran itu kalau di swasta harus ada biaya. Jadi pihak orang tua itu minta waktu sebentar dulu," ungkapnya.
Permintaan untuk pindah sekolah itu sering diutarakan Eneng. Namun, ia tak pernah cerita pada keluarga soal dugaan perundungan. Ia baru menceritakannya secara tak langsung lewat surat terakhir yang ditinggalkan. "Kalau untuk surat wasiat ditemukan pertama yang menemukan oleh mamahnya. Itu posisi ada di kasur," kata dia.
Kini, keluarga sudah membuat laporan ke Polres Sukabumi terkait dugaan perundungan yang dialami korban. "Harapan dari keluarga kalau ini pem-bully-an terbukti dan kami meminta pihak terkait dengan secepatnya kasus bullying ini, secepatnya harus diselesaikan," kata Topik.
"Pesan untuk pihak sekolah kalau memang ini terbukti saya minta jangan sampai mempersulit untuk menyelesaikan masalah ini, kalau bisa permudah dan tolong kooperatif sama pihak kepolisian karena ini harus ditegakkan keadilan. Jadi jangan sampai anak kalian yang menjadi korban berikutnya," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, fakta baru terungkap dalam kasus siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) berinisial AK (14) di Kabupaten Sukabumi yang meninggal dunia diduga karena mengakhiri hidupnya sendiri. Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sukabumi mengungkap bahwa korban sempat mengalami perselisihan dengan kakak kelasnya sebelum peristiwa tragis itu terjadi.
Bersamaan dengan ditemukannya korban yang tak bernyawa, ditemukan pula secarik surat curahan isi hati Eneng. Surat itu ditulis dengan campuran bahasa Sunda dan Indonesia, beberapa narasi menggunakan kata sapaan "eneng". Tulisan tangan korban tampak rapi namun bergetar di beberapa bagian seolah ditulis dalam keadaan sangat emosional.
Dalam surat itu, korban menulis bahwa ia bukan bermaksud membuat masalah, melainkan hanya ingin menyampaikan perasaan. Ia mengaku sering tersakiti oleh perkataan dan sikap teman-teman di kelas, dan merasa lelah hingga hanya ingin mencari ketenangan. "Eneng beres di bikin nyeri ku perkataan babaturan di kls ku omongan, sikap. Eneng beres cape, eneng cuman hayang ketenangan," tulisnya.
Korban sempat menyinggung keinginan pindah sekolah karena tidak tahan dengan suasana kelas yang membuatnya tidak nyaman. Di akhir halaman, ia menulis, "Eneng sayang mmh, bpk, I love you. Sebenerna malin banyak cerita t'h, tapi segitu aja we babay,"
Pada halaman kedua, korban berulang kali meminta maaf kepada orang tua, guru, dan teman-teman. Ia menyebut beberapa nama teman sekelas dan mengaku berusaha memaafkan meski masih terluka.
Ada pula penggalan kalimat yang menguatkan dugaan bahwa korban mengalami perundungan (bullying) di lingkungan sekolah. Pihak kepolisian hingga saat ini masih melakukan penyelidikan. "Kami baru menerima laporan dari keluarganya, langsung kami melakukan penyelidikan dugaan bullying," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi Iptu Hartono.








































.webp)













 
     
  
  
  
  
  
  
 