Rektor UPI Desak Evaluasi Program MBG Usai Kasus Keracunan Massal

Rektor UPI Desak Evaluasi Program MBG Usai Kasus Keracunan Massal

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 05 Okt 2025 20:00 WIB
Siswa korban keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) menjalani perawatan medis di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan sebanyak 500 pelajar di Kecamatan Cipongkor mengalami keracunan yang diduga akibat menyantap hidangan makan bergizi gratis pada (24/9). ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Pelajar Bandung Barat Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis. Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Bandung -

Ribuan pelajar dari puluhan kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) DI Jawa Barat alami keracunan. Tak hanya di Jabar, kejadian serupa juga terjadi di wilayah lainnya di Indonesia. Banyak pihak meminta Presiden Prabowo untuk menghentikan program ini.

Ada juga pihak yang meminta agar Prabowo melakukan evaluasi program ini, salah satunya Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) saat ini adalah Prof Didi Sukyadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ada kekurangan program jangan dihentikan, tapi tata kelola harus diperbaiki, kita punya banyak ahli, pakar dan harus ditingkatkan sinergisnya," kata Didi kepada detikJabar, Minggu (5/10/2025).

"Menurut saya diperbaiki tata kelolanya, di mana yang salahnya sampai seperti ini, bukan mengecilkan peristiwanya, program ini bagus, kemudian perlu diteruskan, kalau ada kekurangan perlu dikaji bersama dan dicari solusinya," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Didi mengungkapkan, program makan bergizi ini bukan hanya ada di Indonesia, tapi juga dilakukan di negara lain dan bisa dilakukan dengan berhasil.

"Kita bisa melihat misal orang tua kita dulu mengalami susah untuk makan, saat ini yang bisa menikmati makan bergizi belum semuanya, kemudian di sekolah juga suka ada jajanan kurang sehat, makanan mengandung pengawet dan zat-zat berbahaya akan berkurang. Dampak tidak bisa kelihatan satu dua tahun ke depan, tapi ketika nanti mereka beranjak dewasa," ungkapnya.

UPI Dukung SDM MBG

UPI memiliki jurusan Tata Boga. Menurut Didi, pihaknya juga memiliki laboratorium dan dapur laboga. Saat ini, perannya dilibatkan di berbagai perusahaan hingga pemerintahan, tapi saat ini sifatnya konsultan, bukan hanya makanan bergizi, tapi juga dilibatkan dalam kesejahteraan keluarga. "Jika ada kesempatan dan dibutuhkan UPI siap berikan pendampingan, penyuluhan dan mahasiswa kami diberikan peran untuk melakukan supervisor untuk sukseskan program pemerintah," ujarnya.

"Kita ingin, tahun 2024 Indonesia dapat bisnis demografi, kita harus siap, maka mahasiswa harus cerdas. Cerdas itukan dari makanan, gizi harus bagus, hanya memang kita kan baru pertama lakukan secara masif beri makan untuk sekian juta siswa kita," tuturnya.

Menurut Didi, melalui Fakultas Kedokteran, UPI menggelar kegiatan UKS Final Champions.

"UKS dulu pernah jaya, ketika saya masih SD, tapi sekarang fungsinya kalau kita upacara pingsan lalu dibawa ke UKS, nah sekarang oleh UPI dihidupkan kembali, seluruh Indonesia diundang para siswa di SD dan diberi pelatihan melalui Zoom dan mereka diberikan kesempatan mengikuti pertandingan cerdas cermat," tuturnya.

"Di antara misi mereka ketika kembali ke sekolah mereka diberikan edukasi dan menjadi pengawas MBG, jadi mereka harus bisa mendeteksi mana makanan yang basi mana yang tidak, lalu ada yang basi mereka laporkan ke gurunya sehingga tidak dikonsumsi. Mereka juga tahu makanan 4 sehat 5 sempurna itu seperti apa, itu salah satunya melalui kegiatan UKS Final Champions karena bukan atau dua orang, tapi ratusan hingga ribuan dari Sabang sampai Merauke," pungkasnya.

(wip/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads