Ketua DPC Apdesi Kabupaten Bogor, Abdul Azis, mengungkapkan adanya program pendidikan baru yang disampaikan usai rapat bersama Bupati dan Sekda Kabupaten Bogor di Kantor Bupati, Jumat (3/10/2025). Program tersebut menargetkan satu desa minimal satu anak kuliah, sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di tingkat pedesaan.
"Bupati menyampaikan, minimal satu desa ada satu anak yang kuliah. Kalau kita hitung dari 416 desa, berarti ada 416 mahasiswa yang bisa menempuh pendidikan tinggi. Dalam empat tahun jumlahnya bisa mencapai lebih dari 1.600 sarjana baru dari desa-desa di Kabupaten Bogor," ujar Abdul Azis.
Ia menekankan, program ini harus dijalankan dengan mekanisme yang transparan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Pemilihan calon penerima beasiswa harus jelas kriterianya, sehingga tidak salah sasaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua harus transparan agar bisa dipertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan kecemburuan di masyarakat," jelasnya.
Menurutnya, program Satu Desa, Satu Sarjana menjadi langkah penting untuk menjawab kesenjangan pendidikan antara desa dan kota. Selama ini, banyak lulusan SMA sederajat di desa yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena kendala biaya.
Dengan adanya dukungan ini, diharapkan akan lahir generasi muda desa yang berpendidikan tinggi dan mampu kembali membangun daerahnya.
"Ini bagian dari prioritas pembangunan SDM di Kabupaten Bogor. Desa tidak hanya kuat secara infrastruktur, tapi juga harus memiliki kader muda yang cerdas dan siap menghadapi tantangan ke depan," tambah Abdul Azis.
(tya/tey)