Diintai Sesar Lembang, KBB-Cimahi Belum Punya Sistem Peringatan Dini

Diintai Sesar Lembang, KBB-Cimahi Belum Punya Sistem Peringatan Dini

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 22 Agu 2025 15:00 WIB
Alat Pemantau Ancaman Gerakan Tanah Zona Sesar Lembang Milik BRIN di atas Gunung Batu Lembang
Alat Pemantau Ancaman Gerakan Tanah Zona Sesar Lembang Milik BRIN di atas Gunung Batu Lembang. Foto: Whisnu Pradana
Bandung Barat -

Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi menjadi dua daerah di wilayah Bandung Raya yang berada di bawah ancaman Sesar atau Patahan Lembang. Semuanya mesti waspada.

Sayang, di kala Sesar Lembang yang sedang bergeliat aktivitasnya selama dua bulan belakangan belum dibarengi dengan kesiapan pemerintah daerah meminimalisir dampak guncangan gempa yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan riwayat kejadian yang dicatat BMKG, gempa akibat aktivitas Sesar Lembang yang mengguncang Bandung Raya diawali pada 29 Juni di Kota Cimahi. Kala itu gempa berkekuatan magnitudo 2,7 mengguncang.

Gempa selanjutnya terjadi pada 24 Juli 2025 dengan magnitudo 1,8. disusul dengan gempa bermagnitudo 2,1 pada 28 Juli 2025. Selanjutnya 14 Agustus 2025 dengan magnitudo 1,9 berpusat di Kabupaten Bandung. Pada 15 Agustus 2025 gempa mengguncang lagi dengan magnitudo 1,8. Kemudian terbaru gempa magnitudo 2,3 terjadi pada 19 Agustus 2025.

ADVERTISEMENT

Baik Cimahi dan Bandung Barat sama-sama belum punya Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini bencana alam. Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat, Meidi mengaku EWS sangat penting buat KBB.

"Bukan butuh lagi, tapi keharusan. EWS itu untuk peringatan dini setelah bencana, bukan cuma Sesar Lembang terjadi. Dari situ setidaknya bisa meminimalisir dampaknya," kata Meidi saat dikonfirmasi, Kamis (21/8/2025).

Idealnya semua kecamatan di Bandung Barat terpasang EWS. Namun sayang, demi pengadaan sistem itu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Sementara ini, pihaknya memilih meminta EWS ke Pemprov Jabar.

"Butuh anggaran kurang lebih Rp4,5 miliar sampai Rp5 miliar supaya 16 kecamatan di KBB ini dilengkapi EWS. Cuma kan anggaran itu tidak ada, makanya kita mengajukan ke Pemprov Jabar, sedang on process," kata Meidi.

Meidi mengaku saat ini Bandung Barat sedang dalam mode waspada menghadapi potensi bencana Sesar Lembang. Pihaknya meningkatkan mitigasi dan sosialisasi terhadap warga.

"Kita waspada, kemudian meningkatkan mitigasi kita. Kemarin kita lakukan pendampingan dan sosialisasi ke masyarakat," kata Meidi.

Serupa dengan Bandung Barat, Cimahi juga belum memiliki EWS. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fithriandy Kurniawan EWS yang bakal diadakan tahun depan pun untuk bencana banjir bandang.

"Kita enggak punya EWS, dan catatan bahwa tidak ada yang bisa memprediksi gempa. EWS yang akan kita punya juga buat banjir bandang," kata Fithriandy.

Di tengah ancaman Sesar Lembang, pihaknya mempertimbangkan opsi meningkatkan status siaga. Bukan cuma untuk gempa bumi, namun juga bencana hidrometeorologi.

"Kita akan menaikkan kesiapsiagaan satu level. Dari situ kita akan menyiagakan personel di lapangan. Nanti kita akan siagakan posko-posko juga," kata Fithriandy.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads