Kasus Keracunan MBG di Tasikmalaya Bikin Geram

Kasus Keracunan MBG di Tasikmalaya Bikin Geram

Deden Rahadian - detikJabar
Jumat, 19 Sep 2025 14:00 WIB
ilustrasi keracunan
Ilustrasi. (Foto: Dok.Detikcom)
Tasikmalaya -

Belasan siswa sekolah dasar (SD) dan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya alami gejala keracunan pada Kamis (18/9/2025) malam. Hingga Jumat (19/9/25) pagi, korban dugaan keracunan menjadi 15 orang. Delapan dirawat di Puskesmas Cikalong, lima dirawat di klinik swasta, dan dua di rumah.

"Sebagian memang sudah ada yang pulang, tim kami sedang turun tangan. Kami coba mendata korban dugaan keracunan dengan datang kesekolah dan masyarakat," kata Kepala Puskesmas Cikalong Popon Herlina kepada detikJabar, Jumat (19/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis pagi. Menu makanan yang disajikan mulai mie, ayam semur cincang, krupuk pangsit, dan sawi hijau.

"Kita belum pastikan yah apa penyebabnya, nanti nunggu hasil uji lab (laboratorium)," ujar Popon Herlina.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, siswa yang menjadi korban diketahui berusia antara 6 hingga 7 tahun. Sementara yang masuk di puskesmas dan klinik swasta berjumlah 13 orang anak.

"Korban berasal dari SD Cikalong 1, PAUD, dan beberapa sekolah lain. Mereka semuanya anak-anak usia dini yang saat ini sedang ditangani tim medis," kata Kapolsek Cikalong, AKP Dede Dermawan.

Wakil Bupati Tasikmalaya Asep Sopari Alayubi mengaku geram dengan dugaan keracunan usai menyantap makanan dari program makan bergizi gratis kembali terulang. Kejadian serupa pernah terjadi di Kecamatan Rajapolah awal Mei 2025. Bahkan, total korbanya 400 siswa.

"Kok terulang yah. Saya benar-benar kecewa. Saya minta SPPG profesional yah, Ini program strategis nasional program unggulan Pak Prabowo harus benar benar diperhatikan. Pertama harus jadi prioritas unsur higienis dan cara mengolah. Supaya makanan sampai kesiswaan tepat waktu dan memenuhi unsur gizi. Harus diminimalisir kesalahan," jelas Asep Sopari Alayubi.

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sudah membentuk satgas MBG. Fungsinya untuk meminimalisir kejadian keracunan sampai penyalahgunaan.

"Kita punya satgas MBG untuk awasi pelayanan, pemetaan wilayah layanan supaya tidk saling rebut. kita pastikan sumber bahan baku makanan dari Tasik, supaya ekonomi muter," kata Asep.

Pemerhati sosial sekaligus Wakil Ketua ICMI Kabupaten Tasikmalaya, Roni Romansyah meminta program MBG dievaluasi. Berbagai indikasi jadi penyebabnya mulai takaran menu yang disama ratakan, distribusi makanan, kandungan gizi, banyak keracunan hingga makanan dibuang untuk pakan ternak.

"Di luar negeri sudah berjalan lama, tetapi di kita dengan mental pejabat dan masyarakat ini harus dievaluasi. Kalau saya usul harus dievaluasi, saya lihat takaran makananya antara yang TK, SD, SMP SMK SMA itu disamakan padahal ke butuhnya kan beda," ungkap Roni.

Roni menyebut solusi yang tepat dengan kultur yaitu memberikan yang pada orang tua. "Solusinya diberikan uang pada Orang Tua kontrolnya dibuat aplikasi yang tiap hari ortu berikan report terhadap makanan yang dikonsumsi anaknya atau ada petugas nanti cek kesekolah tiap hari dan report ke BGN," pungkas Ronim.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads