Pulang ke Rumah, Ojol Umar Ceritakan Apa yang Terjadi di Malam Tragedi

Pulang ke Rumah, Ojol Umar Ceritakan Apa yang Terjadi di Malam Tragedi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 02 Sep 2025 08:42 WIB
Umar Amarudin (32), driver ojek online (ojol) asal Desa Cikidang, akhirnya pulang dan berkumpul kembali dengan keluarga besarnya pada Senin (1/9/2025) malam.
Umar Amarudin (32), driver ojek online (ojol) asal Desa Cikidang, akhirnya pulang dan berkumpul kembali dengan keluarga besarnya pada Senin (1/9/2025) malam. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Setelah menjalani perawatan intensif di RS Pelni Jakarta pasca insiden kericuhan aksi unjuk rasa, Moch. Umar Amarudin (32), driver ojek online (ojol) asal Desa Cikidang, akhirnya pulang dan berkumpul kembali dengan keluarga besarnya pada Senin (1/9/2025) malam.

Kedatangan Umar di rumahnya disambut Bupati Sukabumi Asep Japar, Kapolres Sukabumi AKBP Samian, dan Dandim 0622/Kabupaten Sukabumi Letkol Kav Andhi Ardana. Tim utusan Bupati menjemput Umar langsung dari Jakarta dan membawanya pulang ke Cikidang.

Suasana di rumah Umar penuh haru. Keluarga, tetangga, dan sahabat berkumpul untuk menyambutnya setelah hampir seminggu dirawat akibat luka serius yang dialaminya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di hadapan awak media, Umar menceritakan detik-detik saat dirinya menjadi korban dugaan kekerasan di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam. Ia mengaku tak pernah menduga perjalanannya mengantar orderan berujung pada pengalaman traumatis.

"Saat di lokasi itu saya sedang antar orderan, dari awal kejadian saya kan sedang narik. Setelah itu jam 18.00 WIB, salat dulu ke masjid. Habis salat, ternyata ada demo, masjid tempat saya salat itu dekat dengan lokasi demo. Begitu saya keluar, karena kan kalau namanya ojol kalau ada apapun, kecelakaan pun pasti terdepan, makanya saya lihat banyak banget gas air mata," kata Umar.

ADVERTISEMENT

Ia menuturkan, jaraknya dengan kerumunan pendemo sebenarnya cukup jauh. Namun, saat pembubaran terjadi, gas air mata menyebar ke arah tempatnya berdiri.

"Saya kena gas air mata saat itu, posisi saya dengan pendemo sangat jauh. Saya ditarik sama polisi habis itu dipukulin. Saya segera menjawab, 'Pak, saya ojek online, bukan pendemo, saya warga, bukan pendemo.' Tapi saya dipukulin, dipukulin lagi," ujarnya dengan suara bergetar.

Umar mencoba menyelamatkan diri dan berlari, namun bukannya berhenti, ia justru kembali dihajar.

"Saya lari, bukan menghindar ya, habis lari saya dihajar lagi sama polisi. Tiba-tiba ditanya oleh polisi, 'Kenapa kamu lari?' Lalu dihajar lagi oleh oknum tersebut. Saya pingsan, tahu-tahu sudah di rumah sakit," ungkapnya.

Akibat insiden itu, Umar mengalami luka di kepala, tangan, dan retakan di bagian dada. Meski dokter memastikan kondisinya stabil, proses pemulihan akan memakan waktu lebih lama.

"Saya luka di kepala, terus di tangan, terus di dada bagian depan ada yang retak patah, tapi kata dokter enggak apa-apa, cuma pemulihannya agak lama, jadi di rumah saja. Obat sama perlengkapan sudah lengkap, tanggal 9 nanti kontrol ke RS Pelni karena dokternya khusus," kata Umar.

Umar juga mengatakan, ia sudah tinggal di Jakarta sejak 2015 dan menggantungkan hidup sebagai driver ojol untuk menafkahi dirinya dan membantu keluarga di Sukabumi.

Kini, Umar memilih fokus pada proses pemulihan dan meminta doa dari semua pihak agar kondisinya segera membaik.

"Untuk saat ini saya fokus ke pemulihan, mohon doanya cepat sembuh. Buat teman-teman, kalau ada kerumunan mending hindari. Namanya musibah enggak ada di kalender, lebih baik jaga-jaga dan hindari," pesannya.

Keluarga Umar mengaku bersyukur atas dukungan pemerintah daerah, sesama driver ojol, dan warga Sukabumi yang terus memberi semangat untuk proses penyembuhan Umar.

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads