Sukabumi-Cianjur Sepekan: Keracunan Massal Gegara Makan Bergizi Gratis

Sukabumi-Cianjur Sepekan: Keracunan Massal Gegara Makan Bergizi Gratis

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 14 Sep 2025 10:30 WIB
Siswa SD serta SMP Cianjur alami keracunan usai santap MBG
SIswa di Cianjur keracunan usai santap MBG (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar).
Sukabumi -

Sejumlah peristiwa terjadi di wilayah Sukabumi dan Cianjur pekan ini. Mulai dari gempa yang mengguncang wilayah Sukabumi hingga keracunan massal akibat MBG di Cianjur.

Berikut rangkuman berita Sukabumi dan Cianjur pekan ini.

1. Tertimbun Longsor, Curug Ngebul Cianjur Ditutup Sementara

Wisata alam Curug Ngebul di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur ditutup sementara. Pasalnya terjadi longsor yang menimbulkan hampir sebagian kawasan beserta fasilitas yang ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi yang dihimpun detikJabar, peristiwa longsor tersebut terjadi pada Jumat (5/9/2025) malam usai hujan deras mengguyur Kecamatan Pagelaran sejak sore hari.

ADVERTISEMENT

Tebing setinggi puluhan meter yang berada hanya beberapa meter dari pusat Curug Ngebul pun longsor. "Kejadian longsornya beberapa hari lalu. Kejadiannya saat malam hari, kondisi curug tidak ada pengunjung sehingga tidak ada korban luka ataupun jiwa," ujar Camat Pagelaran Reki Nopendi, Senin (8/9/2025).

Tetapi, lanjut dia, material longsoran menimbun kawasan wisata Curug Ngebul beserta beberapa fasilitas yang ada. "Yang tertimbun dan rusak parah fasilitas musala dan WC," ucapnya.

Menurut dia, material longsoran tersebut belum bisa dibersihkan lantaran akses yang sulit dan khawatir terjadi longsor susulan. "Kalau pembersihan sepertinya agak repot, karena titiknya berada di bawah. Apalagi akses ke bawah juga cukup sulit dan masih ada potensi batu jatuh. Jadi saat ini kondisinya masih tertimbun," katanya.

Dia mengatakan untuk sementara waktu wisata Curug Ngebul ditutup sementara hingga pembersihan material longsoran selesai dan tebingan dipastikan aman. "Wisata ditutup sementara demi kenyamanan dan keselamatan. Kalau sudah dibersihkan longsoran dan dipastikan aman, baru dibuka lagi," kata dia.

Senada, Plt Kepala BPBD Cianjur Iwan Karyadi mengatakan tim tengah melakukan upaya untuk pembersihan material longsor dan mengkaji potensi longsor susulan.

"Upaya yang dilakukan sementara adalah menutup akses wisata dan berkoordinasi dengan pemerintah desa serta relawan setempat untuk segera membersihkan material longsoran. Nanti tim BPBD juga melakukan kajian untuk memastikan kerawanan tebingnya," kata Iwan.

2. Sukabumi Diguncang Gempa Magnitudo 4,7

Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4,7 mengguncang kawsasan Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya pada Rabu (10/9/2025) pukul 20.26 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan episenter gempa terletak pada koordinat 7.45 LS dan 106.7 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 53 Kilometre Tenggara Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 31 Kilometer.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif," kata Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, dalam keterangan resminya.

Menurutnya, dampak gempa berdasarkan laporan dari masyarakat, dirasakan di wilayah Bayah, Pangalengan, Pelabuhan Ratu, Cidolog dengan Skala Intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).

Di Cilaku, Cireunghas, Sukabumi, Jampang Kulon, Cicurug, Curugkembar, Cisolok, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cimahi dengan Skala Intensitas II - III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang - getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).

Di Cidadap, Depok dengan Skala Intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut.

"Hingga pukul 20.47 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan," jelas Hartano.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3. 6 Orang Diamankan Usai Penggerebekan Tambang Emas Ilegal

Enam orang diamankan personel Tipidter Sat Reskrim Polres Sukabumi pascapenggerebekan tambang emas ilegal di Blok Pasir Gombong, Kampung Cipedes, Desa Ridogalih, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Mereka terdiri dari pemilik lahan, kepala lubang tambang, pekerja dan dua koordinator warga.

Kasat Reskrim Polres Sukabumi Iptu Hartono mengatakan keenamnya masih menjalani pemeriksaan intensif. "Sementara yang diamankan enam orang, terdiri dari satu orang kepala lubang atau galian, satu orang pemilik lahan, dua orang pekerja tambang, dan dua orang yang diduga masyarakat sebagai koordinator," ujarnya kepada detikJabar, Kamis (11/9/2025).

Hartono menegaskan, status keenam orang tersebut belum sebagai tersangka. "Sejauh ini masih dalam tahap pemeriksaan sebagai para pihak yang terkait dalam pertambangan tanpa izin," jelasnya.

Salah satu dari enam orang yang diperiksa adalah pemilik lahan yang diketahui merupakan warga Kampung Cileungsing. "Ya, ada satu orang pemilik lahan yang ikut dilakukan pemeriksaan sebagai salah satu pihak terkait," kata Hartono.

Dari hasil penyelidikan, polisi memastikan lahan tambang ilegal itu merupakan tanah pribadi. "Ya benar bahwa hasil pemeriksaan bahwa status tanah tersebut milik salah satu warga di Kampung Cileungsing dengan dasar kepemilikan tanah berupa SPPT, namun dalam proses penyelidikan dan penyidikan dalam perkara pertambangan yang dinilai adalah perizinan dan legalitas yang sudah dimiliki oleh pelaksana pertambangan," jelasnya.

Selain mengamankan enam orang, polisi juga menyita sejumlah barang bukti dari lokasi. Karung-karung berisi batuan mineral diduga mengandung emas dan peralatan tambang sederhana turut dibawa ke Mapolres Sukabumi.

"Selain barang bukti hasil berupa mineral batu emas, ada beberapa barang bukti lain yang diamankan seperti alat-alat yang digunakan dalam pertambangan," tutur Hartono.

4. Pilu Balita di Sukabumi Diduga Jadi Korban Pencabulan Remaja Keji

Nasib pilu dialami balita di Kabupaten Sukabumi. Bocah perempuan berusia 4 tahun itu diduga menjadi korban pencabulan oleh seorang remaja laki-laki berusia 19 tahun yang merupakan tetangganya sendiri. Akibat kejadian, korban mengalami luka di bagian vitalnya.

Peristiwa itu baru diketahui orang tua saat korban menangis dan mengeluh kesakitan di bagian vital saat buang air kecil. Ibu korban pun curiga dan bertanya pada korban.

"Ketahuannya itu begini, si anak itu ditanya sama ibunya mau kencing itu nangis, kenapa? Sakit, kenapa? Dikira sakit apa ternyata anak ditanya sama pelaku digini-gini katanya," kata US (55) selaku kakek korban saat dikonfirmasi detikJabar, Kamis (11/9/2025).

Berdasarkan keterangan keluarga, pelaku kerap datang ke rumah korban. Kemudian pada suatu hari, korban dibawa ke rumah pelaku hingga terjadi peristiwa dugaan pencabulan tersebut setelah sebelumnya diiming-imingi makanan.

"Awalnya korban itu lagi di rumah, kemudian anak itu dibawa ke rumah pelaku setelah itu dikasih makanan sama pelaku itu langsung kejadian (dugaan pencabulan). Bahasanya mah bukan satu kali, lebih tiga kali itu sudah keseringan makanya anak itu sering kesakitan," ujarnya.

Tak hanya itu, korban juga sempat mengalami ancaman hingga tak berani bercerita kepada orang tuanya. "Disuruh jangan bilang-bilang, suka diancam jadi takut anaknya," sambungnya.

Usai mendengar peristiwa memilukan itu, kakek korban langsung melapor ke aparat setempat. Mereka sempat bertemu dengan pelaku dan terduga pelaku mengakui perbuatannya. Namun sayangnya, tak ada respons tegas dari aparat.

"Sudah ngaku dia, sudah gitu saya bilang ke Pak Desa, ya pak Desa tanggapannya lain-lain percuma bilang. Ya sudah saya langsung laporan ke Polres Sukabumi Kota, anaknya dibawa sama bapak ibunya, sudah selesai (laporan) sampai saat ini juga belum ada tanggapan," ungkapnya.

Laporan polisi itu sudah dilayangkan sejak Mei 2025. Di sisi lain, korban yang membutuhkan pengobatan dan pendampingan tak dapat bantuan dari pemerintah.

"Kondisi korban, alhamdulillah sudah ada tetangga yang membantu membiayai pengobatan. Pelaku mah nggak bertanggung jawab. Orang tuanya buruh serabutan dan korban anak bungsu, yang pertama perempuan juga usia 12 tahun," kata dia.

Keluarga korban berharap, kasus ini ditanggapi dengan serius dan pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. "Ya ingin saya pelaku ditangkap, diadili, biar ada kejelasan hukum. Cucu saya gimana masa depannya," ucapnya.

Kapolsek Kadudampit Ipda Suhendar membenarkan peristiwa tersebut. Saat ini, kasus tersebut masih ditangani Unit PPA Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota.

"Betul ada laporan dari orang tua korban serta sudah membuat LP dan dalam penanganan Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota," kata Suhendar.

5. 36 Siswa SD-SMP di Cianjur Keracunan Usai Santap MBG

Kasus dugaan keracunan usai menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) lagi-lagi terjadi di Kabupaten Cianjur. Kali ini, sebanyak 36 siswa dari SD dan SMP di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, mengalami pusing hingga muntah.

Informasi yang dihimpun detikJabar, kejadian tersebut bermula ketika siswa di SDN Salakawung dan SMP Budi Luhur menyantap MBG pada Kamis (11/9/2025) pagi.

Tidak lama kemudian, sejumlah siswa mengeluhkan mual, pusing, hingga akhirnya muntah-muntah.

Kapolsek Cugenang Kompol Usep Nurdin mengatakan ada 36 siswa mengalami gejala keracunan, terdiri dari 19 siswa berasal dari SDN Salakawung dan 17 siswa dari SMP Budi Luhur.

"Total 36 siswa yang mengalami gejala keracunan. Bahkan lima diantaranya dirujuk ke puskesmas," ujar dia, Kamis (11/9/2025).

Dia menuturkan, dari pemeriksaan sementara ada dua menu MBG yang diduga menjadi menyebabkan gejala keracunan, yakni nasi goreng dan telur bercampur saus.

"Ini harus dipertanyakan terkait kelayakan, apakah benar sesuai standar atau tidak. Karena itu kami perlu mendalami. Penyelidikan masih berjalan. Untuk memastikan apakah penyebabnya benar dari MBG atau faktor lain," katanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cugenang Alit Sulastri menyebut lima siswa yang dirawat terdiri dari empat siswa SDN Salakawung dan satu siswa SMP Budi Luhur. "Dua siswa dari SDN Salakawung sudah pulang, begitu juga yang satu siswa SMP Budi Luhur sudah pulang. Dua siswa lagi masih dalam perawatan. Sisanya ditangani langsung di lokasi," kata Alit.

Menurutnya, pihaknya sudah mengambil sampel makanan untuk diteliti lebih lanjut oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur. "Penyebab pastinya nanti akan ditentukan oleh tim kesehatan Dinkes. Kami hanya memastikan penanganan cepat terhadap para siswa yang terdampak," pungkasnya.

6. Gegara Bakar Sampah, 6 Rumah Hangus Terbakar-1 Orang Luka di Cianjur

Kebakaran terjadi di kawasan Puncak, tepatnya di Kampung Karangnunggal, Desa Gadog, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jumat (12/9/2025). Api menghanguskan enam rumah dan menyebabkan seorang warga mengalami luka bakar.

Informasi yang dihimpun detikJabar, kebakaran tersebut bermula ketika salah seorang warga membakar sampah di dekat rumahnya. Namun setelah ditinggalkan, api dari pembaaran tersebut menyambar ke bangunan di dekatnya.

Bangunan yang terdiri dari bahan mudar terbakar membuat api cepat membesar dan merambat ke bangunan lain di sekitarnya. "Informasinya berawal dari ada yang bakar sampah, kemudian ditinggalkan begitu saja sebelum padam. Apinya sampai ke bangunan rumah, sehingga kobaran api langsung membesar," kata Kepala Desa Gadog Miftahudin, Jumat (12/9/2025).

Menurut dia, warga sempat panik adanya kebakaran lantaran lokasi rumah yang terbakar berada di pemukiman padat. Bahkan tercatat ada enam rumah yang terbakar. "Lokasi kebakaran memang berada di pemukiman padat, sehingga cepat merambat ke bangunan lain yang tidak hanya dekat tapi menempel satu bangunan dengan bangunan lainnya," kata dia.

Selain menyebabkan enam bangunan terbakar, Miftah menyebut seorang warga juga mengalami luka bakar ringan lantaran tersambar api saat berusaha menyelamatkan barang berharga di dalam rumahnya. "Jadi warga tersebut berusaha masuk ke rumah yang sudah terbakar untuk menyelamatkan barang berharganya. Tapi malah tersambar api. Warga langsung evakuasi korban dan dilakukan penanganan medis oleh petugas," kata dia.

Kasi Pemadaman dan Penyelamatan Satpol PP dan Damkar Cianjur Budianto, mengatakan kobaran api berhasil dipadamkan setelah tiga jam penanganan dengan menerjunkan Sembilan petugas.

"Kendala penanganan karena lokasi di pemukiman padat dan banyak barang mudah terbakar sehingga kobaran api besar. Tapi setelah tiga jam berhasil dipadamkan. Untuk dugaan sementara kebakaran dipicu pembakaran sampah," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: PM Israel Benjamin Netanyahu Keracunan Makanan Basi"
[Gambas:Video 20detik]
(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads