Mengikat Asa di Tebing Lidah Jeger: Cerita Pembentangan Bendera Raksasa

Kabupaten Bogor

Mengikat Asa di Tebing Lidah Jeger: Cerita Pembentangan Bendera Raksasa

Andry Haryanto - detikJabar
Minggu, 10 Agu 2025 17:30 WIB
Pembentangan bendera merah putih raksasa di Tebing Lidah Jeger, Bogor.
Pembentangan bendera merah putih raksasa di Tebing Lidah Jeger, (Bogor. Foto: Istimewa)
Bogor -

Sabtu sore, 9 Agustus 2025, hujan deras mengguyur Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Langit mendung, angin membawa hawa dingin yang merayap di sela-sela Tebing Lidah Jeger. Namun di balik cuaca murung itu, ada 35 pemanjat tebing yang menatap ke atas, menantang cuaca dengan satu tujuan, yaitu membentangkan bendera merah putih raksasa di tebing setinggi 120 meter.

Bendera itu bukan sembarangan. Panjangnya 80 meter, lebarnya 50 meter. "Sebesar setengah lapangan sepak bola," kata Ketua Federasi Panjang Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Bogor Trian Turangga saat berbincang dengan detikjabar, Minggu (10/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun alam punya rencana lain. Kondisi cuaca sehari sebelumnya yang menerpa Kabupaten Bogor, mau tidak mau membuat rencana yang telah matang disusun perlahan berubah. Alam, kata Trian, bukan untuk ditantang. Kendati demikian, dia tetap optimistis bendera merah putih berkibar di langit Bogor.

Guyuran hujan menyebabkan air meresap ke kain, membuatnya makin berat dan sulit dikendalikan. Di tengah perjuangan itu, terdengar kabar yang membuat semua menarik napas, bendera robek di beberapa titik, total sepanjang 20 meter.

ADVERTISEMENT

"Maaf mundur, karena hujan besar. Lalu kami evaluasi ulang, memastikan tidak licin. Safety diutamakan," kata Trian saat berbincang dengan Bupati Bogor Rudi Susmanto melalui telekonferensi.

Di bawah tebing, suasana berubah menjadi bengkel darurat. Tukang jahit lokal dipanggil tergesa-gesa. Jarum besar dan benang tebal menari di antara tali-tali yang lepas dari jahitannya. Sang penjahit berupaya sekuat tenaga menyatukan kembali robekan yang tadi terasa seperti pukulan telak.

Lutvi perwakilan Museum Rekor Indonesia (MURI) yang hadir mencatat setiap detail. "Pembentangan bendera terbesar di atas tebing. Kalau tertinggi, terbesar sudah ada. Kami menunggu dibentangkan," ujarnya.

Hingga pukul 13.55 WIB, 35 pemanjat masih berjibaku untuk membentangkan bendera merah putih. Pantauan dari teras tebing para pemanjat khusyuk perlahan menaikkan bendera.

Beberapa jam setelah upaya menaikkan bendera selesai, terdengar riuh dari para pemanjat, "Siap... siap... siap...," pekik salah seorang pemanjat yang disambut tepuk tangan hadirin yang menanti merah putih berkibar.

Bupati Bogor Rudi Susmanto melalui telekonferensi, suaranya mengalun di tengah riuhnya persiapan. Dia mengatakan apa yang dilalukan para pemanjat bukan sekadar seremoni belaka. Rudi saat itu ada di Leuwi Sadeng menghadiri kegiatan lain

"Saya berharap ini bukan hanya seremonial, tapi penghargaan setinggi-tingginya bagi pejuang yang telah mendahului kita. Kita tempatkan di tempat tertinggi, tempat terhormat," ujar Rudi.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads