Kopamas soal Angkot Listrik 'Angklung' Mengaspal di Bandung

Kopamas soal Angkot Listrik 'Angklung' Mengaspal di Bandung

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 29 Okt 2025 20:00 WIB
Petugas memperhatikan purwarupa angkot listrik pintar saat diperkenalkan di Kantor Dinas Perhubungan Kota Bandung, Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (4/8/2025). Angkot listrik pintar yang diproduksi oleh perusahaan karoseri PT Marlip Indo Mandiri dengan fasilitas AC, kamera 360, TV LCD, pintu elektrik dan alat pembayaran non tunai tersebut mulai diperkenalkan kepada Pemerintah Kota Bandung guna mendukung peremajaan angkutan kota. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/nym.
Angkot Listrik Pintar di Bandung (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Bandung -

Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat (Kopamas) menjelaskan skema untuk rencana pengoperasian angkot listrik yang diberi nama Angklung. Angkot itu akan diuji coba pekan depan dengan rute Gunung Batu - Stasiun Bandung.

Ketua Kopamas Kota Bandung Budi Kurnia mengatakan, nantinya, Angklung akan beroperasi dengan Pemkot Bandung sebagai regulator atau pembuat aturannya. Penyediaan Angklung bakal diserahkan ke para pengusaha angkutan sebagai bagian dari wacana peremajaan angkot.

"Jadi Pak Wali Kota Bandung itu sebagai regulatornya, kami sebagai operatornya. Penggantian kendaraan itu nanti domainnya kami, pemerintah hanya menyediakan aturannya aja," katanya, Rabu (29/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi yang mengganti angkot itu dari kami, koperasi. Karena selama ini ada persepsi yang salah di masyarakat kalau angkot ini nanti akan dibeli oleh Pemkot," ucapnya menambahkan.

ADVERTISEMENT

Budi Kurnia menyatakan, anggota Kopamas nantinya akan disarankan untuk mengganti angkot konvensional ke Angklung. Namun menurutnya, semua itu akan bergantung terhadap kemampuan para pengusaha.

"Rencana sih pengennys semua trayek. Tapi ya balik lagi ke (pengusaha) angkotnya. Kalau saya pribadi, karena saya punya angkot, saya akan ganti dengan mobil listrik," ujarnya.

Ia membeberkan, dari sisi biaya operasional, Angklung lebih terjangkau dibandingkan dengan angkot konvensional. Angkot konvensional berdasarkan catatannya, butuh biaya Rp 200 ribu setiap 200 kilometer, sedangkan Angklung hanya butuh Rp 30 ribu.

Namun demikian, modal awal untuk membeli Angklung memang terbilang besar. Untuk satu unit Angklung, kisaran harganya bisa memakan biaya senilai Rp 400 juta.

"BOK (biaya operasional kendaraan)-nya rendah dibanding konvensional. Meskipun investasi di awalnya tinggi, tapi akan kami sarankan untuk anggota kami di Kopamas beralih ke kendaraan listrik ini," pungkasnya.




(ral/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads