Pilu Wiwin, Tinggal di Rumah Bilik yang Nyaris Ambruk di Jantung KBB

Pilu Wiwin, Tinggal di Rumah Bilik yang Nyaris Ambruk di Jantung KBB

Whisnu Pradana - detikJabar
Sabtu, 09 Agu 2025 06:31 WIB
Wiwin tinggal di rumah tidak layak huni yang sewaktu-waktu bisa ambruk di Padalarang
Wiwin tinggal di rumah tidak layak huni yang sewaktu-waktu bisa ambruk di Padalarang (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Bandung Barat -

Rumah berbilik bambu di atas bukit Kampung Cihampelas, RT 05/RW 01, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat itu masih sanggup berdiri, namun entah berapa lama lagi.

Wiwin Sunarti (48), sedang duduk di teras rumah tak layak huni itu. Sorot matanya memancarkan kesedihan, namun bertolak belakang dengan senyum di wajahnya seolah berkata ia tak apa-apa.

Bangunan itu sebetulnya tak pantas juga disebut rumah. Bagian dapur sudah miring bahkan nyaris roboh, cuma ada dua ruangan yang disekat bilik namun sama-sama berfungsi sebagai kamar. Satu buat sang anak dan satu buat dirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantai rumahnya bukan keramik, tapi papan kayu. Bagian belakang rumah itu biliknya sudah bolong. Jika hujan, otomatis air yang tertiup angin bakal masuk. Belum lagi bocor dari bagian atap, yang membuat lantainya juga selalu kebasahan.

Wiwin sudah tinggal 20 tahun lebih di rumah itu. Dulu ada 5 orang penghuninya, namun kini cuma 2 orang setelah suami dan dua anaknya lebih dulu menghadap sang pencipta beberapa tahun lalu.

ADVERTISEMENT

"Ya begini kondisi rumahnya, tinggal tunggu roboh sepertinya. Kebetulan cuma tunggal berdua sama anak," kata Wiwin sembari tersenyum getir ketika ditemui, Jumat (8/8/2025).

Jangankan kepikiran buat merenovasi rumahnya, buat makan sehari-hari pun sudah sangat sulit. Sebagai single parent, ia cuma seorang janda pekerja serabutan tanpa penghasilan menentu. Beruntung anak satu-satunya yang tersisa kini sudah lulus sekolah.

"Ya kerjanya serabutan, kadang bantu apa saja di rumah saudara sama tetangga. Paling penting ada buat makan, kalau enggak ada ya kadang dikasih tetangga," kata Wiwin.

Rumah peninggalan suaminya itu juga sebetulnya baru punya kamar mandi beberapa bulan lalu. Setelah dibangunkan oleh perangkat desa setempat sekaligus memberi bantuan air buatnya.

"Biasanya ke wc umum di sini, soalnya enggak punya kamar mandi sebelumnya. Kata saya juga, rumahnya tinggal nunggu ambruk," kata Wiwin.

Ia setidaknya kini bisa sedikit berbahagia, pasalnya rumah tersebut bakal direnovasi oleh pemerintah daerah dibantu oleh Raffi Ahmad. Meskipun perlu waktu bertahun-tahun agar rumah itu tersentuh perbaikan, padahal jaraknya tal terlalu jauh dari Kantor Bupati Bandung Barat. Ia senang, tak kuasa menahan air mata yang akhirnya jatuh ke tanah merah di depan rumahnya.

"Alhamdulillah tadi didatangi sama Pak Bupati dan Pak Raffi Ahmad, katanya rumahnya mau diperbaiki," kata Wiwin.

Raffi Ahmad datang dalam kapasitasnya sebagai Utusan Khusus Presiden. Tak cuma memperbaiki rumah Wiwin agar lebih layak ditinggali, ia juga memberikan modal Rp10 juta buat Wiwin membuka usaha.

"Jadi hari ini, kita perbaiki rumah ibu Wiwin, kondisinya memang memprihatinkan. Supaya rumahnya bisa lebih layak dan nyaman ditinggali," kata Raffi.

Disinggung soal peran pemerintah daerah agar banyak menemukan warga yang membutuhkan uluran tangan, Raffi menyebut hal itu juga sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

"Ya sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo, pemerintah harus banyak membantu rakyat kecil. Apapun caranya, tentu program harus berpihak pada masyarakat," ujar Raffi.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads