Menengok Gerakan Poe Ibu di SMK Sukabumi

Menengok Gerakan Poe Ibu di SMK Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 20 Okt 2025 13:30 WIB
Gerakan Poe Ibu diterapkan di SMK 2 Sukabumi
Gerakan Poe Ibu diterapkan di SMK 2 Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Suasana upacara bendera di SMK Negeri 2 Sukabumi tiap Senin pagi kini terasa berbeda. Usai upacara, para siswa bergantian maju ke depan, bukan untuk menerima penghargaan, tapi untuk menyalurkan donasi Rp1.000 yang dimasukkan ke dalam kotak.

Gerakan ini dikenal dengan nama Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu atau Poe Ibu gagasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Melalui Surat Edaran Nomor 149/PMD.03.04/KESRA, masyarakat diimbau menyisihkan Rp1.000 per hari untuk membantu warga yang membutuhkan.

Lubna Salsabila, siswi kelas XI, menceritakan pengalamannya mengikuti gerakan ini. Ia mengaku bangga bisa ikut berkontribusi, meski jumlahnya kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut aku bagus banget, karena bisa bantu teman yang kekurangan. Misal ada yang nggak sekolah karena nggak ada bekal, ini bisa bantu juga. Bahkan buat beli atribut sekolah," ujar Lubna, saat ditemui di sela kegiatan sekolah, Senin (20/10/2025).

Menurut Lubna, pengumpulan dilakukan setiap Senin, setelah upacara bendera. Setiap kelas maju bergantian menyetorkan hasil donasi mereka ke panitia.

ADVERTISEMENT

"Kalau aku sih seribu aja tiap Senin. Teman-teman juga banyak yang ikut. Kadang ada yang nggak bisa, ya nggak apa-apa. Soalnya cuma seribu, nggak memberatkan," lanjutnya.

Guru Bimbingan Konseling SMKN 2 Sukabumi, Asep Dede Kurnia menjelaskan, gerakan Poe Ibu ini merupakan bentuk kepedulian sosial di lingkungan sekolah.

"Lingkungan hidup di sekolah kan beragam secara ekonominya, ada siswa yang mampu dan ada yang kurang mampu, jadi yang lebih bisa membantu yang kurang," ujar Asep.

Gerakan Poe Ibu diterapkan di SMK 2 SukabumiGerakan Poe Ibu diterapkan di SMK 2 Sukabumi Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Dana yang terkumpul, kata Asep, digunakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan ekonomi, seperti ongkos transportasi, seragam, atau kebutuhan sekolah lainnya.

"Biasanya informasi datang dari wali kelas, kalau ada siswa kesulitan biaya. Kita data dulu, baru dibantu dari dana donasi ini," jelasnya.

Asep menegaskan, pengelolaan dana Poe Ibu dilakukan secara terbuka. Pihaknya juga menyediakan rekening tabungan terpisah untuk donasi dari program tersebut.

"Kita umumkan setiap kali pengumpulan. Berapa yang masuk, berapa yang keluar, disampaikan ke siswa. Semua tersimpan di rekening khusus gerakan ini," tuturnya.

Gerakan ini baru berjalan dua minggu dan sementara hanya dilakukan setiap Senin setelah upacara. Namun, pihak sekolah berencana memperluasnya agar bisa dilakukan setiap hari.

"Guru juga ikut. Tapi sifatnya sukarela, jadi tidak ada paksaan. Bahkan ada yang kasih lebih dari seribu. Namanya juga gerakan keikhlasan," tambah Asep.

Gerakan Poe Ibu ini merupakan tindak lanjut dari imbauan Gubernur Jawa Barat yang disampaikan melalui Dinas Pendidikan.

"SMK itu kan di bawah provinsi. Jadi ada arahan dari dinas, diteruskan ke KCD wilayah, lalu ke sekolah-sekolah," jelas Asep.

Dengan total sekitar 1.200 siswa dan 70 guru, SMKN 2 Sukabumi kini jadi salah satu sekolah yang aktif menerapkan gerakan donasi sosial ini. Bagi mereka, seribu rupiah mungkin kecil, tapi ketika dikumpulkan bersama, nilainya bisa besar dan manfaatnya terasa nyata.

"Intinya dari kita untuk kita," tutup Asep.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads