Suasana Taman Dago Cikapayang terasa berbeda pada Minggu (14/9/2025) pagi. Alih-alih dipenuhi sampah dan coretan vandalisme sisa demonstrasi beberapa hari sebelumnya, taman di jantung Kota Bandung itu ramai oleh ribuan orang yang datang bukan untuk berdemo, melainkan untuk membersihkan kota mereka.
Seribuan warga dari 176 komunitas berkumpul, sebagian membawa sapu, kantong sampah, hingga kuas cat. Ada yang memungut sampah plastik di trotoar, ada pula yang menghapus coretan di tembok dan ornamen huruf 'DAGO'. Dari Dago Atas hingga Diponegoro, warga bergerak serentak mengembalikan wajah Bandung seperti sediakala.
"Miris sekali lihat Bandung setelah demo, selain banyak fasilitas yang rusak, banyak vandalisme juga," ucap Kasih, seorang warga yang terlihat tekun menyapu dedaunan kering di area taman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baginya, aksi ini adalah bentuk kepedulian agar Bandung tak dibiarkan terluka lebih lama.
Sementara itu, Mulyana datang bersama komunitasnya. Mereka membawa cat untuk menutupi coretan di marka taman.
"Ya kita tergerak lihat kondisi Kota Bandung yang mengkhawatirkan karena dirusak. Kita bantu mengecat marka yang luntur di taman, sama tadi ngambilin sampah yang berserakan di tanaman yang ada di taman ini," tuturnya.
![]() |
Bagi Mulyana, menjaga fasilitas kota sama pentingnya dengan menyampaikan aspirasi. "Boleh demo, tapi jangan merusak, yang dirugikan masyarakat sendiri, banyak anggaran yang terbuang percuma," pesannya.
Di sela aksi, petugas Dinas Pemadam Kebakaran menyemprotkan air ke jalanan yang sudah dibersihkan. Anak-anak muda hingga orang tua terlihat bahu-membahu, seolah menunjukkan bahwa Bandung bukan hanya milik pemerintah, tapi milik warganya yang peduli.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Darto, mengapresiasi antusiasme warga yang datang tanpa komando pemerintah.
"Antusiasme sangat tinggi, ini bukan kita yang gelar, tapi kita support peralatan dan lainnya," katanya.
Ia menjelaskan kegiatan ini sekaligus bagian dari rangkaian World Clean Up Day 2025 yang puncaknya akan digelar pada 20 September mendatang.
Baca juga: Taman Musik Bandung yang Tak Semerdu Dulu |
"Kalau di Bandung sudah mulai hari ini, ini melibatkan 176 komunitas yang anggotanya mencapai 1.700-an, dari mulai Dago Atas sampai Diponegoro," ujarnya.
Tak hanya soal sampah, aksi ini juga menyasar selokan agar tak tersumbat saat musim hujan, serta pengecatan tiang listrik yang penuh vandalisme.
"Warga jaga warga, warga jaga kota, boleh saja sampaikan aspirasi, tapi kalau mengotori kita bersihkan," ujar Darto.
(wip/dir)