Kabar Internasional

PBB Soroti Serangan Israel Saat Gencatan Senjata, 100 Warga Gaza Tewas

Rolando Fransiscus Sihombing - detikJabar
Kamis, 30 Okt 2025 23:00 WIB
Warga Palestina memeriksa puing-puing di lokasi serangan terbaru Israel yang menghantam sebuah rumah di Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza. Foto: Reuters
Jakarta -

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut jumlah korban tewas akibat serangan militer terbaru Israel di Jalur Gaza sebagai hal yang mengerikan. Lembaga dunia itu mendesak semua pihak agar tidak membiarkan peluang perdamaian kembali hilang.

Dilansir AFP, Rabu (29/10/2025), Israel mengklaim telah melancarkan serangan terhadap puluhan target Hamas setelah seorang tentaranya tewas. Serangan tersebut menjadikan malam di Jalur Gaza sebagai yang paling mematikan sejak gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat diberlakukan pada awal Oktober.

Kepala Badan Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menyampaikan bahwa serangan udara itu dilaporkan menghantam sekolah, rumah warga, dan tenda pengungsi di wilayah Palestina.

"Laporan bahwa lebih dari 100 warga Palestina tewas semalam dalam gelombang serangan udara Israel, terutama terhadap bangunan tempat tinggal, tenda pengungsi internal, dan sekolah di seluruh Jalur Gaza, setelah tewasnya seorang tentara Israel, sungguh mengerikan," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Turk menegaskan, hukum perang dengan jelas mengatur pentingnya melindungi warga sipil serta infrastruktur sipil. Ia mengingatkan Israel agar mematuhi kewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional dan siap menanggung konsekuensi atas setiap pelanggaran.

"Sangat menyedihkan bahwa pembunuhan ini terjadi tepat ketika penduduk Gaza yang telah lama menderita mulai merasa ada harapan bahwa rentetan kekerasan yang tak henti-hentinya mungkin akan berakhir," katanya.

Turk juga menyerukan semua pihak yang berkonflik untuk bertindak dengan itikad baik dalam melaksanakan gencatan senjata. Ia mendesak negara-negara berpengaruh di kawasan agar mengambil langkah nyata memastikan kepatuhan terhadap perjanjian tersebut.

"Dua tahun terakhir telah membawa penderitaan dan kesengsaraan yang tak terkira, dan kehancuran Gaza yang hampir menyeluruh," ujarnya.

"Kita tidak boleh membiarkan kesempatan untuk perdamaian dan jalan menuju masa depan yang lebih adil dan aman ini terlepas dari genggaman kita."

Artikel ini telah tayang di detikNews.




(rfs/sud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork