Di lereng Gunung Tangkil, Palabuhanratu, sebuah gubuk berdinding bambu dan karung pernah menjadi saksi hidup seorang ibu bernama Iis. Malam-malam panjang ia lewati bersama dua anaknya, ditemani dinginnya angin gunung yang masuk dari sela dinding rapuh. Atap bocor membuat mereka sering terbangun saat hujan turun, berlari kecil menyelamatkan barang seadanya agar tidak basah.
Tak ada listrik yang menerangi, hanya lampu minyak yang berkedip memberi cahaya temaram di ruangan tak lebih dari dua kali dua meter. Di situlah Iis menidurkan anak-anaknya, sembari berdoa dalam hati agar esok ada rezeki dari hasil menyadap karet.
Kisah getir itu kini tinggal kenangan. Senin (22/9/2025) menjadi hari yang akan selalu diingat Iis sepanjang hidupnya. Bupati Sukabumi Asep Japar menunaikan janjinya untuk memberikan rumah untuk Iis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah itu dibangun di atas tanah yang diberikan Junajah Jajah, anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi PDI-P. Material bangunan datang dari Hamzah Gurnita, legislator Fraksi PKB.
Bupati yang akrab disapa Asjap itu mengungkapkan, rumah yang kini ditempati Iis lahir dari kepedulian banyak pihak.
"Alhamdulillah ini Ibu Iis yang kemarin tinggal di tempat kurang layak huni, alhamdulillah hari ini bisa tinggal layak," ujarnya dengan nada lega.
Asjap menambahkan, rumah ini tidak mungkin berdiri tanpa kebersamaan. Ia berharap, kasus serupa bisa segera ditangani begitu ada laporan dari warga.
"Mudah-mudahan di Kabupaten Sukabumi bila ada hal-hal seperti ini cepat diberikan informasi dan akan berkoordinasi bagi masyarakat agar mendapat perhatian dari pihak pemerintahan," tuturnya.
Sementara itu Junajah Jajah, legislator yang menyerahkan tanah, menilai langkah ini sebagai bukti bahwa keluhan masyarakat bisa cepat direspons.
"Terima kasih ke Bupati. Begitu ada keluhan yang lewat melalui pak kades, camat, respon semuanya cepat. Tanah dari saya, betul, yang penting kita bisa membantu Bu Iis ini," ujarnya.
Ia menekankan makna kolaborasi dalam pembangunan rumah tersebut. "Alhamdulillah karena ini bentuk kepedulian semua dan bentuk kolaborasi. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa gotong royong antara eksekutif, legislatif, dan masyarakat bisa menghadirkan solusi nyata. Saya berharap semangat seperti ini terus tumbuh untuk warga lain yang membutuhkan," imbuhnya.
Sementara itu, Hamzah Gurnita dari Fraksi PKB mengungkap rasa syukurnya karena kisah Iis mampu menggerakkan banyak pihak. Menurutnya, apa yang ia berikan hanyalah bagian kecil dari bantuan yang mengalir.
"Saya mohon maaf tidak bisa hadir secara langsung karena ada kegiatan. Tapi saya ikut bahagia melihat Bu Iis kini bisa menempati rumah layak. Material yang saya bantu hanyalah bagian kecil dari ikhtiar bersama. Yang terpenting adalah kepedulian kita semua terhadap sesama," ucapnya.
"Semoga Bu Iis dan anak-anaknya lebih nyaman, sehat, dan bisa menatap masa depan lebih baik," kata Hamzah menambahkan.
Bagi Iis, rumah sederhana itu adalah jawaban doa panjang dalam gelap gubuk bambu. Matanya berkaca-kaca saat menatap dinding putih dan cahaya lampu yang terang. Dengan suara bergetar, ia mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih banyak, saya tidak tahu harus berkata apa lagi," ucapnya lirih.
Ia menoleh ke arah dua anaknya, lalu melanjutkan dengan suara serak. "Dulu kami tidur di gubuk bocor, dingin, gelap. Sekarang anak-anak saya bisa tidur dengan tenang. Terima kasih sudah peduli, semoga Allah membalas kebaikan semuanya," tuturnya.
(sya/yum)