Suara Pengelola SPPG Pemicu Keracunan Ribuan Siswa di Cipongkor KBB

Suara Pengelola SPPG Pemicu Keracunan Ribuan Siswa di Cipongkor KBB

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 26 Sep 2025 18:17 WIB
Suasana SPPG Makmur Jaya Penyebab Keracunan Massal Akibat MBG di KBB
Suasana SPPG Makmur Jaya Penyebab Keracunan Massal Akibat MBG di KBB (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung -

Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikonsumsi pelajar PAUD hingga jenjang SMA/SMK di Kecamatan Cipongkor dan Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) memicu keracunan massal.

Berdasarkan data yang dihimpun sejak kejadian pertama pada Senin (22/9/2025) sampai Kamis (25/9/2025), ada 1.333 pelajar di dua kecamatan itu yang mengalami gejala seperti mual, muntah, hingga kejang-kejang.

Beberapa penyintas serta orangtua sepakat mengenai MBG. Semuanya satu suara, menolak program itu dilanjutkan. Para siswa trauma menyantap hidangan itu. Pun orangtua khawatir anaknya akan keracunan lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sudut pandang lain, detikJabar sempat masuk ke SPPG Makmur Jaya di Kampung Cipari, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor. Penelusuran ini agar memberikan gambaran lain di balik petaka keracunan massal tersebut.

SPPG itu ada di pinggir Jalan Raya PLTA Saguling. Begitu masuk, kaki menapak pada lantai bercat biru. Kemudian di kiri kanan ada beberapa ruangan, seperti ruang tamu, gudang penyimpanan bahan basah, lalu ada tirai pembatas ke tempat pengolahan menu.

ADVERTISEMENT

Suasananya bersih, tak ada sampah berserakan. Perabotan tertata dengan rapi. Ada pendingin tempat menyimpan buah di sebelah kanan, lalu di tengah-tengah ads rak besi dengan kertas menu masakan untuk setiap periode. Di bagian belakangnya terdapat tempat pencucian serta deretan kompor gas.

Ada juga exhaust berukuran raksasa agar asap dari proses pengolahan makanan tersedot keluar tak memenuhi ruangan. Di ruang sebelah, terdapat dua meja stainless cukup panjang sebagai tempat pengemasan makanan. Di bawahnya tersusun rapi 'omprengan' stainless yang nantinya bakal didistribusikan ke sekolah-sekolah.

"Sudah ada SOP bahwa ruangannya harus bersih, terus kalau di sini hanya boleh dimasuki oleh juru masak dan pengolah saja," kata Kepala SPPG Makmur Jaya, Ikbal Maulana Ramadan saat ditemui, Jumat (26/9/2025).

Di SPPG itu ada 51 orang yang bertugas. Mulai dari bagian pengolahan, ahli gizi, manajemen, hingga sopir. Semua bertugas sesuai porsinya masing-masing selama 2 pekan berjalan.

"Kami baru 2 minggu bertugas di SPPG ini, latar belakangnya macam-macam. Saya sendiri manajemen, ada chef, kemudian warga biasa. Yang pengolahan itu 2 orang sudah bersertifikasi, pencuci omprengan sudah berpengalaman," kata Ikbal.

Ikbal mengatakan saat ini SPPG itu tidak beroperasi sementara waktu sembari menunggu hasil pengujian sampel makanan di Labkesda Jabar agar mengetahui penyebab pasti keracunan massal tersebut.

"Enggak (beroperasi), ditutup dulu. Kita juga belum bisa memastikan apakah dari ayam atau bahan lainnya. Tunggu hasil uji lab saja," ucap Ikbal.

Peristiwa keracunan massal gegara makanan yang mereka olah, menjadi pukulan telak buat mereka. Sebab mereka mengklaim sudah menjalankan semuanya sesuai petunjuk teknis dari Badan Gizi Nasional (BGN).

"Kami ikut bertanggungjawab, tapi kan enggak mungkin disengaja. Amit-amit kami seperti itu, karena kan kami juga di sini bekerja, senang bisa dapat penghasilan," ucap Ikbal.

Diberitakan sebelumnya, Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail mengatakan hanya tiga Sarana Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) saja yang ditutup sementara operasionalnya buntut keracunan massal tersebut.

Tiga SPPG yang ditutup sementara itu di antaranya SPPG di Kampung Cipari, Desa Cijambu, serta SPPG di Desa Neglasari, Kecamatan Parongpong. Serta satu SPPG di Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas.

"Yang ditutup itu cuma 3, jadi cuma yang di Cipongkor (2 SPPG) sama yang di Cihampelas saja (1 SPPG)," kata Jeje saat ditemui, Kamis (25/9/2025).

Tiga SPPG itu akan dievaluasi terlebih dahulu berkaitan dengan kasus keracunan massal tersebut. Evaluasi dilakukan sampai hasil uji sampel di Labkesda Jawa Barat keluar.

"Jadi dievaluasi dulu berkaitan dengan kasus ini. Sekarang masih uji sampel di Labkesda, kita tunggu saja hasilnya seperti apa. Karen sudah dicek juga oleh BGN (Badan Gizi Nasional) dan barusan oleh Pak Cucun (Wakil Ketua DPR RI)," kata Jeje.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads