Wakil Wali Kota Bandung Erwin menegaskan komitmennya untuk memberantas masalah asusila. Belum lama ini, Pemkot Bandung menyegel sejumlah kamar apartemen setelah kedapatan digunakan sebagai tempat prostitusi.
Erwin mengatakan, selama turun ke lapangan, ia banyak menerima laporan bahwa ada generasi muda di Bandung telah terjerumus di pusaran asusila. Sayangnya, saat razia dilakukan, anak-anak muda itu kabur sebelum bisa diberi pembinaan.
Baca juga: Bisnis Kotor Open BO di Apartemen Bandung |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau yang kemarin, itu kita mendapat laporan dari berbagai kalangan soal masalah asusila. Malah ada yang di bawah umur juga, tapi kami kemarin tidak menemukan. Pas saya keliling, anak-anak itu masih banyak di situ. Cuma kabur pas lihat saya datang," kata Erwin, Kamis (21/8/2025).
Masalahnya kemudian, Erwin menemukan tidak hanya apartemen yang digunakan sebagai tempat prostitusi. Sejumlah indekos di Kota Bandung pun kerap jadi tempat pelampiasan maksiat yang punya modus berbagai macam.
"Ternyata kan juga banyak kos-kosan yang dipakai pijat, tapi tanda tanya karena bilangnya bukan hanya pijat saja. Tapi kan di, mohon maaf. Di dompet itu banyak kondom yang bikin kita curiga. Buat apa itu kondom. Walaupun bilangnya untuk suaminya, kalau dengan suaminya kayaknya enggak pakai kondom deh," ucap Erwin.
"Jadi kami akan terus bergerak berkeliling. Tapi memang ini jangan sampai bocor, karena kadang-kadang beberapa wilayah seperti kemarin itu infonya bocor sebelum kita razia. Pas kita ke sana udah kosong, udah enggak ada kayak miras, obat-obatan gitu," tambahnya.
Dari hasil razia belum lama ini, Erwin mengakui hukuman yang diberikan kepada para pelaku asusila masih bersifat peringatan. Mereka masih diberi kesempatan untuk tidak mengulangi perbutannya lagi di masa mendatang.
"Itu sebenarnya dua hukumannya yang paling berat, denda Rp50 juta, sama ditahan 3 bulan. Nah kemarin itu kan kita masih memberikan keringan untuk efek jera. Tapi kalau yang kedua kali, ya harus gede hukumannya. Sebagai ayah lah, sebagai bapaknya Bandung. Kan tentunya harus memberikan juga kasih sayang kepada orang-orang, walaupun mereka salah," bebernya.
Sementara, untuk penyedia prostitusi, Erwin memilih jalan yang berbeda. Tempat yang mereka gunakan seperti apartemen, langsung disegel agar menimbulkan efek jera.
"Penyedia tempatnya langsung disegel. Kita segel dulu sampai sidang kemarin lah. Tapi mungkin saya rasa juga mereka juga kapok lah ya. Kalau sampai ketahuan lagi nanti bisa ditutup kan. Tidak boleh lagi disewakan nanti kita larang seperti itu," tegasnya.
Karena kondisi itu lah, Erwin memastikan Pemkot Bandung takkan pandang bulu memberantas masalah prostitusi. Sebab bagi Erwin, masalah ini tak cukup selesai dengan razia, tapi juga diberi hukuman setimpal untuk efek jera.
"Ya serius lah pak. Makanya ini juga saya minta diskusi dengan anggota dewan bagaimana perda ini kita revisi sesuai regulasi. Supaya diberikan hukuman terberat menurut saya. Intinya, step by step kita lakukan perbaikan. Karena itu juga buat warga Bandung," pungkasnya.
(ral/iqk)