Polda Jabar: Kericuhan di Bandung Bukan Aksi Penyampaian Aspirasi

Polda Jabar: Kericuhan di Bandung Bukan Aksi Penyampaian Aspirasi

Bima Bagaskara - detikJabar
Minggu, 31 Agu 2025 19:14 WIB
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan (Foto: dok Polda Jabar).
Bandung -

Kepolisian Daerah Jawa Barat membeberkan perkembangan terbaru terkait kericuhan yang terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung dalam dua hari terakhir tepatnya pada Jumat (29/8) dan Sabtu (30/8) kemarin.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menjelaskan, secara rinci bagaimana aksi tersebut berlangsung, kerugian yang ditimbulkan, hingga proses penangkapan dan pembebasan sebagian orang yang diamankan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hendra menegaskan, bahwa apa yang terjadi dalam aksi demonstrasi dan berujung kericuhan di beberapa daerah bukan murni penyampaian aspirasi sebagaimana lazimnya unjuk rasa.

"Bahwa aspirasi ini hampir sama sekali tidak ada orasinya penyampaian pendapat. Tetapi tiba di lokasi pada umumnya langsung lempar-lempar, baik itu batu, kayu, maupun molotov. Ribuan molotov dari botol minuman keras dan juga benda-benda besi lainnya digunakan," ungkap Hendra di Mapolda Jabar, Minggu (31/8/2025).

ADVERTISEMENT

Kericuhan ini menimbulkan kerugian besar. Hendra menyebutkan, banyak kendaraan milik masyarakat hingga fasilitas publik yang jadi sasaran dan dirusak massa yang berbuat kericuhan.

"Ada 10 unit kendaraan roda dua milik masyarakat, pedagang, tukang parkir, bahkan ojek online yang terbakar. Satu unit mobil di depan DPRD juga terbakar. Belum lagi pos-pos pelayanan masyarakat, CCTV, dan traffic light yang dirusak," jelasnya.

147 Orang Diamankan, Puluhan Anak di Bawah Umur

Hendra menuturkan, dari kejadian kericuhan di Kota Bandung yakni di kawasan Jalan Diponegoro di depan Gedung Sate dan Kantor DPRD, ada 147 orang yang diamankan petugas. Dari jumlah itu, 110 orang merupakan orang dewasa dan 37 lainnya adalah anak di bawah umur.

"Usianya ada yang 16 tahun, 15 tahun, bahkan ada yang baru 13 tahun. Dari pendataan sementara, ada sekitar 11 orang berstatus pelajar, 5 pengangguran, dan beberapa swasta yang pekerjaannya belum jelas," paparnya.

147 orang itu diamankan petugas saat melakukan aksi selama dua hari dengan rincian 23 orang di tanggal 29 Agustus dan 124 orang di tanggal 30 Agustus. Untuk mereka yang diamankan di tanggal 29, Hendra menyebut pihaknya telah membebaskan yang bersangkutan.

"Kemudian pada hari ini kita telah melepaskan kurang lebih 23 orang dari pengamanan pada tanggal 29. Tanggal 29 ini kita amankan jumlahnya itu 23 yang dewasa 18 dan 5 anak. Ini sudah kita serahkan kepada orang tuanya," terang Hendra.

"Ada yang dijemput ke orang tuanya, ada dijemput saudaranya, ada juga by phone karena belum menghubungi karena keluarganya juga sudah tidak ada yang merawat, yang bersangkutan sehingga mungkin broken home, sehingga pelampiasan di tempat kerusuhan seperti ini," lanjutnya.

Selama berada di kantor polisi, Hendra memastikan para remaja tersebut justru mendapat perhatian dan pembinaan. 'Mereka kita rawat, kita berikan makanan, dan kita berikan perawatan kesehatan. Yang penting pembinaan ini masuk agar mereka tidak ikut terlibat lagi," katanya.

Polda Jabar, kata Hendra, berupaya transparan dalam menangani situasi yang terjadi saat ini agar masyarakat bisa memantau perkembangan. Adapun sisa dari orang-orang yang diamankan, akan menyusul untuk dipulangkan pada Senin (1/9) besok.

"Untuk sisanya, ada kurang lebih 124 orang lagi yang merupakan hasil pengamanan tanggal 30 dan 31 Agustus. Ada dua periode pengiriman dari lapangan jumlahnya 21 orang, lalu 62 orang, dan berikutnya 9 orang. Kami sedang lakukan pendataan dan pembinaan," ungkapnya.

Seruan untuk Orang Tua

Hendra menekankan pentingnya peran keluarga dalam mengawasi anak-anak, terutama karena mayoritas diamankan pada malam hingga dini hari. Dia mengharapkan setelah diberi pembinaan, mereka tidak lagi terlibat dalam aksi kericuhan.

"Posisi saat ini anak-anak diawasi betul keberadaannya. Apalagi banyak yang ditangkap pada pukul 9 malam sampai jam 3 dini hari. Peran orang tua sangat besar. Jangan sampai anak-anak kembali ikut bergabung, malah semakin beringas," tegasnya.

Hendra juga berpesan agar orang tua dan masyarakat ikut berperan membantu pembinaan terhadap anak-anak remaja sehingga peristiwa serupa tidak terulang.

"Apa yang kita lepaskan hari ini setelah diterima orang tuanya, harapan saya jangan ikutan lagi. Kalau bergabung lagi malah semakin beringas. Itu berarti pembinaan kita dan orang tua tidak berhasil. Ini harapan kita bersama agar Jawa Barat tetap kondusif," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Benda Purbakala di Museum Pemkab Kediri Hilang Dijarah"
[Gambas:Video 20detik]
(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads