Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), kepala desa dan masyarakat umum di Purwakarta serentak memulai Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu atau Poe Ibu gagasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Program yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Barat Nomor 149/PMD.03.04/KESRA tentang Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (Poe Ibu), merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
"Di lingkungan setda saja ada 300-an ASN, dan hari ini mereka serentak menyumbangkan seribu rupiah. Sudah bisa ditotalkan berapa uang yang terkumpul," ujar Om Zein sapaan akrabnya, Senin (6/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Om Zein menegaskan, program ini bersifat sukarela dan bukan pungutan wajib, mereka hanya diajak menyisihkan uang Rp. 1.000 setiap harinya. Jika ditotal, sedikitnya ada 12.500-an ASN dan 183 kepala desa se-Purwakarta. Dan mereka semua secara sukarela akan menyumbangkan seribu rupiah tiap harinya.
"Donasi ini sifatnya sukarela bukan pungutan. Sudah disiapkan kotaknya, diisi sendiri. Kotak ini boleh diisi bukan oleh ASN saja, tapi masyarakat umum juga bisa," katanya.
Ia mencontohkan, warga yang sakit tapi tidak tertutup biaya transportasi atau kebutuhan pendamping saat berobat. Begitu pula untuk pendidikan, seperti pembelian seragam sekolah atau kebutuhan lain bagi pelajar dari keluarga tidak mampu.
"Sekolah memang gratis, BPJS juga ada. Tapi ongkos ke rumah sakit, atau baju sekolah yang harus dibeli, itu kan masih jadi kendala. Nah, lewat program ini bisa dibantu," Ungkanya.
Langkah Agar Tak Ada Penyelewengan Dana
Untuk menghindari penyelewengan, Om Zein mengatakan, setiap desa maupun OPD membentuk bendahara khusus. Dana yang terkumpul, kata dia, akan disimpan di masing-masing bendahara desa atau instansi terkait.
Meski bukan dana pemerintah, Om Zein menyebutkan, laporan pemasukan dan pengeluaran tetap akan diaudit oleh Inspektorat. Posko pengaduan dibuka di rumah kepala desa dan tingkat kabupaten agar masyarakat bisa mengawasi langsung.
"Ini ikhtiar percepatan pelayanan. Dana gotong royong ini dikelola secara terbuka. Masyarakat bisa ikut mengawasi melalui pos pengaduan yang kami siapkan," ucapnya.
Program Rereongan Sapoe Sarebu menjadi simbol solidaritas dan kebersamaan masyarakat Jawa Barat. Dengan menyisihkan Rp1.000 per hari, diharapkan kebutuhan mendesak masyarakat yang tidak tercover program pemerintah bisa segera tertangani.
"Gerakan ini sederhana, tapi dampaknya besar. Kalau semua ikut, nilainya bisa luar biasa untuk membantu warga yang benar-benar membutuhkan," Pungkasnya.