Cimahi Masuk Zona Merah Sesar Lembang, Waspada Dampak Kerusakan Maksimal

Cimahi Masuk Zona Merah Sesar Lembang, Waspada Dampak Kerusakan Maksimal

Whisnu Pradana - detikJabar
Rabu, 20 Agu 2025 15:00 WIB
Penampakan Gunung Batu yang jadi zona utama Sesar Lembang
Penampakan Gunung Batu yang jadi zona utama Sesar Lembangimg4067799Gunung Batu di Lembang (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)..Cimahi Masuk Zona Merah Sesar Lembang, Waspada Dampak Kerusakan Maksimal
Cimahi -

Empat gempa akibat peningkatan aktivitas seismik Sesar Lembang mengguncang Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung sejak Juni, Juli, serta Agustus 2025.

Gempa terakhir terjadi pada 19 Agustus 2025, sekitar pukul 11.41 WIB dengan magnitudo 2,3. Memang tak semua warga merasakan guncangan dengan skala intensitas II-III MMI dengan pusat gempat 9 kilometer Barat Laut Kota Cimahi, Jawa Barat pada kedalaman 10 kilometer.

Berdasarkan catatan BPBD Kota Cimahi, ada dua kejadian gempa yang mengguncang Cimahi hanya dalam sebulan. Berdasarkan kejadian tersebut, Kota Cimahi masuk zona merah Sesar Lembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut kajian, semua wilayah Kota Cimahi itu berisiko tinggi terdampak Sesar Lembang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fithriandy Kurniawan saat dikonfirmasi, Rabu (20/8/2025).

ADVERTISEMENT

Bila Sesar Lembang terjadi dengan magnitudo yang besar, diyakini bakal memberikan dampak kerusakan maksimal di wilayah Kota Cimahi. Berdasarkan dokumen Rencana Kontijensi Gempa Bumi Kota Cimahi, wilayah utara meliputi Kelurahan Citeureup, Cipageran, dan Cihanjuang hanya berjarak 3 kilometer dengan urat Sesar Lembang.

"Salah satu sebabnya karena pergerakan di garis sesar dekat Cimahi, besaran amplifikasinya bisa dua kali lipat lebih kuat ketimbang yang di urat sesarnya. Kerusakan bisa parah karena Cimahi ini karakter tanahnya bekas endapan danau Bandung purba," kata Fithriandy.

Meningkatnya aktivitas seismik Sesar Lembang tentunya membuat masyarakat resah. Emak-emak khawatir Sesar Lembang yang bergeliat lebih intens menyebabkan dampak masif bahkan korban jiwa.

"Jelas khawatir, apalagi gempa itu kan nggak bisa diprediksi. Khawatir ketika kita sedang di dalam rumah, dengan gempa besar bisa menyebabkan rumah runtuh dan ada korban," kata Dini, warga Leuwigajah.

Jadi Gempa Pembuka dan Pelepasan Energi

Kekhawatiran di balik meningkatnya aktivitas seismik Sesar Lembang ini, yaitu bisa menjadi pemicu atau gempa pembuka. Namun tak bisa diprediksi dengan pasti kapan dan seberapa kuat gempa yang bakal terjadi nantinya.

"Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka (fore shocks). Saya tidak katakan peningkatan aktivitas ini akan memicu gempa kuat, karena blm dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi," kata Direktur Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono.

"Tapi dari 3 tipe gempa, salah satu tipenya itu adalah gempa kuat yang didahului oleh aktivitas gempa pembuka," imbuhnya.

Daryono mengingatkan ancaman dampak Sesar Lembang. Mengacu pada peristiwa gempa Sesar Lembang di tahun 2011 lalu dengan magnitudo 3,3 namun mampu merusak ratusan rumah.

"Pada 2011, cuma dengan magnitudo 3,3 bisa merusak 103 rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat. Itu juga akibat pergerakan Sesar Lembang Segmen Cimeta. Gempa ini magnitudonya kecil tapi merusak karena hiposenter gempanya dangkal, tanahnya lunak. Itu akan makin berdampak jika struktur bangunannya lemah," kata Daryono.

Sementara Penyelidik Bumi Ahli Madya pada Badan Geologi, Supartoyo menduga bahwa rentetan kegempaan bermagnitudo kecil yang diyakini dari aktivitas Sesar Lembang kali ini merupakan fase peleoasan energi.

"Tren pelepasan energi ini pelan-pelan, cukup positif dibanding langsung melepaskan energi berkekuatan besar seperti di Cianjur," kata Supartoyo.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Update Gempa M 5,8 Poso: 2 Korban Meninggal Setelah Kritis"
[Gambas:Video 20detik]
(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads