Derita Reni di China, Dipaksa Layani 'Suami' dan Rindu Pulang

Derita Reni di China, Dipaksa Layani 'Suami' dan Rindu Pulang

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 22 Sep 2025 19:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi TPPO (Foto: Ilustrator: Luthfy Syahban).
Sukabumi -

Di balik dinding sebuah rumah di Tiongkok, Reni Rahmawati (23) warga Cisaat, Kabupaten Sukabumi menahan rindu yang tak berujung. Suaranya terdengar lirih ketika bercerita lewat sambungan telepon.

"Reni pengen pulang, pengen kumpul sama keluarga, sama kakak, sama ibu. Di sini Reni cuma bisa berdoa," ucapnya pelan, Senin (22/9/2025).

Perempuan asal Sukabumi itu mengaku, dijebak dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Niat awalnya merantau untuk mencari penghidupan justru berubah menjadi jeratan yang membuatnya tak berdaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan kangen lagi. Tiap malam nggak bisa tidur, kepikiran terus. Reni cuma bisa doa biar dilancarkan, biar cepat pulang," katanya.

ADVERTISEMENT

Hari-hari Reni berjalan penuh keterbatasan. Ia hanya diberi makan dua kali sehari, sementara kebebasan seperti terkunci rapat. Yang membuat luka batin kian dalam, ia dipaksa melayani seorang pria yang mengaku suaminya. Pria itu tinggal di rumah yang sama, hanya dipisahkan ruangan.

"Iya, dipaksa layaknya suami istri. Kalau saya nggak nurut, saya diancam. Katanya saya akan dibuat menderita dan nggak akan dikembalikan ke Indonesia," tutur Reni.

Meski diawasi, Reni berhasil menghubungi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dengan ponsel yang ia bawa dari Indonesia. Ia menggunakan ponsel itu secara diam-diam, meski si pria mengetahui keberadaannya.

"Saya sudah jelaskan semua kronologi dari awal sampai akhir. KJRI bilang sabar dulu, karena prosesnya masih panjang," jelasnya.

Kerinduan pada keluarga di tanah air tak pernah surut. Dalam setiap doa, Reni menyebut nama ibunya. Dari negeri seberang, Reni pun mengucapkan permohonan maaf kepada sang ibu.

"Ibu, Reni minta maaf belum bisa bahagiain Ibu. Reni selalu berusaha jadi apa yang Ibu inginkan. Reni harapan satu-satunya, tapi malah bikin Ibu sedih. Tadinya Reni pengen bahagiain Ibu, ternyata malah terjebak. Asal Ibu tahu, Reni sayang Ibu," katanya sambil terisak.

Di rumah asing itu, Reni menunggu pertolongan. Setiap detik diisi harapan agar pintu kebebasan terbuka dan ia bisa pulang ke Sukabumi, kembali ke pelukan keluarga yang selalu ia rindukan.

Diketahui, Reni merupakan tulang punggung keluarga. Sebelumnya ia bekerja di sebuah perusahaan padat karya di wilayah Sukabumi sebelum akhirnya terjerumus dalam lingkaran perdagangan orang internasional.

Ibu Reni, Emalia tinggal di Cibatu, Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Ibunya tinggal bersama sang kakak yang memiliki kelainan mental. Setiap hari, sang ibu bersusah payah menyambung hidup sambil menaruh harap agar putri bungsunya kembali pulang ke tanah air.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads