Analisis Badan Geologi soal 'Si Cantik' Terhisap Lumpur Situ Ciburuy

Wisma Putra - detikJabar
Selasa, 14 Okt 2025 11:00 WIB
Penampakan sisa backhoe yang ambles di Situ Ciburuy (Foto: Whisnu Pradana)
Bandung -

Dua pekan sudah alat berat di lokasi normalisasi Situ Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terjebak lumpur hisap. Alat berat berwarna kuning yang dinamai warga 'si cantik' itu tidak bisa dievakuasi sekalipun crane sudah diterjunkan untuk melakukan evakuasi.

Badan Geologi turun tangan melakukan penyelidikan atas ramainya video kejadian alat berat yang terperangkap di lumpur hisap yang ada di danau tersebut.

Dari hasil tinjauan lapangan, pada tanggal 28 September 2025, dilaporkan sebuah unit ekskavator tenggelam di area Situ Ciburuy saat mengeruk lumpur untuk normalisasi. Dari informasi di lapangan, ekskavator terlihat perlahan terhisap ke dalam lumpur hingga hampir seluruh badan tertutup.

Badan Geologi lanangsung melakukan kajian dari sisi geologi teknik untuk mengetahui penyebab utama serta memberikan rekomendasi teknis guna mencegah kejadian serupa.

Kepala Badan Geologi M Wafid mengatakan, Situ Ciburuy merupakan danau alami yang terbentuk di cekungan diantara kaki Gunung Burangrang dan Perbukitan Kapur Padalarang.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Cianjur skala 1:100.000 (Sudjatmiko, 1972) daerah ini tersusun oleh hasil gunung api tua yang terdiri dari breksi gunungapi, breksi aliran, endapan lahar dan lava. Susunannya antara andesit dan basal dengan ketebalan hingga 150 meter.

Berdasarkan Peta Geologi Teknik Daerah Bandung Utara Jawa Barat skala 1:100.000 (Muhammad Wafid A.N. dkk,2005) daerah sekitar Situ Ciburuy tersusun oleh breksi, lahar, dan pasir tufa berlapis-lapis dengan kemiringan yang kecil, tanah pelapukan dan endapan permukaan berupa lanau pasiran berwarna cokelat kemerahan dan lempung lanauan cokelat kekuningan, dengan konsisteni agak teguh, plastiitas sedang-tinggi.

"Material penyusun dasar Situ Ciburuy adalah endapan danau (lacustrine deposits) berupa lumpur, lempung, dan lanau halus dengan kandungan organik tinggi. Ketebalan sedimen lunak diperkirakan mencapai 3-10 meter, tergantung lokasi di dasar situ. Material dasar Situ Ciburuy memiliki ciri khas: warna keabu-abuan kehitaman, plastis, jenuh air, dan mengandung bahan organik dari dekomposisi vegetasi air," kata Wafid dalam keterangan tertulis yang diterima detikJabar, Selasa (14/10/2025).

Berdasarkan karakteristik sedimen danau, tanah dasar di sekitar Situ Ciburuy diduga memiliki nilai SPT = 0-2 blow (sangat lunak), kuat geser tak terdrainasi (cu) = 5-15 kPa dan porositas tinggi (>60%) dan tekanan air pori tinggi.

Dengan kondisi tersebut, Wafid menyebut, tanah dasar tidak mampu menahan beban tinggi seperti ekskavator. Beban ekskavator jauh melebihi daya dukung tanah yang diijinkan, menyebabkan kegagalan geser dan penurunan cepat.

"Konsolidasi cepat tanah lunak akibat beban berat menyebabkan ekskavator turun perlahan ke lapisan lebih dalam. Penurunan muka air situ akibat pengeringan sebagian membuat dasar lumpur tampak padat padahal masih jenuh di bawah permukaan. Hal ini disebabkan oleh perubahan kadar air dan tekanan pori," ungkapya.

"Saat lumpur mulai mengering atau air mulai keluar dari pori-porinya tekanan air pori bisa menjadi negatif terhadap tekanan atmosfer. Ketika lumpur kembali jenuh, gaya kapiler hilang dan kekuatan geser menurun drastis," tambahnya.

Backhoe terjebak lumpur hisap di Situ Ciburuy Bandung Barat Foto: Istimewa

Wafid menyimpulkan, dari hasil analisis geologi teknik, kejadian tenggelamnya ekskavator di Situ Ciburuy disebabkan oleh daya dukung tanah dasar yang sangat rendah, beban berlebih dari alat berat, serta perubahan tekanan pori pada lumpur jenuh air, bagian atas terasa keras tetapi di bawahnya masih sangat lunak.

"Fenomena ini merupakan manifestasi alami dari tanah lempung organik lunak di lingkungan danau, yang membutuhkan pendekatan kerja khusus dan mitigasi sebelum pekerjaan berlangsung," jelasnya.

Pascakejadian ini, pihaknya memberikan rekomendasi teknis di antaranya, tentukan ketebalan dan sifat mekanis lapisan lempung lunak serta batas lapisan keras di bawahnya dan hindari menempatkan alat berat langsung di atas sedimen lunak tanpa pelat distribusi tekanan.

"Perlu dilakukan perkuatan dan distribusi beban, lakukan pengamatan terhadap penurunan (settlement) dan kondisi stabilitas area kerja dan siapkan rencana evakuasi alat berat jika terjadi penurunan mendadak," pungkasnya.




(wip/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork