.webp)
Ruas Jalan Kampung Parakanhonje (Parhon), Kelurahan Sukamajukaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya jadi saksi bisu kecelakaan maut. Suasana yang biasanya lengang mendadak mencekam ketika suara dentuman keras memecah keheningan.
Farhan (19), remaja asal Kampung Cibogor, Desa Cikadu, Kecamatan Cisayong, tergeletak tak bernyawa di atas aspal. Sepeda motor Honda Sonic yang ia kendarai ringsek tak berbentuk. Di depannya, sebuah bus Doa Ibu jurusan Tasik-Cikarang terhenti, kaca depannya pecah, lampu dan bumper bagian kanan hancur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi yang dihimpun, insiden maut itu terjadi sekitar pukul 22.30 WIB. Farhan saat itu melaju dari arah Tasikmalaya menuju Bandung, atau dari Tasik Kota menuju Cisayong. Sepeda motor yang dipacunya tanpa plat nomor, tanpa bodi plastik, dan dengan knalpot bising.
"Sepeda motor korban tanpa TNKB, motornya 'purutul' (tanpa bodi plastik) dan menggunakan kenalpot bising," kata Kasat Lantas Polres Tasikmalaya Kota, AKP Riki Kustiawan, Senin (25/8/2025).
Riki menduga, sesaat sebelum kejadian, laju motor Farhan cukup tinggi. Ketika memasuki jalur Parhon, nasib malang menimpanya.
"Kecepatan korban diduga cukup tinggi, kalau penyebab kecelakaan karena pengendara sepeda motor kurang berhati-hati mengantisipasi kondisi itu. Bus dan sepeda motor datang dari arah yang berlawanan," ujar Riki.
Benturan keras membuat tubuh Farhan terpental beberapa meter dari motor yang dikendarainya. Nyawanya tak terselamatkan.
Akibat kecelakaan ini, selain korban meninggal di tempat, sepeda motornya hancur total. Sementara bus bernomor polisi Z 7647 ME mengalami kerusakan di bagian depan.
"Kasus ini sudah kami tangani, kedua kendaraan sudah kami amankan untuk keperluan penyelidikan," pungkas Riki.
(dir/dir)
