Pengurus Besar Paguyuban Pasundan (PB PP) kembali dipimpin Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si., untuk periode 2025-2030. Ia pun akan mengambil sejumlah langkah di kepengurusan barunya.
"Saya bersyukur kepada Allah, saya mendapat amanah ini dari sahabat-sahabat semua. Oleh karena itu ini adalah tugas yang tentu harus dijawab dengan berbagai program," ujar Didi dalam keterangan yang diterima, Senin (1/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didi berharap dalam perjalanannya diberikan kesehatan dan kekuatan agar bisa menjalankan amanah serta program yang akan digulirkan ke depan. Kerja keras pun akan dilakukan.
"Kami akan mencoba berjuang, bekerja keras sehingga apa yang diharapkan masyarakat, paling tidak mendekati apa yang menjadi tujuan, cita-cita organisasi Paguyuban Pasundan ini," ungkapnya.
Didi sendiri kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum PB PP pada Sawala Budaya ke-44 di Pangandaran, akhir pekan lalu. Prosesi penetapan sekaligus pengukuhan Ketua Umum ditandai dengan penyerahan bendera pataka sebagai simbol amanah organisasi.
Sawala Budaya ke-44 mengangkat tema 'Pageuh Dina Jati Diri - Jembar Dina Mangfaat Ngangkat Martabat Bangsa' yang dihadiri lebih dari 700 peserta dari pengurus cabang Paguyuban Pasundan seluruh wilayah Indonesia. Berbagai pihak dan pejabat juga hadir dalam kegiatan ini.
Didi mengatakan, Paguyuban Pasundan tak hanya menjadi wadah pelestarian budaya Sunda, tetapi juga harus hadir dalam menjawab tantangan kebangsaan, khususnya melawan kebodohan dan kemiskinan.
"Musuh kita adalah kebodohan dan kemiskinan. Cabang-cabang Paguyuban Pasundan memiliki sekolah yang membina anak-anak," ungkap Didi.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, H. TB. Ace Hasan Syadzily, menilai Paguyuban Pasundan memiliki peran besar dalam memperkuat ketahanan nasional.
"Intinya saya ingin menegaskan kembali bahwa Pasundan merupakan organisasi yang saya yakin akan menjadi kekuatan bagi upaya kita untuk terus memperkuat ketahanan nasional kita. Forum ini bukan hanya tempat musyawarah saja, tetapi juga mercusuar peradaban Sunda yang terus menyala disertai api kebangsaan Indonesia," ungkapnya.
Menurtnya, Paguyuban Pasundan adalah bagian dari denyut kebangsaan Indonesia, menjadi saksi perjuangan kemerdekaan sekaligus pengawal moralitas dan pendidikan kebangsaan.
Ace pun mengapresiasi Paguyuban Pasundan yang terus konsisten dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia dengan mendorong SDM unggul melalui lembaga-lembaga pendidikannya. "Sekaligus merawat kesundaan yang mengandung nilai luhur sebagai pondasi ketahanan nasional," katanya.
Mayjen (Purn) TB Hasanudin, selaku Dewan Pangaping PB Paguyuban Pasundan, menyampaikan Paguyuban Pasundan harus benar-benar konsisten dalam menjalankan fungsi dan amanahnya. "Dua hal yang harus terus dipegang teguh adalah memerangi kebodohan dan kemiskinan. Itu yang harus menjadi pokok bahasan dan pekerjaan ke depan," ujarnya.
Sementara itu, Wamendikdasmen Prof. Dr. Latif Latipulhayat, menekankan pentingnya peran Paguyuban Pasundan dalam dunia pendidikan. Ia mengingatkan sejarah perjuangan tiga tokoh besar Pasundan, yakni Otto Iskandardinata (Si Jalak Harupat), Ir. Djuanda, dan Prof. Mochtar Kusumaatmadja.
"Ir. Djuanda berhasil memperluas wilayah Indonesia hampir 50% tanpa kekerasan, melainkan dengan akal dan pikiran. Semangat ini harus kita teladani. Jawa Barat memang memiliki penduduk terbesar. Tapi angka putus sekolah masih tinggi dan jumlah guru masih kurang. Karena itu, kami ingin menggandeng Paguyuban Pasundan untuk bersama-sama memajukan pendidikan," ujarnya.
Menurutnya, perjuangan memberantas kebodohan dan kemiskinan merupakan tugas yang tidak pernah selesai. "Ini adalah perjuangan tanpa akhir," tutur Latif.
Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sistem Politik Internasional sekaligus Wakil Rektor III Universitas Pasundan, Prof. M. Budiana, juga menyampaikan refleksi mendalam terkait tantangan bangsa dan peran PP.
"Harapannya, saya selaku kader tentu punya harapan besar, punya mimpi besar PP apalagi di usia yang ke-112 tahun ini, lebih bisa menjawab tantangan zaman, lebih bisa menjawab masalah yang dari hari ke hari terus menjadi persoalan masyarakat, bangsa, dan negara," ungkapnya.
"Paguyuban Pasundan harus hadir di tengah-tengah persoalan bangsa, membantu negara, membantu pemerintah, dan membantu masyarakat. Semoga di bawah kepemimpinan Bapak Prof. Didi Turmudzi di periode 2025-2030 ini, Paguyuban Pasundan bisa berbuat lebih baik lagi, terutama dalam program besar organisasi yakni memerangi kemiskinan dan kebodohan," pungkas Budiana.
(orb/orb)