Kesiapan Kota Bandung Hadapi Ancaman Sesar Lembang

Kesiapan Kota Bandung Hadapi Ancaman Sesar Lembang

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 27 Agu 2025 05:30 WIB
Alat Pemantau Ancaman Gerakan Tanah Zona Sesar Lembang Milik BRIN di atas Gunung Batu Lembang
Alat Pemantau Ancaman Gerakan Tanah Zona Sesar Lembang Milik BRIN di atas Gunung Batu Lembang. (Foto: Whisnu Pradana)
Bandung -

Wakil Wali Kota Erwin membeberkan kesiapan Kota Bandung dalam menghadapi ancaman potensi Sesar Lembang. Selain mitigasi yang disiapkan, Pemkot juga memastikan sudah punya peralatan memadai jika bencana itu suatu saat akan terjadi.

Ditemui wartawan, Erwin membeberkan bahwa ia punya usulan supaya ada penanggungjawab di kewilayahan yang bisa mengedukasi masyarakat. Personel itu pun dibutuhkan agar warga semakin terlatih ketika menghadapi potensi kebencanaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti kami akan latih RW, lurah, camat ini terkait penanggungjawabnya. Kebetulan kalau edukasi itu kan sudah dilaksanakan ya baik di tingkat SD, SMP, SMA, juga perusahaan, termasuk kemarin untuk di tingkat masyarakat bagaimana di saat mereka terkena bencana ini bisa langsung ditangani," katanya di Balai Kota Bandung, Selasa (26/8/2025).

Erwin memastikan, saat ini Kota Bandung sudah memiliki peralatan yang mumpuni untuk deteksi dini kegempaan. Alat itu salah satunya kata Erwin sudah diujicoba di Balai Kota Bandung yang terintegrasi sampai ke sekolah.

ADVERTISEMENT

"Seperti contoh salah satunya waktu kita di Balai Kota kemarin sudah terintegrasi. Kita tinggal pencet knop kontrolnya, itu sudah langsung terintegrasi di tiap sekolah, sampai ke tingkat kantor juga," ucapnya.

Selanjutnya, Erwin membeberkan sosialisasi soal potensi Sesar Lembang terus digencarkan ke masyarakat. Ia bahkan punya usul agar setiap rumah warga Kota Bandung bisa memasang stiker pengumuman bagaimana cara penyelamatan dini ketika terjadi kegempaan.

"Terus kalau yang di kewilayahan, yang secara bangunannya tidak mumpuni, itu mungkin ada bantuan terkait nanti kayak meja gitu. Meja itu untuk bantuan supaya warga bisa sembunyi. Malah saya menyarankan di rumah itu ditempel stiker cara mengatasi di saat ada bencana. Jadi masyarakat tahu tahapan-tahapan itu," ungkapnya.

Erwin tak luput mengingatkan masyarakat soal izin mendirikan bangunan (IMB) yang ia nilai banyak tidak sesuai. Sebab dari hasil temuannya, masih banyak rumah warga yang ternyata tidak sesuai dengan perizinan di awal.

"Pemukiman padat itu yang memang perlu kita perhatikan, karena secara struktur bangunan mereka masih kurang kuat. Kadang-kadang kan enggak punya IMB. Makanya saya mengimbau kepada masyarakat, kalah izinnya bangun 2 lantai, jangan dijadiin 4 lantai. Nah ini yang nanti berbahaya gitu. Nah tentunya kalau mengikuti dari ketentuan KDB, ya koofesien dasar bangunan, dari itu ya mungkin akan aman menurut saya," pungkasnya.

(ral/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads