Potret miris dunia pendidikan terjadi di Selatan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejumlah sekolah alami keruksakan hingga tak layak digunakan kegiatan belajar mengajar.
Salah satunya, bangunan SD Negeri Curugtelu, Desa Bojongsari, Kecamatan Culamega dan SDN Pantilaksana di Kecamatan Cipatujah.
Bangunan ruang kelasnya rusak berat dan tak tersentuh perbaikan selama bertahun-tahun. Bahkan video SD Negeri Curugtelu yang rusak parah itu viral. Sejumlah siswa terekam menyampaikan keluh kesah kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Assalamualaikum pak Dedi abdi hoyong sakola anu layak abdi tos dua tahun sakola doluar pamugi aya perhatosana (Pak Dedi saya mau sekolah yang layak saya sudah dua tahun sekolah di luar semoga ada perhatian)," kata pelajar perempuan dalam video yang diunggah akun TikTok @sendi.guntarasama.
Bahkan, dalam rekaman berdurasi sekitar 3,59 menit, tampak sejumlah siswa menunjukkan ruang kelas yang rusak parah.
Dalam video itu terlihat jelas, atap dan dinding sekolah banyak yang roboh, sementara lantainya dipenuhi rerumputan liar karena sudah lama tidak digunakan. Dari enam ruang kelas yang ada, hanya tiga ruangan yang masih bisa difungsikan untuk kegiatan belajar mengajar.
Kepala SDN Curugtelu, Toto Haryanto membenarkan, bahwa tahun 2025 sekolahnya belum mendapatkan bantuan. Namun, pada 2024 lalu pihaknya sudah menerima rehab satu ruang kelas.
"Alhamdulillah sebelumnya sudah dapat satu ruang, tapi tahun ini belum," ujarnya.
Menurut Toto, masih ada tiga ruang kelas yang kondisinya rusak parah, yakni kelas 4, 5, dan 6. Akibat keterbatasan ruangan, proses belajar mengajar terpaksa dilakukan dengan sistem darurat.
"Kelas 6 belajar di ruang guru, kelas 5 di panggung luar, sedangkan kelas 2 dan 4 harus berbagi satu ruangan. Sementara kelas 1 dan 3 masih punya kelas sendiri," jelasnya.
Toto berharap, pemerintah bisa segera memberikan bantuan untuk memperbaiki tiga ruang kelas tersebut agar kegiatan belajar dapat berjalan normal kembali.
Kondisi serupa juga terjadi di SDN Pantilaksana, Desa Cikungading, Kecamatan Cipatujah. Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan atap ruang kelas sekolah itu rusak berat, sehingga siswa harus belajar di teras sekolah secara lesehan.
Di sisi lain, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya terus berupaya memperjuangkan perbaikan sekolah rusak. Selain gunakan skema pembiayaan pusat, APBD Kabupaten Tasikmalaya juga dikucurkan untuk perbaikan sekolah.
Kabid SD Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya Ahmad Solihin menyampaikan, bahwa setiap sekolah yang kondisinya rusak sudah diajukan untuk mendapatkan anggaran rehabilitasi.
"Berbagai langkah sudah kami lakukan agar sekolah-sekolah yang rusak bisa segera mendapat bantuan, baik untuk perbaikan ruang kelas maupun sarana pendukung lainnya. Kami tidak diam, terus berupaya pak Kadis dan Pak Bupati sendiri kan sampai ke Kementrian Pendidikan Dasar," ujarnya.
Ahmad menyebut, sejauh ini bantuan perbaikan sekolah dari pusat baru terealisasi untuk 53 sekolah. Jumlah ini jauh dari total 1.062 SD di Kabupaten Tasikmalaya.
"Masih banyak yang mengalami kerusakan akibat usia bangunan dan lamanya tidak mendapat rehabilitasi. Setiap tahun, jumlah sekolah yang bisa diperbaiki hanya sebagian kecil karena keterbatasan anggaran.Kalau satu tahun hanya 50 sekolah yang dapat bantuan, maka butuh waktu hampir 20 tahun untuk menyelesaikan semuanya. Tetapi progresnya terus menunjukan perbaikan," ungkapnya.
Tahun ini, menurut Ahmad, terdapat lebih dari 150 sekolah yang sudah mendapat bantuan perbaikan ruang kelas. 65 ruangan kelas sama toilet sekolah gunakan anggaran dari APBD Kabupaten Tasikmalaya.
"Mudah-mudahan tahun depan bantuan dari pusat kembali turun, sehingga lebih banyak sekolah yang bisa direhab," harapnya.
(mso/mso)