Ponsel di Dasar Danau dan Damkar Kabupaten Bogor yang Tak Pernah Menolak

Ponsel di Dasar Danau dan Damkar Kabupaten Bogor yang Tak Pernah Menolak

Andry Haryanto - detikJabar
Jumat, 15 Agu 2025 18:16 WIB
Petugas Damkar Kabupaten bantu warga selamatkan handphone yang tenggelam di danau.
Petugas Damkar Kabupaten Bogor bantu selamatkan handphone warga yang tercebur di danau (Foto: dok Damkar Kabupaten Bogor).
Bogor -

Bagi Dinas Pemadam Kebakaran, tugas bukan hanya soal memadamkan api. Mereka ibarat kotak perkakas kehidupan. Di dalamnya ada palu, kunci, obeng, bahkan senter yang siap dipakai untuk situasi tak selalu sama dihadapi.

Kadang mereka memanjat atap untuk mengevakuasi kucing, kadang menuruni jurang demi menyelamatkan korban kecelakaan. Dan pada 8 Agustus 2025, mereka menyelam di danau demi mencari sebuah handphone.

Telepon yang masuk siang itu terdengar sederhana. Seorang perempuan meminta bantuan mengambil ponsel yang tercebur di danau perbatasan Kemang-Ciseeng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tim kita gercep tanpa konfirmasi panjang. Di kepala mereka, pokoknya membantu," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, saat ditemui di sela rapat paripurna DPRD Kabupaten Bogor, Jumat (15/8/2025).

ADVERTISEMENT

Awalnya, petugas bingung, apakah ini termasuk penyelamatan atau bukan. Namun, prinsip yang dipegang Yudi dan pasukannya jelas, layani dulu, tanya belakangan.

"Kita khawatir, kalau tidak kita bantu, kita tidak tahu apa yang akan dilakukan warga itu," ujarnya.

Sesampainya di lokasi, alasan di balik permintaan itu terbongkar. Perempuan tersebut baru saja bertengkar dengan pacarnya.

Sang perempuan menemukan pesan dari perempuan lain di ponsel sang pacar, lalu merebutnya dan dalam suasana emosi, melempar ponsel itu ke danau. Sang pacar pergi meninggalkannya.

"Dia bingung minta tolong ke siapa, akhirnya telepon Damkar," ujar Yudi.

Bagi Damkar, misi ini dijalankan layaknya penyelamatan korban manusia. Petugas mengenakan pakaian selam lengkap, menenteng tabung udara, lalu menyelam di air keruh untuk meraba dasar danau.

"Saya tidak berpikir itu cuma handphone. Yang saya pikirkan, apa jadinya kalau kami tidak melayani," kata Yudi.
"Tugas kami adalah melayani masyarakat, apa pun bentuknya," dia menambahkan.

Pengalaman serba-ada ini bukan yang pertama. Pernah, petugas Damkar bergerak cepat menuju rumah warga setelah menerima laporan ada ular.

Setibanya di lokasi, terungkap bahwa laporan itu datang dari seorang debt collector yang kesal karena orang yang ditagih tak mau keluar rumah.

"Ya, begitulah. Kadang kita jadi pintu terakhir tempat orang minta bantuan," ujarnya.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads