Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya!

Kabar Internasional

Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya!

Jilan Salsabila - detikJabar
Minggu, 26 Okt 2025 18:30 WIB
Ilustrasi media sosial
Ilustrasi media sosial (Foto: Getty Images/iStockphoto/12963734)
Bandung -

Pemerintah Australia telah memulai kampanye edukasi publik tentang cara membantu anak-anak berhenti dari media sosial menjelang diberlakukannya batas usia nasional 16 tahun untuk penggunaan media sosial. Aturan ini akan mulai berlaku pada bulan Desember mendatang, dilansir dari ABC News.

Komisaris eSafety Australia, Julie Inman Grant, mengatakan pada Jumat (10/10) bahwa informasi di situs web lembaganya, esafety.gov.au, menjelaskan undang-undang baru tersebut dan cara menavigasinya.

Mulai 10 Desember, platform seperti Facebook, Instagram, Snapchat, TikTok, X, dan YouTube dapat didenda hingga 50 juta dolar Australia jika tidak mengambil langkah-langkah untuk mencegah anak-anak di bawah usia 16 tahun memiliki akun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesan-pesan untuk meningkatkan kesadaran juga akan mulai disebarkan pada Minggu (12/10) mendatang melalui saluran digital, televisi, radio, dan papan reklame.

"Kami ingin anak-anak memiliki masa kecil mereka. Kami ingin para orang tua merasa tenang, dan kami ingin anak muda, anak-anak Australia, memiliki tiga tahun tambahan untuk mengenal diri mereka sendiri sebelum platform menentukan siapa mereka," ujar Menteri Komunikasi Anika Wells, mengacu pada batas usia media sosial yang selama ini secara de facto adalah 13 tahun berdasarkan undang-undang privasi Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

Batasan usia ini menimbulkan beragam tanggapan. Sejumlah pakar memperingatkan bahwa perubahan tersebut dapat memberi dampak negatif sekaligus positif pada anak-anak. Lebih dari 140 akademisi dari Australia dan luar negeri menandatangani surat terbuka kepada pemerintah tahun lalu yang menentang pembatasan usia media sosial karena dianggap "instrumen yang terlalu kasar untuk secara efektif mengatasi risiko."

Meskipun mendapat kritik, undang-undang tersebut disahkan dengan dukungan besar tahun lalu. Platform media sosial diberi waktu satu tahun untuk mencari cara mematuhi aturan tersebut, meski belum ada teknologi yang sepenuhnya akurat untuk memverifikasi usia pengguna.

Menurut Inman Grant, penerapan batas usia ini akan menjadi "peristiwa besar bagi banyak remaja."

Lembaganya menawarkan daftar periksa dan topik pembicaraan bagi orang tua untuk membantu anak-anak beradaptasi, seperti mengikuti influencer melalui situs web, bukan akun media sosial.

"Bagaimana kita mulai membiasakan mereka untuk lepas dari media sosial sekarang agar tidak kaget pada 10 Desember nanti? Bagaimana kita membantu mereka mengunduh arsip dan kenangan mereka, serta memastikan mereka tetap terhubung dengan teman-teman dan tahu di mana mencari dukungan kesehatan mental jika merasa sedih ketika tidak lagi terpaku pada ponsel selama liburan?" ujarnya.

Langkah Australia diawasi oleh negara-negara lain yang juga khawatir terhadap dampak media sosial pada anak-anak.

"Ini adalah tantangan global, dan kita semua sedang mencari cara terbaik untuk menanganinya. Kami menaruh perhatian pada langkah yang diambil Australia, dan kami akan terus mengamati apa yang dilakukan Australia," kata Dahl-Madsen kepada Australian Broadcasting Corp (ABC) di Melbourne pada Senin (13/10).

"Sangat penting bagi Australia, Denmark, dan Uni Eropa untuk saling berbagi pelajaran, membandingkan pengalaman, dan mendorong kemajuan yang nyata dalam hal ini," tambahnya. "Semua ini tentang melindungi anak-anak kita di dunia digital yang semakin kompleks."

Pada pekan lalu, pemerintah Denmark juga mengusulkan penetapan batas usia 15 tahun. Namun, Dahl-Madsen menyatakan bahwa Denmark mungkin akan mempertimbangkan pengecualian untuk anak yang berusia 13-14 tahun dengan izin orang tua. Australia tidak memiliki pengecualian semacam itu.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads