Apa yang Dialami Pasien Saat Koma? Ini Ceritanya

Apa yang Dialami Pasien Saat Koma? Ini Ceritanya

Averus Kautsar - detikJabar
Minggu, 24 Agu 2025 05:00 WIB
Emergency Department: Doctors, Nurses and Paramedics Push Gurney / Stretcher with Seriously Injured Patient towards the Operating Room.
Ilustrasi pasien. Foto: Getty Images/gorodenkoff
Jakarta -

Sebuah unggahan viral di media sosial Threads mengungkap pengalaman orang-orang yang pernah mengalami koma. Meski tampak tenang dari luar, sebagian besar mengaku tidak memiliki pengalaman menyenangkan saat berada dalam kondisi itu.

Beberapa warganet menuturkan perasaan seolah berada di garis waktu berbeda, bertemu orang dari masa lalu, hingga mengalami mimpi yang aneh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya seperti terlempar ke ruang angkasa. Saya benar-benar diuji secara spiritual oleh seseorang atau sesuatu. Tapi saya bertahan. Rasanya seperti mimpi aneh yang tak ada habisnya, tapi nyata. Tapi saya berhasil," ucap salah satu netizen dikutip dari Daily Mail, Selasa (19/8/2025).

Pengalaman lain datang dari seseorang yang menjalani intubasi delapan hari.
"Koma itu sendiri terasa tanpa bobot. Saya diintubasi selama delapan hari dan enam hari pertama tidak ada ingatan sama sekali. Lalu, dua hari terakhir terasa aneh, tubuh saya mulai bangun sendiri. Saya bisa mendengar perawat bicara, musik yang diputar di atas ruangan, bahkan mulai bermimpi aneh melihat diri saya dari atas," katanya.

ADVERTISEMENT

Banyak orang juga mengaku masih bisa mendengar suara orang terdekat yang berbicara atau berdoa untuk mereka. Sebagian bahkan mendengar percakapan staf medis, meski tidak mampu memberikan respons.

Salah satu netizen menggambarkan kondisi itu sebagai kesadaran penuh dalam pikiran, namun tubuh sama sekali tidak bergerak.
"Satu-satunya hal yang saya ingat adalah mendengar perawat mengatakan kepada ibu saya bahwa saya tidak bisa mendengarnya, sementara saya berusaha memberi tahu bahwa saya bisa. Begitu bangun saya langsung bilang ke ibu bahwa saya mendengar setiap hari saat dia datang," ceritanya.

Kisah serupa juga dialami Martin Pistorius (49) dari Afrika Selatan. Ia pernah koma selama 12 tahun akibat tuberkulosis otak. Meski tubuhnya tidak berfungsi, ia tetap sadar dan bisa mendengar percakapan di sekitarnya.

"Saya bisa mendengar, melihat, dan memahami segalanya di sekitar saya, tapi saya sama sekali tidak punya kekuatan atau kendali atas apapun," ungkap Martin dikutip dari Mirror.

Ia menambahkan, "Bagi saya, perasaan tidak berdaya sepenuhnya itu mungkin adalah hal terburuk yang pernah saya alami, dan saya harap tidak akan pernah merasakannya lagi. Rasanya seperti kamu tidak benar-benar ada; setiap hal dalam hidupmu ditentukan oleh orang lain."

Secara medis, koma adalah kondisi tidak sadar ketika seseorang tidak responsif dan tidak bisa dibangunkan. Pada tahap ini, aktivitas otak sangat minimal sehingga pasien sering membutuhkan bantuan mesin untuk bernapas atau menelan.

Koma dapat terjadi akibat benturan kepala parah, stroke, atau kondisi medis lain. Selain itu, terdapat pula istilah "koma buatan" atau induced coma yang biasanya dilakukan dokter di ruang ICU. Tujuannya untuk melindungi otak dari kerusakan lebih lanjut, terutama setelah cedera kepala, kejang berkepanjangan, atau serangan jantung.

Durasi koma bervariasi, mulai dari hitungan hari, bulan, hingga bertahun-tahun, tergantung kondisi pasien dan penyebab yang mendasarinya.

Artikel ini telah tayang di detikHealth.

(avk/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads