Kala Kota Cimahi Jadi Tujuan Tunawisma dari Luar Daerah

Kala Kota Cimahi Jadi Tujuan Tunawisma dari Luar Daerah

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 05 Sep 2025 07:00 WIB
Tunawisma tidur di emperan toko di Cimahi
Tunawisma tidur di emperan toko di Cimahi. Foto: Whisnu Pradana
Cimahi -

Emperan toko dan pusat perbelanjaan Jalan Gandawijaya, Kota Cimahi, ternyata punya fungsi lain. Di malam hari, ruang-ruang beralas keramik itu berubah jadi tempat tidur dadakan para tunawisma.

Tak peduli permukaannya keras dan dingin, asal bisa merebahkan badan usai lelah bekerja serabutan tak jadi soal. Pastinya mereka sudah persiapan, membawa sarung, memakai jaket tebal, dan menghamparkan kardus sebagai alas tidur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala cuaca Cimahi sedang dingin-dinginnya di sepanjang bulan Agustus kemarin, tunawisma yang tidur di emperan toko dan titik lainnya di Kota Cimahi tak berkurang. Mereka tak punya pilihan kala menjalani kehidupan yang tak nyaman.

Berdasarkan penelusuran Dinas Sosial Kota Cimahi, mayoritas tunawisma yang berkeliaran di kota kecil itu berasal dari luar daerah. Sebut saja Indramayu, Cianjur, serta daerah lainnya.

ADVERTISEMENT

"Nah di Cimahi ini sebetulnya banyak tunawisma kiriman. Seperti yang banyak tidur di jalanan, terus di emperan toko, itu mereka kiriman dari luar Cimahi. Kalau orang Cimahinya cuma sedikit," kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial pada Dinas Sosial Kota Cimahi, Supijan Malik saat dikonfirmasi, Kamis (4/9/2025).

Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Sosial dan Satpol PP sebetulnya tak tinggal diam. Berkali-kali mereka melakukan penertiban, berkali-kali pula tunawisma itu kembali ke kehidupan jalanan.

"Jadi sebagian dari mereka itu ada yang mengoordinasi, jadi datang itu ada yang antar, pulang beberapa hari kemudian. Tujuannya ada yang cuma menjadi pengemis, berburu jumat berkah. Kalau yang sampai tidur itu mungkin bergerak sendiri, biasanya jadi pemulung," kata Supijan.

Rumah Singgah Khusus Warga Cimahi

Pemerintah Kota Cimahi bukan juga tak memikirkan nasib mereka. Dari sudut pandang kemanusiaan, saat ini pemerintah sedang membangun rumah singgah yang ditargetkan bisa beroperasi tahun 2026 mendatang.

"Jadi rumah singgah itu sedang dibangun, November 2025 mudah-mudahan selesai. Kemudian penambahan interior mungkin nanti di 2026, jadi belum bisa digunakan sekarang," kata Supijan.

Teknisnya, nanti tunawisma yang bakal diangkut untuk bisa tinggal sementara waktu di rumah singgah itu akan didata terlebih dahulu. Durasi tinggal di rumah singgah itu maksimal hanya tujuh hari.

"Jadi isinya memang yang terlantar sebetulnya, jadi seperti lansia. Nanti akan didata, kalau lansia akan dicarikan panti jompo buat selanjutnya. Lalau fakir miskin akan masuk program piloting rusunawa di Rancaekek dan 1 lagi saya lupa dimana. Tapi itu harus warga Cimahi, jadi kita profilling dulu," ujar Supijan.

Program yang disiapkan pemerintah untuk fakir miskin, anak jalanan, dan lansia terlantar sudah berjalan. Sementara buat mereka para tunawisma yang berasal dari luar daerah, biasanya akan didata lalu dipulangkan ke daerah asalnya.

"Ketika mereka mau kita pulangkan, itu sudah kita wanti-wanti jangan kesini lagi. Tapi kenyataannya justru kan balik lagi, ya karena mungkin penghidupannya dari situ," ujar Supijan.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads