Hasil penelitian di laboratorium kesehatan (Labkes) Provinsi Jawa Barat mengungkap ada dua jenis bakteri yang mengontaminasi hidangan makan bergizi gratis (MBG) yang menjadi pemicu keracunan massal.
"Dari parameter pemeriksaan keamanan pangan pada lab mikrobiologi hasilnya berbeda-beda, secara frekuensi didominasi oleh bakteri salmonella dan Bacillus cereus. Pada pemeriksaan lab kimia paling banyak dari parameter nitrit," ujar Kepala Labkes Jabar dr Ryan Bayusantika Ristandi.
Dua bakteri itu mayoritas ditemukan pada sampel makanan dari lokasi KLB keracunan akibat MBG, yang berjumlah 163 sampel. Sampel itu dikirimkan oleh 11 dinas kesehatan kota/kabupaten, yang tersebar di Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain faktor bakteri, yang pertumbuhannya dipicu akibat suhu udara. Kontaminasi silang juga dari peralatan, tangan pekerja, atau air yang tak highienis juga bisa menjadi faktor pemicu keracunan.
"Kelembapan tinggi mempercepat pertumbuhan mikroba. Kemasan yang tidak rapat menyebabkan masuknya udara atau debu yang membawa spora/jamur," tuturnya.
Tentang Bakteri Salmonella
Infeksi salmonella (salmonellosis) adalah penyakit bakteri umum yang mempengaruhi saluran usus. Bakteri Salmonella biasanya hidup di usus hewan dan manusia dan ditumpahkan melalui tinja (kotosa). Manusia paling sering terinfeksi melalui air atau makanan yang terkontaminasi.
Dikutip detikHealth dari Cleveland Clinic, ketika seseorang terkena salmonella, berarti cukup banyak bakteri telah melewati asam lambung dan sistem kekebalan tubuh untuk membuat seseorang sakit. Bakteri Salmonella menyerang dan menghancurkan sel-sel yang melapisi usus yang membuat tubuh sulit menyerap air sehingga memicu kram perut dan diare.
Gejala salmonella muncul di mana saja dari beberapa jam hingga beberapa hari setelah terpapar bakteri Salmonella. Gejala salmonella mempengaruhi perut dan usus (saluran pencernaan) dan termasuk:
- Diare (terkadang berdarah).
- Demam.
- Sakit perut atau kram.
- Mual dan muntah.
- Sakit kepala.
Gejala dan Penanganan Pertama
Menurut Ryan, banyak gejala yang ditimbulkan jika seseorang mengalami keracunan.
"Gejala umum yang sering muncul adalah mual dan muntah, diare, nyeri perut atau kram perut, demam, sakit kepala dan lemas, lalu dehidrasi," ujarnya.
Disinggung apakah seseorang yang alami keracunan bisa berakibat mematikan? Ryan sebut, akibatnya bisa fatal.
"Sebagian besar keracunan makanan hanya menimbulkan mual, muntah, atau diare. Tapi pada kasus tertentu bisa berakibat fatal, misalnya menyebabkan gagal ginjal atau kelumpuhan pernapasan. Karena itu, kalau ada gejala berat seperti diare berdarah, muntah terus-menerus, atau sulit bernapas, segera cari pertolongan medis," jelasnya.
Untuk penanganan pertama korban keracunan, Ryan mengatakan jangan sampai korban dehidrasi atau kekurangan cairan.
"Kalau ada orang yang mengalami gejala keracunan makanan, misalnya muntah atau diare, yang paling penting jangan sampai kekurangan cairan. Jadi, segera beri minum air putih atau oralit (larutan gula-garam/ORS) sedikit demi sedikit tapi sering. Jika terdapat gejala lain seperti muntah yang terus-menerus, diare berdarah, demam tinggi, atau korban terlihat sangat lemah sampai kesulitan minum, segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis," pungkasnya.
(yum/yum)