Unit Layanan Pelanggan PLN Palabuhanratu bersama tim K3L PLN UP3 Sukabumi mengunjungi kediaman Ina Rohaenah (49) di Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Mereka melihat langsung lokasi tempat Ninis Saputri (19) terkena sengatan listrik.
Mereka menegaskan, insiden yang menimpa Ninis Saputri merupakan kecelakaan listrik. Jaringan yang melintas di depan rumah korban adalah saluran udara tegangan menengah (SUTM) dengan daya mencapai 20 ribu volt.
Aditya Pratama, Team Leader K3L PLN UP3 Sukabumi menjelaskan, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah mitigasi sebelum kejadian. Edukasi keselamatan, kata dia, rutin dilakukan baik secara umum maupun langsung ke rumah warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedatangan kami bukan bermaksud mencari siapa yang benar atau salah, namun lebih kepada kemanusiaan kepada teh Ninis. Namun perlu diketahui sebenarnya dari kami sudah melakukan mitigasi sebelumnya kita sudah melakukan pencegahan-pencegahan, dari PLN ULP Palabuhanratu sudah melakukan rutinitas edukasi keselamatan ketenagalistrikan baik secara komunal maupun door to door langsung di sekitar lokasi kejadian," kata Aditya kepada detikJabar, Senin (22/9/2025).
Ia menambahkan, keluarga korban juga sempat menerima sosialisasi langsung dari tim PLN Palabuhanratu.
"Kebetulan di rumah bu Ina juga sempat dilakukan edukasi tim PLN Palabuhanratu, edukasi keselamatan ketenagalistrikan, dan diterima baik oleh penghuni rumah keluarga bu Ina sendiri. Tapi mungkin naas kejadian teh Ninis terjadi kecelakaan listrik kecelakaan umum di malam hari," ujarnya.
Aditya menekankan bahwa keberadaan kabel bertegangan tinggi di depan rumah warga harus benar-benar diperhatikan. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun yang terlalu dekat dengan jaringan.
"Seharusnya hal itu tidak terjadi, artinya ketika mengetahui kabel listrik ada di depan rumah tidak seharusnya melakukan aktivitas apapun. Ini juga himbauan kita ingatkan kembali masyarakat di wilayah Sukabumi, khususnya PLN Wilayah Palabuhanratu, agar tidak melakukan aktivitas apapun di dekat jaringan," ucapnya.
Menurut Aditya, kabel yang melintas di depan rumah Ina merupakan saluran udara tegangan menengah. Daya yang dialirkan, kata dia, bukan arus kecil, melainkan sangat tinggi.
"Kalau kita sebut itu saluran udara tegangan menengah, karena tegangannya itu di kisaran 20.000 volt, nah itu sangat berbahaya, sama-sama kita hindari. Kalau memang urgent atau ada kebutuhan mendesak, misalnya membenarkan genting atau balkon atau apapun yang terlalu dekat dengan jaringan, segera infokan terlebih dahulu ke PLN terdekat," tutur Aditya.
Kondisi Balkon dan Kabel
Pantauan detikJabar di lokasi menunjukkan, balkon rumah Ina berada persis di tepi jalan raya Palabuhanratu - Sukabumi. Dari lantai dua rumah itu, pagar besi balkon hanya berjarak kurang dari satu meter dari jaringan kabel listrik PLN yang membentang lurus di depan rumah. Posisi kabel berada sejajar dengan kepala orang dewasa yang berdiri di balkon.
Di seberang jalan, berdiri pohon mangga besar dengan dahan yang memanjang ke arah balkon. Ujung ranting pohon itu menjuntai hingga bisa dijangkau langsung dari luar pagar balkon, tanpa harus memanjat pohon. Situasi ini membuat siapa pun yang berdiri di balkon berhadapan langsung dengan kabel listrik dan sekaligus bisa meraih buah mangga.
Kombinasi pohon menjulur, kabel listrik bertegangan tinggi, dan balkon yang menjorok ke jalan inilah yang kemudian menciptakan kondisi rawan. Dari titik inilah, Ninis tersengat arus listrik ketika mencoba memetik mangga.
Ina Rohaenah masih mengingat jelas peristiwa yang menimpa putrinya pada 15 Juni lalu. Dari balkon lantai dua rumahnya, Ninis mencoba meraih buah mangga yang menjuntai dari pohon seberang.
"Ninis itu kena listrik tegangan 20 ribu volt, pak. Jadi waktu kejadian tubuhnya langsung kaku, jatuh dari atas balkon, terus lampu padam se-kecamatan Palabuhanratu," kata Ina.
Ina menambahkan, selepas isya sekitar pukul 19.00 WIB, Ninis bersama dua temannya mencoba memetik buah dari balkon. Saat tangan menyentuh cabang pohon, tubuhnya tiba-tiba tersedot arus.
"Jadi bukannya Ninis yang nempel, tapi kesedot, ketarik kaya magnet. Otomatis langsung mimis kaya patung di situ, akhirnya jatuh dari ketinggian," tuturnya.
Kisah Ina soal putrinya viral di media sosial setelah ia berusaha mengadukan kondisi Ninis ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Meski tidak bertemu langsung dengan Dedi, Ina mengaku sudah dihubungi oleh tim Advokat Jabar Istimewa yang dalam waktu dekat akan menyambangi rumahnya.
"Ini sudah berkomunikasi terus, keinginan kami mudah-mudahan ada solusi ke depan terkait bagaimana biaya pengobatan putri saya," pungkasnya.
Simak Video "Video: Menembus Lokasi Terjebaknya Puluhan Mobil Akibat Longsor di Sukabumi"
[Gambas:Video 20detik]
(sya/mso)