Drama Macan Tutul Tiga Jam 'Staycation' di Hotel Bandung

Drama Macan Tutul Tiga Jam 'Staycation' di Hotel Bandung

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 10 Okt 2025 14:00 WIB
Seekor macan tutul (Panthera pardus) berada di dalam kandang usai dievakuasi di Anugerah Hotel, Bandung, Jawa Barat, Senin (6/10/2025). Tim gabungan yang terdiri dari unsur Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Polisi, TNI, Diskar PB, dan relawan berhasil mengevakuasi seekor macan tutul yang masuk ke dalam hotel untuk selanjutnya dibawa ke Lembang Park & Zoo untuk mendapatkan perawatan dan observasi lebih lanjut kemudian akan direhabilitasi sementara ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) di Kabupaten Sukabumi. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/tom.
Momen Evakuasi Macan Tutul yang Nyasar ke Hotel Bandung. Foto: ANTARA FOTO/ABDAN SYAKURA
Bandung -

Matahari sudah menunjukkan sinarnya, suasana Senin pagi di Jalan Paadasaluyu, Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung cukup tenang. Tidak banyak kendaraan yang melintas, begitu pun pejalan kaki yang berlalu-lalang di jalan itu.

Tepat di bangunan No 18 yang merupakan eks Hotel Anugerah, seekor kucing besar atau macan tutul masuk ke dalam bangunan itu. Satwa liar dan dilindungi diduga masuk dari belakang hotel, sebelum masuk ke dalam, macan tutul itu diduga memanjat benteng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena tidak tersorot sinar matahari, tubuh macan tutul itu terlihat kehitaman. Setelah masuk ke dalam hotel, macan tutul itu lalu naik ke tangga untuk menuju ke lantai dua dan saat berjalan di lantai dua, satwa itu berpapasan dengan penjaga hotel Nasimah yang kala itu sedang sibuk beres-beres.

Saat berpapasan, Nasimah tak bereaksi berlebihan, dengan respons seperti itu, macan tutul itu pun terus berjalan hingga menemukan jalan buntu. Mengetahui ada tamu tak diundang masuk hotel, Nasimah langsung melaporkan kejadian itu kepada sekuriti bernama Arcon. Kemudian, Arcon pun melaporkan kejadian ini kepada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandung.

ADVERTISEMENT

Macan tutul itu pun langsung masuk ke sebuah kamar, dibantu Arcon macan tutul itu pun dikunci dari luar dan berhasil dijebak di kamar nomor 101. Sambil menunggu bala bantuan, Nasimah dan Arcon pun tetap tenang.

Saat berbincang dengan detikJabar, Nasimah mengatakan, macan tutul itu masuk dari belakang hotel, lalu naik ke lantai dua. "Kejadian tadi jam setengah 7 pagi, macannya dari bawah, naik ke atas," kata Nasimah kepada detikJabar, Senin, 6 Oktober 2025 lalu.

Nasimah mengaku kaget, karena saat berpapasan dengan satwa itu, pasalnya ukurannya cukup besar. "Kaget, dia lagi jalan, kaya kucing gitu, enggak melawan (menerkam)," ujar Nasimah.

Setelah berjalan di lantai dua hotel, Nasimah sebut jika macan tutul itu langsung masuk ke kamar No 101. "Langsung masuk ke kamar, ini hotel, tapi sudah kosong," ucapnya.

"Langsung laporan ke Damkar. Katanya minta pintu ditutup, langsung ditutup," ujar Nasimah.

Meski macan tutul itu sudah terkurung di dalam kamar, Nasimah belum tenang. Setelah anggota Damkar Kota Bandung tiba, Polsek Sukasari, BBKSDA Jabar dan Lebang Pak and Zoo tiba, Nasimah pun langsung lega.

Setibanya petugas gabungan di hotel itu, salah satu petugas langsung melumpuhkan macan tutul itu dengan tembakan bius, hingga macan tutul itu ambruk dan pingsan. Sebetulnya, saat satwa itu pingsan, satawa sudah bisa dibawa keluar, namun demi kemanan satwa itu harus dimasukkan ke kandang besi.

Dalam hal ini, kandang besi milik Lembang Park and Zoo harus digotong dari lantai satu ke lantai dua. Akses tangga yang sempit membuat petugas kesulitan memasukan kandang besi itu. Setelah hampir 30 menit bejibaku, kandang besi itu pun berhasil dinaikkan.

Tidak lama setelah kandang besi dinaikkan, petugas pun langsung memasukkan satwa liar itu. Proses memasukkan satwa harus berhati-hati dan disaksikan dokter hewan. Setelah dimasukkan ke dalam kandang, kandang itu pun dikeluarkan dari kamar. Sama saat memasukkan kandang, mengeluarkan kandang dari lantai dua ke lantai satu juga petugas menemukan kesulitan, apalagi saat diturunkan di dalam kandang itu sudah berisi macan tutul.

"Yang mau bantu perhatikan cara pegang nya, karena kukunya lumayan," ucap petugas yang memberikan arahan kepada tim yang membantu proses evakuasi.

Kandang itu tidak bisa keluar melalui tangga saat kandang dimasukkan, pasalnya aksesnya cukup sempit, sehingga kandang dikeluarkan melalui pintu belakang. Proses penurunan harus dilakukan secara manual dengan sangat hati-hati. Setelah banyak petugas membantu, akhirnya kandang berhasil diturunkan dan dinaikkan ke atas mobil bak terbuka.

Saat kandang macan tutul berhasil diturunkan, petugas minta agar warga membubarkan diri, khawatirnya macan yang sudah dibius bangun kembali dan stres melihat banyak warga.

"Silakan, warga untuk membubarkan diri, tidak mendekat," kata petugas.

Kapolsek Sukasari Kompol Ni Wayan mengatakan, proses evakuasi dilakukan selama tiga jam. Akses yang sempit, menurut Wayan yang menjadi penghambat.

"Tiga jam. Kesulitannya diturunkan dari lantai dua ke lantai satu," ujar Wayan.

Macan tutul yang nyasar ke hotelMacan tutul yang nyasar ke hotel Foto: Wisma Putra/detikJabar

Macan Direhabilitasi di PPSC Sukabumi

Setelah berhasil dievakuasi, macan tutul itu tetap disimpan di kandang besi itu hingga tenang. Pada malam harinya, satwa itu langsung dibawa ke Kabupaten Sukabumi untuk direhabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC).

Humas BBKSDA Jabar Ery Mildrayana mengatakan, satwa liar dilindungi itu diberangkatkan ke Sukabumi, Senin (6/10) malam dan tiba di Sukabumi, Selasa (7/10) pagi.

"Berdasarkan hasil observasi dokter hewan dan Balai Besar KSDA Jabar, serta koordinasi dengan dokter hewan PPSC, macan tutul dinyatakan cukup fit dan sanggup untuk menempuh perjalanan, kemudian pada pukul 22.15 WIB macan dievakuasi dan dititip rawat ke PPS Cikananga dan tiba pada pukul 05.42 WIB," kata Ery.

Menurut Ery, perjalanan dilakukan sehati-hati mungkin dengan kecepatan rendah dan secara berkala kendaraan berhenti untuk melakukan checking kesehatan, posisi aman macan tutul, memberi minum atau memastikan air diminum di dalam kandang.

"Berdasarkan pemantauan tim sepanjang perjalanan, macan tutul dalam kondisi normal, namun demikian perjalanan panjang tetap beresiko terhadap kesehatan di antaranya letih dan stres," ungkapnya.

Pemantauan pada pukul 10.00 WIB kondisi macan tutul membaik dengan indikasi di antaranya saturasi dan respon terhadap gerakan. Pada pukul 12.14 WIB kondisi macan tutul cenderung menurun namun pada pukul 13.50 WIB setelah macan tutul diberikan vitamin, kondisinya berangsur membaik.

"Hingga pukul 14.26 WIB hasil pemantauan berangsur membaik," tambahnya.

"Per pukul 16.30 WIB dilaporkan tim dokter posisi satwa masih tertidur dan sempat berganti posisi, pergantian posisi dengan pemindahan kaki depan, belum terlihat bisa berdiri dengan kaki belakang. Indikasi banyaknya pergerakan menandakan macan tutul membaik," tuturnya.

Keesokan harinya, Rabu (8/10), kondisi kesehatan macan tutul malam hingga dini hari di lokasi perawatan/observasi kesehatan, terpantau pergerakan baru berupa upaya mencoba bergerak dan berjalan, namun belum sempurna dan kembali ke posisi tidur.

"Per pukul 02.00 WIB terpantau matul sudah mampu bangun, berdiri dan menggigit kayu dalam kandang, serta mencoba mencari celah keluar. Terhadap hasil pemantauan tersebut, terdapat perkembangan kesehatan dan pergerakan lebih baik dari sebelumnya serta kembali tidur," ujarnya.

Dari pagi hingga sore pukul 17.00 WIB, kondisi matul dalam kondisi baik. Macan tutul masih menjalani tahap rehabilitasi sebagai upaya pemulihan kesehatan, observasi dan monitoring terus dilakukan secara intensif di bawah pengawasan tim medis.

Hingga hari ini, Kamis (9/10/2025) kondisi macan tutul dalam keadaan baik, menunjukkan trend positif dan sudah bisa makan.

"Berdasarkan hasil observasi dan monitoring tim medis per 19.00 WIB s/d 05.00 WIB, kami informasikan secara keseluruhan kondisi macan tutul dalam kondisi baik, dominan posisi beristirahat, respon postif makan potongan daging, pergerakan terpantau satwa mencoba berdiri, melangkah dan kembali ke posisi istirahat," terang Ery.

"Rencana lebih lanjut jika pergerakan lebih banyak, akan dipindahkan ke area sedikit lebih besar untuk memberikan ruang berjalan lebih baik," tambahnya.

(wip/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads