Cisri Maryati masih menyimpan sebuah foto lama, ketika Raya yang kala itu berusia 14 bulan digendong ibunya. Wajah mungilnya tampak pucat, namun bidan desa itu ingat betul bagaimana bocah kecil tersebut sejak awal sudah mendapat perhatian medis dan bantuan dari desa.
"Sejak kecil, Raya memang BGM, Bawah Garis Merah. Berat badannya selalu terpantau saat datang ke posyandu," kata Cisri kepada detikJabar, Senin (18/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Cisri, kondisi Raya tidak pernah luput dari pengawasan. Bahkan sejak awal, pihak desa dan puskesmas telah berupaya memberikan bantuan, mulai dari susu, telur, ayam, hingga buah-buahan.
Raya juga sempat mendapat program pemberian makanan tambahan (PMT) lokal selama 60 hari, dan setiap 6 bulan sekali. Seperti anak-anak lainnya, ia pun menerima obat cacing.
"Terakhir Februari kemarin, Raya sudah dapat obat cacing," ujarnya.
Meski demikian, Cisri tak menampik ada kendala dari pihak keluarga. Beberapa kali upaya rujukan ke puskesmas tidak terealisasi.
"Waktu kita sarankan konsultasi dengan ahli gizi, jawaban ibunya selalu bilang enggak bisa, alasannya dilarang Mang Rizal (Rizaludin/nama lain ayah Raya)," ucapnya.
Padahal, kata Cisri, kondisi berat badan Raya yang tak kunjung naik membuatnya butuh pengawasan lebih lanjut. Cisri juga mengetahui ketika kemudian Raya dibawa relawan Rumah Teduh ke rumah sakit. Ia mendapat kabar langsung dari pihak relawan tentang kondisi Raya.
"Kami diberitahu, katanya sudah banyak cacing, kalau tidak salah sampai 1 kilogram. Awalnya kan keluhannya hanya batuk, pilek, sama demam, sehingga dokter puskesmas menganjurkan untuk dibawa ke spesialis anak," jelasnya.
Cisri juga mengaku kerap dibuat bingung, bantuan susu yang melimpah untuk Raya terkadang habis hanya kurang dari seminggu. Susu ibu bahkan bukan habis oleh Raya.
Dalam istilah medis, BGM atau Bawah Garis Merah berarti kondisi gizi buruk atau kurang gizi pada balita yang ditandai dengan berat badan anak berada di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS).
Kondisi inilah yang terus membayangi perjalanan hidup Raya, hingga akhirnya bocah tiga tahun itu berpulang dengan cerita getir yang kemudian viral.
(sya/orb)